2.5 Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dihindarkan
1. Riwayat Obstetri
2. Umur
3. Paritas
4. Atonia Uteri
5. Retensio Plasenta
2.6 Penatalaksanaan Perdarahan Pasca Persalinan
Dalam persalinan yang bersih dan aman, manajemen aktif kala III seharusnya sudah merupakan prosedur standar dalam upaya untuk pemecahan perdarahan
persalinan. 2.6.1
Atonia Uteri Pada Atonia Uteri uterus gagal berkontraks dengan baik setelah persalinan.
Penanganannya adalah: a.
Teruskan pemijatan uterus b.
Oksitosin dapat diberikan bersamaan atau berurutan Tabel 2.2
JENIS DAN CARA
OKSITOSIN ERGOMETRIN MISOPROSTOL
Dosis dan cara pemberian awal
I.V.Infus 20 unit dalam 1 liter
larutan garam fisiologis dengan
60 tetesan permenit I.M 10
unit Oksitosin I.V dan 2
secara perlahan : 0,2 mg
Oral 600mcg atau rectal 400mach
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Dosisi lanjutan I.V Infus 20 unit
dalam liter larutan garam fisiologis
dengan 40 tetesanmenit
Ulangi I.M setelah 15 menit. Jika
masih diperlukan beri I.M dan I.V
setiap 2-4 jam 400 mcg 2-4 jam
setelah dosis awal
Dosisi maksimalhari
Tidak lebih dari 3 liter larutan dengan
oksitosin Total 1 mg atau 5
dosisi Total 1200 mcg
atau 3 dosisi
Indikasi kontra atau hati-hati
Tidak boleh memberi I.V
secara cepat atau bolus
Preeklampsia, vitium kordis,
hipertensi Nyeri kontraksi
asma
Sumber: Saifuddin, 2002
c. Prostaglandin tidak diberikan berurutan karena dapat berakibat fatal
d. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja Atonia Uteri
e. Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan lakukan transfusi sesuai kebutuhan
f. Jika perdahan terus berlangsung:
1. Pastikan plasenta lahir lengkap.
2. Jika terdapat tanda-tanda sisa plasenta tidak adanya bagian permukaan
maternal atau robeknya membran dengan pembuluh darah, keluarkan sisa plasenta tersebut.
3. Lakukan uji pembekuan darah sederahana. Kegagalan terbentuknya
pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya bekuan darah yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
g. Jika perdarahan terus berlangsung dan semua tindakan diatas sudah dilakukan,
lakukan Kompresi Bimanual Internal dan Eksternal serta Kompresi Aorta Abdominalis.
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
h. Jika perdarahan terus berlangsung setelah di lakukan kompresi:
1. Lakukan Ligasi Arteri Uterina dan Ovarika
2. Lakukan histerektomi jika terjadi perdarahan yang mengancam jiwa setelah
ligasi i.
Tamponade uterus merupakan tindakan yang tidak bermanfaat dan membuang waktu yang berharga.
2.6.2 Robekan Serviks Vagina dan Perinium
Robekan jalan lahir merupakan penyebab ke dua tersering dari Perdarahan Pasca Persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
Pasca Persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina.
a. Periksalah dengan seksama dan perbaiki robekan pada serviks atau vagina dan
perenium b.
Lakukan uji pembekuan darah sederhana jika perdarahan terus berlangsung. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya
bekuan darah yang dapat pecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
2.6.3 Retensio Plasenta
Plasenta atau bagian-bagiannya dapat tetap berada dalam uterus setelah bayi lahir.
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
a. Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan, jika anda
merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut. Pastikan kandung kemih kosong. Jika diperlukan, lakukan kateterisasi kandung kemih.
b. Jika plasenta belum keluar, berikan oksitosin 10 unit I.M jika belum
dilakukan pada penanganan aktif kala III. Jangan berikan ergometrin, karena dapat menyebabkan kontraksi uterus yang tonik, bisa memperlambat
pengeluaran plasenta. c.
Jika plasenta belum dilahirkan 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi lakukan penarikan tali pusat terkendali.
Catatan : Hindari penarikan tali pusat dan penekanan fundus yang terlalu kuat karena dapat menyebabkan inversio uterus.
d. Jika kontraksi tali pusat belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
Catatan : Plasenta yang melekat dengan kuat merupakan plasenta akreta. Usaha untuk melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat
mengakibatkan perdarahan berat atau perporsi uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan histerektomi.
e. Jika perdarahan berlangsung, lakukan uji pembekukan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah setelah 7 menit atau adanya
bekuan darah yang dapat dipecah dengan mudah menunjukkan adanya koagulopati.
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
f. Jika ada tanda-tanda infeksi demam, secret vagina berbau berikan anti biotika untuk metritis.
2.6.4 Sisa Plasenta
Mungkin saja tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta. Satu bagian dari plasenta atau lebih lobus tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara
efektif. a.
Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta, untuk mencari sisa plasenta eksplorasi manual uterus menggunakan tehnik yang digunakan
untuk mengeluarkan plasenta yang tidak keluar. b.
Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum atau karet besar 2.6.5
Inversi Uterus Uterus dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat
melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya dilakukan segera. Dengan berjalannya waktu, lingkaran kontraksi disekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus
akan terisi darah. a.
Jika ibu sangat kesakitan, berikan petidin 1 mgkg BB tetapi jangan lebih dari 100 mg I.M atau I.V secara perlahan atau berikan morfin 0,1 mgkg BB I.M.
Catatan : Jangan berikan oksitosin sampai inversio telah direposisi. b.
Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekukan darah dengan menggunakan uji pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
bekuan darah setelah 7 menit atau terbentuknya bekuan darah yang lunak yang mudah hancur menunjukan adanya kemungkinan koagulopati.
c. Berikan antibiotika profikasis dosis tunggal setelah mereposisi uterus:
1. Ampisilin 2 g I.V ditambah Metronidazol 500 mg I.V atau sefazolin I gI.V
2. Jika ada tanda-tanda infeksi demam, sekret vagina berbau, berikan anti
biotika untuk metritis. 3.
Jika dicurigai terjadi nekrosis, lakukan histerektomi vagina. Hal ini mungkin membutuhkan rujukan kepuasan pelayanan kesehatan tersier.
2.7 Perdarahan Pasca Persalinan Tertunda