4.3 Analisis Bivariat Hubungan antara Karakteristik Responden dengan
Perdarahan Pasca Persalinan
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara faktor resiko variabel independen dengan perdarahan pasca persalinan variabel
dependent di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan uji Chi-Square
dengan nilai
α = 0,05.
4.3.1 Hubungan Umur dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan kelompok umur ibu yang bersalin dengan Perdarahan Pasca Persalinan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Umur Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Umur n
N X
2
p Value OR
CI 95
20 thn35 18
50,0 44
61,1 20-35
18 50,0 28 38,9 Total
36 100,0 72 100,0 1,212
0,271 0,636
0,284-1,426
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa ibu bersalin pada kelompok kasus, umur 20 dan 35 tahun jumlahnya sama dengan kelompok umur
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
20 – 35 tahun yaitu masing-masing 18 responden50. Sedangkan untuk kelompok kontrol pada kelompok umur 20 dan 35 tahun jumlahnya lebih besar 61,1
dibanding dengan kelompok umur antara 20 – 35 tahun 38,9. Hasil uji statistik
Chi-Square dengan nilai X
2
= 1,212 dan p Value adalah 0,271, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara umur ibu bersalin
dengan pendarahan pasca persalinan. Dengan nilai OR = 0,636, artinya resiko untuk
mengalami perdarahan pasca persalinan pada kelompok umur 20 tahun dan kelompok umur 35 tahun adalah 0,636 kali lebih besar dibandingkan dengan
kelompok umur antara 20-35 tahun.
4.3.2 Hubungan Paritas dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan paritas responden yang bersalin dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Paritas Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Paritas n
N X
2
p Value OR
CI 95
1 dan 4 anak 22 61,1 22 30,6
1 – 3 anak 14 38,9 50 59,3
Total 36 100,0 72 100,0
9,281 0,002
3,571 1,547 – 8,247
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa Berdasarkan paritas maka pada kelompok kasus 61,1 responden dengan paritas 1 dan 4, dan 38,9 dengan
paritas1-3, sedangkan pada kelompok kontrol 30,6 responden dengan paritas 1
dan 4, dan 59,3 dengan paritas 1-3. Hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai X
2
= 9,281 dan p Value adalah 0,002, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan
hubungan yang signifikan antara paritas dengan perdarahan pasca persalinan. Dengan
nilai OR = 3,571, artinya resiko untuk mengalami perdarahan pasca persalinan pada
ibu dengan paritas 1 dan 4 anak adalah 3,571 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas 1-3.
4.3.3 Hubungan Pendidikan dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan pendidikan responden yang bersalin dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Pendidikan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Pendidikan n n
X
2
p Value OR
CI 95
SMP ke bawah 22
61,1 40
55,6 SMA
keatas 14 38,9 32 44,4
Total 36 100,0 72 100,0
0,303 0,582
1,257 0,556 – 2,842
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Berdasarkan tabel 4.5 di atas pada kelompok kasus terlihat bahwa 22 responden 61,1 adalah berpendidikan SMP ke bawah dan 14 responden 38,9
berpendidikan SMA ke atas, sedangkan pada kelompok kontrol yang berpendidikan SMP ke bawah sebanyak 40 responden 55,6dan 32 responden 44,4 yang
berpendidikan SMA ke atas.
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X
2
= 0,303 dan p Value adalah 0,582, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan hubungan yang tidak
signifikan antara pendidikan ibu bersalin dengan pendarahan pasca persalinan.
Dengan nilai OR = 1,257, artinya resiko untuk mengalami perdarahan pasca
persalinan pada kelompok ibu yang berpendidikan SMP ke bawah adalah 1,257 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok ibu yang berpendidikan SMA ke atas.
4.3.4 Hubungan Jarak Antar Kelahiran dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan Jarak Antar Kelahiran dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Jarak Antar Kelahiran Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Jarak Antar Kelahiran
n N
X
2
p Value OR
CI 95
≤ 2 tahun 24 66,7 28 38,9
2 tahun 12 33,3 44 61,1
Total 36 100,0 72 100,0
7,4183 0,006
3,143 1,358 – 7,7276
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Berdasarkan tabel 4.6 di atas terlihat bahwa jarak antar
kelahiran menunjukkan bahwa sebanyak 24 responden 66,7 pada kelompok kasus
mempunyai jarak antar kelahiran 2 tahun dan 12 responden 33,3 mempunyai jarak antar kelahiran adalah 2 tahun. Sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak
28 responden 38,9 mempunyai jarak antar kelahiran 2 tahun dan 44 responden 61,1 mempunyai jarak antar kelahiran adalah 2 tahun.
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X
2
= 7,418 dan p Value adalah 0,006, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan hubungan yang
signifikan antara jarak antar kelahiran dengan perdarahan pasca persalinan. Dengan
nilai OR = 3,143, artinya resiko untuk mengalami perdarahan pasca persalinan pada
pada ibu yang mempunyai jarak antar kelahiran 2 tahun adalah 3,143 kali lebih besar dibandingkan dengan yang mepunyai jarak antara kelahiran 2 tahun.
4.3.5 Hubungan Riwayat Persalinan dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan Riwayat Persalinan dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Riwayat Persalinan Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Riwayat Persalinan
n N
X
2
p Value OR
CI 95
Dengan Tindakan 25 69,4 22 30,6
Spontan 11 30,6 50 69,4
Total 36 100,0 72 100,0
14,767 0,000
5,165 2,167 – 12,311
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa kelompok kassus dengan riwayat persalinan 25 responden 69,4 persalinan dengan tindakan dan persalinan secara
spontan 11 responden 30,6. Sedangkan pada kelompok kontrol 22 responden 30,6 mengalami persalinan dan 50 responden 69,4 dengan persalinan spontan.
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X
2
= 14,767 dan p Value adalah 0,000, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan hubungan yang
signifikan antara riwayat persalinan dengan perdarahan pasca persalinan. Dengan
nilai OR = 5,165, artinya resiko untuk mengalami perdarahan pasca persalinan pada
ibu yang mempunyai riwayat persalinan dengan tindakan adalah 5,165 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang mempunyai riwayat persalinan secara spontan.
4.3.6 Hubungan Anemia dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan Anemia dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tebal berikut:
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Anemia Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Anemia N N
X
2
p Value OR
CI 95
Hb 11gr 24 66,7 38 52,8
Hb 11gr 12 33,3 34 47,2
Total 36 100,0 72 100,0
1,893 0,169
1,789 0,778 – 4,117
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa karakteristik ibu menurut anemia menunjukkan bahwa pada kelompok kasus sebanyak 24 responden 66,7 memiliki
Hb 11 gr dan 12 responden 33,3 memiliki Hb 11 gr, sedangkan pada kelompok kontrol, sebanyak 38 responden 52,8 memiliki Hb 11 gr dan 34
responden 47,2 memiliki Hb 11 gr. Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh
nilai X
2
= 1,893 dan p Value adalah 0,169, yang berarti nilai p Value 0,05
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan antara anemia dengan pendarahan
pasca persalinan. Dengan nilai OR = 1,789, artinya resiko untuk mengalami
perdarahan pasca persalinan pada ibu yang memiliki HB 11 gr adalah 1,789 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki Hb 11 gr.
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
4.3.7 Hubungan Kunjungan Antenatal dengan Perdarahan Pasca Persalinan
Hubungan Kunjungan Antenatal dengan Perdarahan Pasca Persalinan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Ibu Bersalin Terhadap Perdarahan Pasca Persalinan
Berdasarkan Variabel Kunjungan Antenatal Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007
Persalinan Kasus Kontrol
Kunjungan Antenatal
N N X
2
p Value OR
CI 95
K1 dan K4= 4 27 75,0 24 33,3
K1 dan K4 = 4 9 25,0 48 66,7
Total 36 100,0 72 100,0
16,718 0,000
6,000 2,441 –
14,751
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada kelompok kasus kunjungan antenatal, sebanyak 27 responden 75 adalah K1 dan K4 adalah 4 kali kunjungan
dan 9 responden 25 melakukan kunjungan natenatal K1 dan K4 4 kali kunjungan. Sementara pada kelompok kontrol, K1 dan K4 4 kali 24 responden
33,3 dan 48 responden 66,7 melakukan K1 dan K4 4 kali kunjungan.
Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai X
2
= 16,7187 dan p Value adalah 0,000, yang berarti nilai p Value 0,05 menunjukkan hubungan yang
signifikan antara kunjungan antenatal dengan perdarahan pasca persalinan. Dengan
nilai OR = 6,000, artinya resiko untuk mengalami perdarahan pasca persalinan pada
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
pada ibu yang melakukan kunjungan antenatal K1 dan K4 = 4 adalah 6 kali lebih besar dibandingkan dengan kunjungan antenatal K1 dan K4 = 4 kali.
SURYANI : HUBUNGAN KRAKTERISTIK IBU BERSALIN DAN ANTENATAL CARE DENGAN PERDARAHAN PASCA PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. PIRNGADI TAHUN 2007, 200.8
BAB 5 PEMBAHASAN