Hubungan Kepadatan Hunian dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru Hubungan Ventilasi dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru Hubungan Pencahayaan Sinar Matahari dengan Pencegahan Potensi Penularan

lxxxii

5.1.3 Hubungan Sikap dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru

Sikap mempunyai hubungan yang signifikan dengan potensi penularan TB Paru dimana nilai value 0,05 0,000 dan nilai OR sebesar 3,1 artinya potensi penularan TB Paru 3,1 kali lebih besar pada yang bersikap kurang. Penelitian Depkes RI 2004 menyatakan bahwa sikap masyarakat pedesaan dalam pencarian pengobatan TB Paru lebih rendah dibanding dengan masyarakat perkotaan. Intervensi dalam rangka merubah sikap masyarakat yang kurang mendukung menjadi sikap yang mendukung dapat dilakukan sejalan dengan upaya peningkatan pengetahuan masyarakat melalui media penyuluhan promosi kesehatan yang melibatkan peran serta aktif masyarakat termasuk tokoh masyarakat, tokoh agama dan organisasi swadaya masyarakat LSM serta organisasi kepemudaan.

5.2. Faktor Enabling

5.2.1. Hubungan Kepadatan Hunian dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru

Kepadatan hunian mempunyai hubungan yang signifikan dengan potensi penularan TB Paru dimana nilai value 0,05 0,000 dan nilai OR sebesar 3,3 artinya potensi penularan TB Paru 3,3 kali lebih besar pada kepadatan hunian yang kurang. Kepadatan hunian akan memudahkan terjadinya penularan penyakit TB Paru di dalam rumah tangga. Bila dalam satu rumah tangga terdapat satu orang penderita TB Paru aktif dan tidak diobati secara benar maka akan menginfeksi anggota keluarga terutama lxxxiii kelompok yang rentan seperti bayi dan balita, semakin padat huni suatu rumah tangga maka semakin besar resiko penularan.

5.2.2. Hubungan Ventilasi dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru

Ventilasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan potensi penularan TB Paru dimana nilai value 0,05 0,000 dan nilai OR sebesar 2,4 artinya potensi penularan TB Paru 2,4 kali lebih besar pada ventilasi yang kurang. Rumah yang gelap dan lembab dapat mengganggu sistem penghawaan dan udara segar ke dalam rumah, kondisi lingkungan udara yang bersih dan berdebu akan menunjang dekontaminasi udara di rumah tersebut. Udara yang bersih merupakan komponen utama didalam rumah yang sangat diperlukan oleh manusia untuk hidup secara sehat untuk itu luas ventilasi alamiah yang permanen seharusnya di rancang 10 dari luas lantai Depkes RI, 1999. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sumarjo 2004, di Kabupaten Banjarnegara mendapatkan bahwa ada hubungan ventilasi rumah dengan kejadian TB Paru OR 6,176 dan p=0,003. Kegiatan intervensi yang dilakukan meningkatkan penyuluhan tentang rumah sehat di kalangan penderita TB Paru dan lebih memperhatikan kebersihan rumah dan lingkungan.

5.2.3. Hubungan Pencahayaan Sinar Matahari dengan Pencegahan Potensi Penularan

TB Paru lxxxiv Pencahayaan sinar matahari mempunyai hubungan yang signifikan dengan potensi penularan TB Paru dimana nilai value 0,05 0,000 dan nilai OR sebesar 5,9 artinya potensi penularan TB Paru 5,9 kali lebih besar pada pencahayaan yang kurang. Hal ini disebabkan karena sinar matahari dapat membunuh basil TB, sehigga tidak ada kesempatan terjadi infeksi kembali pada penderita yang menghuni rumah tersebut. Transmisi penularan TB Paru umumnya terjadi di ruangan, dimana droplet nuclei dapat tinggal dalam udara untuk waktu yang lama. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena kuman kuman TB yang dikeluarkan oleh penderita yang ada di dalam ruangan dapat mati karena terkena sinar matahari langsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Musadad 2002, di Kabupaten Tangerang bahwa masuknya sinar matahari langsung kedalam rumah berhubungan secara bermakna dengan kejadian penularan TB Paru kontak serumah dengan nilai OR=3,50. Kegiatan intervensi yang dilakukan adalah penyuluhan perihal pentingnya ventilasi rumah dalam mencegah potensi penularan TB paru di masyarakat, membiasakan diri untuk membuka jendela di pagi hari sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat masuk kedalam rumah secara langsung terutama pada keluarga penderita TB paru agar tidak meluas dan menularkan kepada orang lain.

5.2.4. Hubungan Lantai Rumah dengan Pencegahan Potensi Penularan TB Paru