PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah MANFAAT PENELITIAN DEFINISI EMPIEMA EPIDEMIOLOGI EMPIEMA

1.2. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

a. Bagaimana gambaran pola kuman dari empiema di Bagian Paru RSUP H Adam Malik Medan b. Bagaimana gambaran hasil uji kepekaan terhadap beberapa jenis antibiotika dari kuman yang ditemukan. c. Bagaimana hubungan antara penyakit dasar dengan jenis kuman yang ditemukan. 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Umum a. Mengetahui pola kuman dari empiema di Bagian Paru RSUP H Adam Malik Medan b. Mengetahui kepekaan terhadap beberapa jenis antibiotika dari kuman yang ditemukan.

1.3.2. Tujuan Khusus

Mengetahui hubungan antara penyakit dasar dengan jenis kuman yang ditemukan

1.4. MANFAAT PENELITIAN

a. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui gambaran pola kuman dari empiema di Bagian Paru RSUP H Adam Malik Medan. 6 Setia Putra TariganL: Pola Kuman dan Uji Kepekaan dari Empiema di RSUP. H. Adam Malik Medan. USU e-Repository © 2008. b. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui kepekaan kuman terhadap antibiotika, yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk pemberian antibiotika secara empiris sebelum hasil pemeriksaan yang sesungguhnya didapatkan. 7 Setia Putra TariganL: Pola Kuman dan Uji Kepekaan dari Empiema di RSUP. H. Adam Malik Medan. USU e-Repository © 2008. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI EMPIEMA

Empiema dapat didefenisikan sebagai pus atau nanah di rongga pleura dengan karakteristik Bj 1,018, lekosit 500mm 3 atau protein 2,5 grdl. Pendapat lain mendefenisikan empiema sebagai cairan pleura dengan kultur bakteri positif atau lekosit 15000mm 3 dengan protein 3 grdl. 4 Mense mendefenisikan empiema sebagai cairan pleura dengan memenuhi salah satu kriteria dibawah ini yaitu : 1. Didapat organismekuman pada kultur cairan pleura atau pada pewarnaan Gram. 2. Cairan berbentuk pus. 3. Analisa cairan pleura didapat pH 7,10 dengan LDH 1000 IUL atau dengan glukosa 40 mgdl. 1

2.2. EPIDEMIOLOGI EMPIEMA

Empiema telah dikenal sejak lebih kurang 500 tahun sebelum Masehi, dan pada zaman itu Hippocrates merekomendasikan penanganan empiema dengan open drainage. Pada tahun 1876, Hewitt memperkenalkan closed drainage untuk penanganan empiema dengan menggunakan selang karet yang dimasukkan ke rongga dada dengan menggunakan kanul. Selang karet tersebut dihubungkan dengan water seal. Pada masa inilah pertama sekali diperkenalkan water seal. 8 Setia Putra TariganL: Pola Kuman dan Uji Kepekaan dari Empiema di RSUP. H. Adam Malik Medan. USU e-Repository © 2008. Pada tahun 1890, diperkenalkan tindakan torakoplasti dan dekortikasi. Kemudian pada tahun 1950 diperkenalkan penggunaan Streptokinase dan Streptodornase. Dan pada dekade terakhir ini penggunaan VATS telah luas digunakan pada penanganan empiema. 4 Suzuki pernah meneliti efikasi dari VATS untuk penanganan empiema yang kronis dan hasilnya menunjukkan bahwa VATS sebagai tindakan invasif yang minimal sangat baik untuk mengatasi pasien dengan empiema kronis terutama pada pasien usia tua dan dengan debilitas. 13 Prevalensi efusi parapneumonik dan empiema berkisar 40 dari pasien pneumonia bakterial yang dirawat inap di rumah sakit di Amerika. 4 Ada juga yang mendapatkan angka 57 dari pneumonia yang dirawat inap 14 . Sementara Brook mendapati dari 197 pasien empiema yang diteliti, 40 diantaranya disebabkan pneumonia. Selain pneumonia, faktor penyebab lain yaitu aspirasi pneumonia 21 , abses paru 6,5, pasca torakotomi 6,5, esofagus 3,5 , abses sub diafragma 4 , metastasis jauh 4,5 , metastasis dekat 8 5 . Jenis kuman penyebab pneumonia juga mempengaruhi terjadinya empiema. Pneumonia akibat bakteri aerob Gram positif jenis Bacillus anthracis bisa mengakibatkan empiema pada 90 – 100 kasus, sedangkan jenis Streptococcus pyogenes bisa mengakibatkan empiema pada 55 – 95 kasus. 4

2.3. PATOFISIOLOGI EMPIEMA