Apabila notaris tidak mengenal penghadap melalui identitas penghadap maka akan dengan mudah mengakibatkan pemalsuan terhadap diri seorang penghadap dan
hal ini akan mengakibatkan akta notaris dapat dibatalkan. Oleh karena itu dituntut kepada notaris untuk selalu dapat berhati-hati dalam mengenal penghadap sebelum
dilakukannya pembuatan akta dihadapannya.
C. Tinjauan Umum Tentang Saksi-Saksi
Tiap-tiap akta yang dibuat oleh notaris harus disaksikan oleh 2 dua orang saksi. Hadirnya kedua saksi tersebut adalah syarat mutlak yang tidak dapat
dipisahkan dari pembuatan akta otentik
88
. Saksi-saksi ini harus dikenal oleh notaris yang membuat akta, atau dalam hal ia atau mereka itu belum dikenal maka mereka itu
harus diterangkan atau diperkanalkan identitasnya serta kewenangannya kepada notaris oleh seorang atau lebih dari para penghadap.
89
“Saksi adalah seseorang yang memberikan kesaksian, baik dengan lisan maupun secara tertulis dalam hal yang disebut terakhir ini dengan
menandatanganinya, yakni menerangkan apa yang ia saksikan sendiri waarnemen, baik itu berupa perbuatan atau tindakan dari orang lain atau
suatu keadaan ataupun suatu kejadian. Jadi saksi adalah orang ketiga darde. Pengertian-pengertian “pihak” partij dan “saksi” getuige adalah
pengertian-pengertian yang satu sama lain tidak dapat disatukan.”
90
Saksi terdiri dari saksi instrumentair dan saksi atterteren. Saksi instrumentair
adalah saksi yang menyaksikan pembuatan akta notaris. Saksi instrumentair bertugas menyaksikan tentang kebenaran telah dilakukannya dan dipenuhinya formalitas yang
88
Didalam pasal 40 ayat 1 UUJN, bahwa setiap akta yang dibacakan oleh notaris dihadiri paling sedikit 2 dua orang saksi, kecuali Peraturan Perundang-undangan menentukan lain. Sedangkan
istilah “Unus testis, Nullus testis,” yang artinya “satu bukti bukan bukti”, ketentuan pasal 169 HIR ini berbunyi; “ keterangan dari seorang saksi saja, dengan tidak ada suatu alat bukti yang lain, tiada dapat
dipercaya didalam hukum”. Lebih lanjut lihat Purnadi Purbacaraka, dan A. Ridwan Halim, filsafat hukum perdata CV. Rajawali Jakarta, 1983 hal 83
89
GHS Lumban Tobing, Op. Cit, hal 136.
90
Ibid.
Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
dikehendaki atau diperintahkan oleh Undang-undang yang berkenaan dengan pembuatan akta tersebut yaitu akta tersebut telah dibacakan oleh notaris kepada para
penghadap dan saksi-saksi, dan ditandatangani seketika itu juga oleh para penghadap, saksi-saksi dan notaris.
91
Untuk dapat atau boleh menjadi saksi maka Undang-undang Jabatan Notaris dalam pasal 51 ayat 1 mengatur mengenai seseorang yang dapat
menjadi saksi, yaitu : 1.
Sekurang-kurangnya berusia 18 delapanbelas tahun atau telah kawin; 2.
Cakap melakukan tindakan hukum; 3.
Mengerti bahasa dalam akta; 4.
Dapat membubuhkan tanda tangan dan paraf; 5.
Tidak mempunyai hubungan perkawinan atau hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah tanpa pembatasan derajat dan garis ke samping sampai
dengan derajat ketiga dengan notaris atau para pihak. Syarat-syarat lain atau syarat negatif saksi yang harus dipenuhi agar seseorang
berhak menjadi saksi diatur dan dirumuskan dalam Pasal 1912 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menentukan bahwa tidak dapat diterima sebagai saksi adalah
92
: 1.
Orang yang belum mencapa
i
usia genap lima belas tahun, 2.
Orang yang ditaruh dibawah pengampunan karena dungu, sakit ingatan atau mata gelap,
3. Orang yang selama perkara masih bergantung, atas perintah hakim dimasukkan
dalam tahanan.
91
Ibid
92
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 2001, hal 134. Subekti II
Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
Untuk pembuatan surat wasiat haruslah dipenuhi sayarat-syarat khusus sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 944 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata yaitu : saksi-saksi yang harus hadir pembuatan surat wasiat, harus telah dewasa dan penduduk Indonesia, mereka harus mengerti akan bahasa, dalam mana
surat wasiat itu dibuat, atau dalam mana akta pengalamatannya atau penyimpanannya ditulis.
Ayat 2 menyebutkan : Sebagai saksi tidak boleh dipakai, segala waris atau penerima hibah wasiat, sekalian
keluarga semenda mereka sampai dengan derajat keenam, dan lagi, anak-anak atau cucu-cucu, keluarga sedarah atau semenda sampai derajat yang sama dan budak-
budak dari notaris dihadapan siapa surat wasiat itu harus dibuat. Memperkenalkan identitas penghadap kepada notaris oleh saksi pengenal
merupakan suatu formalitas untuk memenuhi syarat bahwa penghadap dikenal oleh notaris dalam hal ini dengan jalan diperkenalkan oleh saksi pengenal, dengan
diperkenalkannya penghadap kepada notaris oleh saksi pengenal, maka notaris memenuhi syarat formal dalam hal ini.
Memperkenalkan berarti ialah suatu perbuatan dengan mana seseorang yang tidak dikenal menjadi dikenal. Jadi berarti ada tiga pihak. Pihak ketiga memperkenalkan
seorang pihak kedua penghadap kepada seseorang pihak pertama notaris. Dalam hal melakukan tindakan memperkenalkan tersebut adalah dua orang saksi yang
memenuhi syarat-sayarat yang ditetapkan oleh Undang-undang untuk memberikan kesaksian dimuka pengadilan. Saksi ini dinamakan saksi yang memperkenalkan
saksi attesteren. Tugasnya berbeda dengan saksi instrumentair yakni tugasnya
Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008
khusus untuk memperkenalkan penghadap kepada notaris. Perbedaan lainnya ialah bahwa adanya hubungan kekeluargaan sedarah atau semenda antara saksi attesteren
itu dengan penghadap yang diperkenalkan itu atau dengan notaris tersebut bukan berupa hambatan bagi saksi itu untuk memperkenalkan.
93
Notaris tidak boleh membuat akta dimana ia sendiri, isterinya, sanak keluarganya baik sedarah maupun karena perkawinan, bertindak sebagai pihak
partij dalam akta, maksudnya mereka bertindak sebagai orang-orang yang membuat suatu ketentuan, pernyataan atau perjanjian dalam akta, baik mereka itu bertindak
sendiri maupun diwakili oleh seorang kuasa. Tujuan pembatasan ini dilakukan adalah menjaga agar tidak ada penyalahgunaan oleh notaris dalam hal membuat akta dimana
dirinya sendiri atau sanak keluarganya yang terdekat yang mempunyai kepentingan dalam pembuatan suatu akta.
94
D. Sanksi yang Diberikan Kepada Penghadap yang Memberikan Keterangan