Pengertian Sanksi Tinjauan Umum Tentang Para Pihak

BAB III SANKSI YANG DIBERIKAN KEPADA PENGHADAP YANG

MEMBERIKAN KETERANGAN PALSU DALAM AKTA OTENTIK

A. Pengertian Sanksi

E.Utrecht dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia” memberikan batasan pengertian hukum sebagai berikut : “Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan atau perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.” 78 Hukum meliputi berbagai macam bentuk peraturan yang menentukan dan mengatur perhubungan diantara orang-orang yakni peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dinamakan kaedah hukum. 79 C.S.T Kansil mengemukakan : “Barangsiapa yang dengan sengaja melanggar sesuatu kaedah hukum akan dikenakan sanksi yakni sebagai akibat pelanggaran kaedah hukum yang berupa hukuman.” 80 Pengertian sanksi secara umum adalah sebagai alat pemaksa supaya setiap orang mentaati norma-norma yang berlaku. Sanksi terhadap pelanggaran norma 78 C.S.T. Kansil Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986, hal 38. 79 Ibid, hal 39. 80 Ibid Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 hukum dapat diserahkan kepada penguasa, dan sanksinya adalah berupa hukuman yang dengan segera dapat dirasakan oleh pelanggar. 81 Apabila dikaitkan dengan norma hukum perdata sanksinya adalah berupa ganti rugi, batalnya suatu perjanjian dan sebagainya. Jika dikaitkan dengan hukum pidana sanksinya adalah berupa pidana mati, pidana penjara, pidana tutupan, pidana kurungan, pidana denda ditambah dengan pidana tambahan tertentu. 82 Adapun makna dari sanksi yang sesungguhnya adalah merupakan alat pemaksa atau pendorong atau jaminan agar norma hukum ditaati oleh setiap orang, dan juga merupakan akibat hukum bagi seseorang yang melanggar norma hukum, sekaligus merupakan alat preventif dan alat represif. 83

B. Tinjauan Umum Tentang Para Pihak

Seseorang dapat menjadi pihak dalam suatu akta notaris ada 3 tiga cara yaitu: 84 1. Mengahadap atau bertindak untuk dirinya sendiri Pihak yang berkepentingan hadir dan bertindak untuk diri sendiri yakni apabila ia dalam akta memberikan suatu keterangan atau dinyatakan adanya suatu perbuatan hukum yang dilakukannnya untuk dirinya sendiri dan untuk mana ia menghendaki akta itu untuk menjadi buktinya, atau apabila dalam akta itu dinyatakan bahwa ia meminta untuk dibuatkan akta itu bagi kepentingannya sendiri. 81 Sianturi, op.cit, hal 28. 82 Ibid, hal 29. 83 Ibid, hal 29-30. 84 M.U. Sembiring, Op.Cit, hal 30-34 Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 2. Menghadap atau bertindak untuk dan atas nama orang lain melalui lembaga kuasa. Para pihak dalam suatu akta tidak diwajibkan untuk hadir sendiri dihadapan notaris, akan tetapi diwakili dengan orang lain, baik dengan kuasa tertulis maupun kuasa lisan. Pihak yang mewakili orang yang dikuasakan adalah pihak dalam kedudukan selaku kuasa sedangkan orang yang diwakilinya adalah pihak dengan perantaraan kuasa. 3. Menghadap atau bertindak dalam kedudukan Seseorang yang bertindak di dalam akta yang bersangkutan bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain, yakni bukan untuk membela kepentingan sendiri tetapi untuk orang lain misalnya menjalankan kekuasaan orang tua. 4. Menghadap atau bertindak dalam jabatan selaku organ alat perlengkapan suatu badan hukum. Bertindak dalam jabatan maksudnya adalah bertindak dengan status sebagai organ alat perlengkapan dari suatu badan hukum, misalnya sebagai direktur dari suatu perseroan terbatas, sebagai ketua dari suatu yayasan, sebagai ketua dari suatu perkumpulan vereniging Dalam setiap akta nitoris harus memenuhi ketentuan bahwa para penghadap harus dikenal atau diperkenalkan kepada notaris, yakni dimana para penghadap harus dikenal oleh notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh dua orang saksi pengenal atau diperkenalkan oleh penghadap lainnya, saksi-saksi mana paling sedikit berusia 18 delapanbelas tahun atau telah kawin dan cakap melakukan tindakan hukum yang Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 memenuhi persyaratan untuk memberikan kesaksian dimuka pengadilan, dan pengenalan saksi tersebut harus dinyatakan secara tegas dalam akta. 85 Adapun yang dimaksud dengan “para penghadap” terbatas pada orang yang secara nyata datang menghadap atau berkunjung pada notaris, tidak termasuk orang yang mereka wakili baik berdasarkan kuasa tertulis atau berdasarkan kuasa lisan. Juga tidak termasuk orang yang mereka wakili berdasarkan kedudukan atau jabatan tertentu. Jadi tidak termasuk harus dikenal oleh notaris ialah anak dibawah umur yang diwakili oleh seseorang yang menghadap notaris dalam kedudukannya sebagai wali dari anak tersebut.” 86 Undang-undang tidak menuntut kepada notaris harus mengenal para penghadap yang datang kepadanya sejauh umpamanya pengenalan seorang suami tentang isterinya atau sebaliknya, akan tetapi jika notaris mengatakan bahwa seorang penghadap dikenal olehnya maka masyarakat dan peraturan hukum menuntut bahwa perkataan notaris harus mengandung kebenaran. Notaris dapat mengenal identitas para penghadap melalui Kartu Tanda Penduduk KTP, Paspor, Surat Izin Mengemudi SIM, Paspor, KartuPers, Kartu Kredit, dan tanda pengenal lainnya yang dapat menerangkan identitas para penghadap. Disamping itu sebaiknya notaris jangan lupa meminta dan meneliti seperti kartu keluarga, akta kelahiran dan surat nikah dari penghadap untuk keperluan sehubungan dengan akta yang dibuat. Meskipun tidak diwajibkan oleh Undang- undang Jabatan Notaris, idealnya tanda pengenal para penghadap tersebut sedapat- dapatnya disimpan atau dijahitkan pada minuta akta untuk memudahkan penyidikan kelak bila perlu. 87 85 Sutrisno, Op Cit. hal 172 86 Ibid, hal 70. 87 Syahril Sofyan, Loc.Cit. Yusnani : Analisis Hukum terhadap Akta Otentik Yang Mengandung Keterangan Palsu Studi Kasus Di Kota Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 Apabila notaris tidak mengenal penghadap melalui identitas penghadap maka akan dengan mudah mengakibatkan pemalsuan terhadap diri seorang penghadap dan hal ini akan mengakibatkan akta notaris dapat dibatalkan. Oleh karena itu dituntut kepada notaris untuk selalu dapat berhati-hati dalam mengenal penghadap sebelum dilakukannya pembuatan akta dihadapannya.

C. Tinjauan Umum Tentang Saksi-Saksi

Dokumen yang terkait

Kekuatan Pembuatan Akta Otentik Yang Membatalkan Akta Notaris (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 347/PDT.G/2012/PN-MDN)

2 91 133

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Analisis Yuridis Terhadap Grosse Akta Notaris Sebagai Pengikatan Jaminan Dikaitkan Dengan Kredit Macet (Studi Di Kota Medan)

7 62 138

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PEMBERI KETERANGAN PALSU DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK (Studi Putusan Nomor: 885/Pid/B/2011/PN.TK)

1 11 50

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP AKTA OTENTIK YANG DIBUAT DI HADAPANNYA (STUDI TERHADAP NOTARIS DI KOTA SEMARANG)

1 16 82

PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP AKTA OTENTIK YANG MEMUAT KETERANGAN PALSU DITINJAU DARI UU NO.2 Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Otentik yang Memuat Keterangan Palsu Ditinjau dari UU No.2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

0 3 16

SKRIPSI PERTANGGUNGJAWABAN NOTARIS TERHADAP AKTA OTENTIK Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Otentik yang Memuat Keterangan Palsu Ditinjau dari UU No.2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN Pertanggungjawaban Notaris Terhadap Akta Otentik yang Memuat Keterangan Palsu Ditinjau dari UU No.2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

2 10 10

TELAAH NORMATIF KESALAHAN DALAM PENERAPAN HUKUM PEMBUKTIAN OLEH HAKIM SEBAGAI ALASAN HUKUM PENUNTUT UMUM MENGAJUKAN KASASI TERHADAP PUTUSAN BEBAS DALAM PERKARA MEMASUKKAN KETERANGAN PALSU DALAM AKTA OTENTIK.

0 0 15

AKIBAT HUKUM SURAT KETERANGAN WARIS GANDA TERHADAP AKTA OTENTIK YANG TELAH DI BUAT - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 82