Plagiatisme Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

29 3. Avoids funding duplicative research; 4. Creates transparency; 5. Encourages greater interaction with results of funded research. Penerapan open access menawarkan banyak keuntungan untuk pemegang kepentingan seperti pengarang, peneliti, lembaga pedidikan, publik, dan penyandang dana penelitian. Pengarang akan semakin dekat dengan pembacanya, visibilitas, dan reputasi pengarang akan semakin tinggi. Peneliti dapat memantau kemajuan dari ilmu pengetahuan dengan komunikasi ilmiah yang dibangun. Lembaga pendidikan memperoleh akses bebas tentunya meringankan biaya yang harus dikeluaran oleh lembaga apabila harus mengalokasikan sejumlah besar anggaran untuk melanggan karya ilmiah. Publik menciptakan masyarakat ilmiah yang peka dan peduli dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memajukan kehidupan. Penyandang dana penelitian dapat melihat transparsi dalam menciptakan suatu karya yang lebih berkualitas. Dalam penelitian duplikai dana yang dihbahkan dapat dihindari.

2.2 Plagiatisme

Kemanjuan teknologi informasi dan computer memberikan banyak sekali manfaat dalam dunia tulis menulis khususnya menulis karya ilmiah. Penulis yang ingin menghasilkan suatu karya dapat menemukan ide untuk tulisan yang akan dihasilkan dengan melihat karya orang lain. Banyak karya ilmiahm yang tersedia secara bebas untuk diakses dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Namun disisi lain, kemudahan yang diberikan oleh kemajuan TIK membawa dampak negatif berupa budaya copy dan paste. Hal ini sungguh sangat disayangkan, kemajuan TIK yang diharapkan memberikan kemudahan dalam dunia tulis- 30 menulis malah diasalah gunakan. Segelintir orang yang tidak bertanggung jawab dengan seenaknya mengambil dan mengklaim bahwa suatu karya ilmiah yang dihasilkan oleh orang lain adalah miliknya yang disebut dengan plagiatisme.

2.2.1 Pengertian Plagiatisme

Di dalam dunia pendidikan tinggi menulis merupakan suatu kewajiban yang melekat untuk setiap akademisi. Kegiatan menulis yang dilakuakan baik yang berhubungan dengan kewajiban sebagai seorang akademisi seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Namun masih banyak ditemukan tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh dari seuntukan oknum-oknum akademisi yang tidak bertanggung jawab dengan mengakui karya orang lain sebagai hasil karya pemikirannya disebut dengan plagiat. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi pasal 1 Plagiat adalah Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau memcoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya, dengan mengutip seuntukan atau seluruh karya danatau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Dalam Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 06E2013 tentang Kode Etik Peneliti 2.3.2. Kode kedelapan menyatakan Plagiatisme secara singkat didefinisikan sebagai “mengambil alih gagasan atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil“ Dalam bukunya Neville 2007; 28 mendefenisikan “Plagiarism, specifically, is a term used to describe a practice that involves knowingly taking and using another person’s work and claiming it, directly or indirectly, as your 31 own”. Pendapat tersebut dapat diterjemahkan Plagiatisme adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah praktek yang mencakup tindakan sadar mengambil dan menggunakan karya orang lain dan mengklaimnya, langsung atau tidak langsung menjadi milik sendiri. Begitu juga dengan University of Oxford 2015 memberikan defenisi bahwa “Plagiarism is presenting someone else’s work or ideas as your own, with or without their consent, by incorporating it into your work without full acknowledgement. All published and unpublished material, whether in manuscript, printed or electronic form, is covered under this definition”. Defenisi tersebut dapat diterjemahkan Plagiatisme adalah menyajikan karya orang lain atau ide Anda sendiri, dengan atau tanpa persetujuan dari mereka, dengan memasukkan ke dalam pekerjaan Anda tanpa pengakuan penuh. Semua materi yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan, baik dalam naskah, cetak atau bentuk elektronik, yang tercakup dalam definisi ini. Pada website plagiarism.org 2014 tertulis tindakan-tindakan yang dianggap plagiatisme, yaitu: 1. Turning in someone elses work as your own; 2. Copying words or ideas from someone else without giving credit; 3. Failing to put a quotation in quotation marks; 4. Giving incorrect information about the source of a quotation; 5. Changing words but copying the sentence structure of a source without giving credit; 6. Copying so many words or ideas from a source that it makes up the majority of your work, whether you give credit or not. Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Mengubah pekerjaan orang lain lalu menjadikanya sebagai milik Anda. 2. Menyalin kata atau ide-ide dari orang lain tanpa memberikan kredit. 32 3. Tidak menempatkan kutipan dalam tanda kutip. 4. Memberikan informasi yang salah tentang sumber kutipan. 5. Mengubah kata-kata tetapi menyalin struktur kalimat dari sumber tanpa memberikan kredit. 6. Menyalin begitu banyak kata-kata atau ide-ide dari sumber yang itu membuat sebagian besar pekerjaan Anda, dengan memberikan kredit atau tidak dengan memebrikan kredit. Ketika menulis suatu karya ilmiah penulis harus mengutamakan nilai kejujuran dan tanggungjawab moril atas karya yang dihasilkan. Tidak jarang dalam menulis sering terjadi kesalahan yang disengaja maupun yang tidak disengaja seperti: mengambil pekerjaan orang lain lalu mengklaimnya sebagai hasil tulisan miliknya. Menggandakan kata atau ide milik orang lain tanpa menyertakan pemilik aslinya. Tidak memberikan tanda baca yang jelas bahwa suatu kata atau ide adalah milik orang lain biasanya dengan tanda baca petik dua. Memberikan peryataan yang salah tentang sumber dalam penulisan kutipan. Mengubah kata-kata tetapi mengcopy struktur kalimat dengan tidak menyertakan sumber aslinya seolah-olah kata atau ide adalah milik penulis. Mengutip terlalu banyak dari sumber baik dengan memberikan pengakuan terhadap pemilikkata atau ide ataupun tidak menyertakannya. Berdasarkan beberapa defenisi tersebut di atas, maka yang disebut dengan plagiatisme adalah suatu perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja menyajikan karya orang lain atau ide milik sendiri tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagian dari karya keilmuan yang mengambil. 33 Adapun beberapa tindakan yang dikatakan plagiatisme yaitu: Turning in someone elses work as your own, copying words or ideas from someone else without giving credit, failing to put a quotation in quotation marks, giving incorrect information about the source of a quotation, changing words but copying the sentence structure of a source without giving credit, copying so many words or ideas from a source that it makes up the majority of your work, whether you give credit or not.

2.2.2 Bentuk Plagiatisme

Plagiatisme yang terjadi dalam penulisan karya ilmiah dalam berbagai macam bentuk. Seperti yang disampaikan oleh Neville 2007, 29 mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk umum plagitisme yang terjadi di kalangan akademik perguruan tinggi, yaitu: 1. Copying another person’s work, including the work of another student with or without their consent, and claiming or pretending it is your own. 2. Presenting arguments that use a blend of your own and a significant percentage of copied words of the original author without acknowledging the source. 3. Paraphrasing another person’s work, but not giving due acknowledgement to the original writer or organization publishing the writing, including Internet sites. The exceptions to this would be in relation to common knowledge. Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Menyalin pekerjaan orang lain, termasuk karya siswa lain dengan atau tanpa persetujuan mereka, dan mengklaim atau berpura-pura itu adalah karya Anda sendiri. 34 2. Menyajikan argumen yang menggunakan campuran pendapat Anda sendiri dan persentase yang signifikan dari kata yang disalin dari penulis asli tanpa mengakui sumbernya. 3. Parafrase pekerjaan orang lain, tapi tidak memberikan pengakuan kepada penulis atau organisasi asli menerbitkan tulisan, termasuk situs internet. Kecuali hal ini yang berkaitan dengan pengetahuan umum. Sejalan dengan pendapat di atas, Putra 2011, 2-28 menyatakan bahwa plagiatisme setidaknya muncul dalam tiga bentuk yang berikui ini: 1. Plagiat Langsung Direct Plagiatisme; 2. Plagiat karena kutipan tidak jelas atau salah kutip Vague or Incorrect; 3. Plagiat mosaik Mosaic Plagiarism. Plagiatisme pada karya ilmiah yang terjadi baik itu: Plagiat Langsung Direct Plagiatisme melakukan pengambilan kata atau istilah milik orang lain tanpa disertai pemberian atau tanpa ada penambahan sedikipun dari aslinya. Penulis hanya menyalin bulat-bulat dari sumber aslinya tanpa coba memrepresentasikan maksud dari penulis dan tidak mencantumkan pemilik sebenarnya dari karya ilmiah tersebut. Plagiat karena kutipan tidak jelas atau salah kutip Vague or Incorrect Dalam suatu kutipan seharusnya terdapat kejelasan dari awal hingga akhir kalimat yang menyatakan bahwa kalimat tersebut merupakan kutipan yang diambil dari sumber lain. Namun dalam plagiat bentuk ini penulis kurang jelas menunjukan kalaulah kalimat yang digunakan merupakan sitiran dari karya lain. Plagiat mosaik Mosaic Plagiarism Penulis biasanya melakukan perombakan kalimat yang disitir seolah olah itu merupakan hasil karyanya tanpa 35 menunjukan nilai kredit dari penulis sebenarnya. dapat mencoreng dunia penulisan karya ilmiah. Karya ilmiah yang diharapkan merupakan suatu hasil temuan baru dan memberikan manfaat untuk masyarakat ilmiah, ternyata hanya hasil pencurian karya orang lain. Hal ini tentunya melanggar etika dalam penelitian karena sudah tidak adanya lagi kejujuran dan orisinalitas karya ilmiah yang tercipta. Pemerintah menyadari bahwa perlu adanya kejujuran dan orisinilitas dari suatu karya ilmiah yang dihasilkan khususnya dalam dunia pendidikan tinggi. Namun dalam kenyataannya masih banyak sekalih terjadi kecurangan dalam penulisan karya ilmiah yang dihasilkan oleh akademisi, seperti yang terjadi di beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pemerintah melaui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan suatu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi pasal 2 dinyatakan bahwa bentuk dari plagiat meliputi : a. Mengacu danatau mengutip istilah, kata-kata danatau kalimat, data danatau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan danatau tanpa menyatakan sumber secara memadai; b. Mengacu danatau mengutip secara acak istilah, kata-kata danatau kalimat, data danatau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan danatau tanpa menyatakan sumber secara memadai; c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; d. Merumuskan dengan kata-kata danatau kalimat sendiri dari sumber kata-kata danatau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai; e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan danatau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. 36 Suatu karya ilmiah dituntut untuk menggunakan karya penulis lain sebagai bahan rujukan gunanya untuk memperkuat pendapat atau pemikiran dari penulis. Mengutip baik istilah, kalimat, iden atau gagasan dari penulis lain bukanlah suatu hal yang dilarang. Namun harus diperhatikan rambu-rambu yang diperbolehkan sperti yang disampaikan oleh beberapa pendapat diatas mengenai bentuk dari plagiatisme. Menurut Institute of Electrical and Electronics Engineers IEEE 2015 ada lima tingkatan dalam plagiatisme, yaitu: 1. Uncredited Verbatim Copying of a Full Paper, or Uncredited Verbatim Copying of a Major Portion more than 50. within a Single Paper--An instance is where a large section of the original paper is copied without quotation marks, credit notice, reference, and bibliography; 2. Uncredited Verbatim Copying of a Large Portion greater than 20 and up to 50 within a Paper; 3. Uncredited Verbatim Copying of Individual Elements Paragraphs, Sentences, Illustrations, etc. Resulting in a Significant Portion up to 20 within a Paper-An instance could be where portions of original paper are used in another paper without quotation marks, credit notice, reference, and bibliography; 4. Uncredited Improper Paraphrasing of Pages or Paragraphs; 5. Credited Verbatim Copying of a Major Portion of a Paper without Clear Delineation. IEEE menyatakan terdapat lima tingkatan dalam melakukan plagiat karya ilmiah yaitu: uncredited verbatim menyalin kata demi kata menyalin dari kertas penuh, atau uncredited verbatim menyalin dari porsi besar lebih dari 50 dalam kertas tunggal, uncredited verbatim menyalin dari porsi besar lebih dari 20 dan sampai dengan 50 dalam kertas, uncredited verbatim menyalin individu elements ayat s, ayat s, Ilustrasi s, dll menghasilkan suatu porsi signifikan hingga 20 dalam kertas, menggunakan kata-kata yang tidak benar uncredited 37 dari pages atau ayat, dikreditkan menyalin verbatim dari untukan utama dari kertas.

2.2.3 Jenis-jenis plagiatisme

Berdasarkan tingkat plagiatisme yang terjadi dalam penulisan karya ilmiah digolongkan kedalam beberapa tingkatan. Seperti yang dikemukakan oleh Suwarjo at. all 2012 mengutip Sudigdo 2007 dalam artikel Penelitian Identifikasi Bentuk Plagiat pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2012 menjelaskan jenis- jenis plagiat dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Jenis plagiatisme berdasarkan aspek yang dicuri: plagiarism ide, plagiatisme isi,data penelitian, plagiatisme kata, kalimat, paragraf, dan plagiatisme total; 2. Berdasarkan sengaja atau tidak plagiatisme: plagiatisme yang disengaja dan plagiatisme yang tidak disengaja; 3. Klasifikasi berdasarkan proporsi, atau persentasi kata, kalimat, paragraf yang dibajak : plagiatisme ringan : 30, plagiatisme sedang : 30-70, plagiatisme berat atau total : 70 . Berdasarkan pada pola plagiatisme : plagiatisme kata demi kata word for word plagiarizing, dan plagiatisme mosaik. Selain itu masih dikenal pula istilah autoplagiarism atau self-plagiarism vide infra. Ditambahkan lagi Rajeev 2012 menyatakan bahwa ada beberapa jenis plagiatisme, yaitu: 1. Plagiatisme total Full Plagiarism. Whenever a writer copies the content from another source as it is, it is called full plagiarism; 2. Plagiatisme parsial Partial Plagiarism . When a person combines data from two or three different sources in his work, it amounts to partial plagiarism; 3. Minimalistic. Plagiarism Minimalistic plagiarism is done when a person paraphrases the same content but in a different flow; 38 4. Source Plagiarism . When a person changes the construction of the sentence but does not bother to change the original wording, it amounts to mosaic plagiarism; 5. Auto-Plagiasi Self Plagiatisme. Using ones own work, fully or partially, or even the same thoughts and reproducing it in some form or the other, has been termed as self-plagiarism by many. Sedangkan Ithenticate 2014 “Self-Plagiarism is defined as a type of plagiarism in which the writer republishes a work in its entirety or reuses portions of a previously written text while authoring a new work”. Kelima kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Full Plagiarism penulis mengambil seluruh isi dari sumber lain secara keseluruhan. 2. Partial Plagiarism penulis menggabungkan beberapa kalimat dari karya orang lain lalu mengakui sebagai karya baru. 3. Minimalistic ketika seseorang mengambil kata, ide, atau kalimat sebagai miliknya. 4. Source Plagiarism atau mosaic plagiarism ketika seseorang merubah struktur kalimat tetapi tidak merubah kata yang memabangun kalimat tersebut. 5. Self Plagiatisme atau Auto-Plagiasi seseorang mengambil kata, ide atau kalimat miliknya sendiri untuk dijadikan karya ilmiah baru. ukessays.com 2015 menuliskan bahwa internet membawa plagiatisme akademik kedalam beberapa jenis, yaitu: 1. Full Plagiarism:This refers to data that has been produced as ones own content, without making any changes made to the word, thoughts or ideas of the writer or the author; 2. Partial Plagiarism: This type refers to a combination of different sources, and the use of various rephrases is common; 39 3. Minimalistic Plagiarism:In this type, there is a use of someone elses concept, ideas and opinions in their own words; 4. Source Citation: When complete source information including quotes is provided, generally it is not considered into plagiarism; 5. Self-plagiarism: This form of plagiarism is mostly contented as it is and is not. Plagiatiesme di kelompokan kedalam beberapa jenis sesuai dengan motif yang muncul dalam mengambilan karya. Penulis sengaja mengambil kata atau ide orang lain tanpa memberikan pemaknaan atas apa yang dituliskan oleh penulis lain. Penulis hanya mengambil kata atau ide orang lain lalu mengklaim bahwa itu adalah hasil dari pemikiranya pelanggaran ini disebut full plagiarism. Ketika penulis hanya mengambil kata atau ide dari sejumlah sumber lalu menggabungkanya seolah-olah itu merupakan hasil buah pikirnya pelanggaran tersebut disebut partial plagiarism. Menulis dengan ide, konsep, pendapat hanya sama hanya berbeda alur menyampaikanya. Penulis hanya mengubah urutan dari kalimat ataupun paragraf karya orang lain ini disebut minimalistic plagiarism. Ketika penulis mengubah struktur kalimat tetapi tidak mengubah kata-kata pada kalimat disebut dengan source plagiarism atau mosaic plagiarism. Disini dinyatakan bahwa self plagiarism merupakan pengambilan kata, kalimat, prase, atau paragraf dari karya tulis yang dihasilkan oleh pelaku palgiat itu sendiri. mengambil tulisan milik sendiri untuk dijadikan tulisan berikutnya tanpa pencantuman sumber yang jelas. Berdasarkan penadapat ahli tersebut di atas, penulis dapat mengetahui bahwa ada bermacam-macam jenis plagiatisme seperti full plagiatrism, plagiarism parsial, Auto-plagiasi, source plagiarism, dan minimalistic plagiarism. Oleh sebab itu, dengan keanekaragamnya jenis-jenis plagiat sehingga 40 setiap insan yang akan menghasilkan karya ilmiah dapat lebih berhati-hati dalam menulis. Sehingga kesalahan saat menulis baik yang disengaja ataupun tidak disengaja dapat diminimalisir sekecil mungkin. Sedangkan Turniti.com 2012 menuliskan pada artikelnya bahwa ada 10 jenis plagiatisme, yaitu: 1. Clone: An act of submitting another’s work, word-for-word, as one’s own; 2. CTRL-C: A written piece that contains significant portions of text from a single source without alterations; 3. Find–Replace:The act of changing key words and phrases but retaining the essential content of the source in a paper 4. Remix: An act of paraphrasing from other sources and making the content fit together seamlessly; 5. Recycle: The act of borrowing generously from one’s own previous work without citation; To self plagiarize; 6. Hybrid: The act of combining perfectly cited sources with copied passages without citation in one paper; 7. Mashup: A paper that represents a mix of copied material from several different sources without proper citation; 8. 404 Error: A written piece that includes citations to non-existent or inaccurate information about sources; 9. Aggregator: The “Aggregator” includes proper citation, but the paper contains almost no original work; 10. Re-Tweet: This paper includes proper citation, but relies too closely on the text’s original wording andor structure. Dengan sengaja memengambil karya orang lain seperti: kata, kalimat, ide, dan paragraf menjadikannya seolah-olah merupakan hasil buah pemikirannya disebut dengan Clone. Menulis untukan isi yang khusu dari teks dari suatu sumber tanpa menambahkan kata penghubung atau pemberian makna disebut CTRL+ C. Kegiatan mengubah kata kunci dan kalimat tetapi tidak memberikan pemaknaaan inti dari isi kalimat dari suatu sumber disebut find-replace. Menggabungakan kalimat dari sejumlah sumber lalu menyatukannya seolah-olah menjadi suatu karya baru disebut remix. Menggunakan kalimat kalimat dari suatu karya 41 sebelumnya untuk menghasilkan karya yang baru tanpa menyertakan sumber yang dilakukan oleh penulis itu sendiri disebut recycle self-plagiarsm. Menggabungkan kalimat dari beberapa sumber dengan milik penulis tanpa menyertakan sumbernya disebut hybrid. Menampilkan karya baru yang diambil dari sejumlah sumber tanpa menyertakan sumber aslinya disebut mashup. Penulis memasukan sumber yang tidak menjadi rujukan dalam tulisanya disebut 404 Error. Karya ilmiah yang isinya lebih banyak menggunakan kutipan sumber dibandingkan dengan hasil pemikiran penulis disebut aggregator. Karya ilmiah yang didalamnya memiliki struktur kata atau kalimat yang mirip dengan kutipan sumber disebut re-tweet.

2.2.4 Faktor-Faktor Penyebab Plagiatisme

Banyak pakar, buku, lembaga dan artikel memberikan pendapat mengenai alasan terjadinya palgiatisme. Seperti yang disampaikan oleh Rothschild 2011 menuliskan pada artikelnya bahwa terdapat lima alasan terjadinya plagiatisme, yaitu: 1. The Misunderstanding: This may be the number one excuse for plagiarism; 2. The Lapse of Judgment: This is an excuse often employed by professionals; 3. The Big Escape: The internet might be to blame for this common excuse; 4. The Force of Nature: This excuse is the equivalent of “the dog ate my homework” from our early school years; 5. The Honest Mistake: Is there really an ‘honest mistake’ case of plagiarism? Sort of. Banyak faktor yang menyebabakan seseorang terjebak dalam pelanggaran menulis karya ilmiah. The Misunderstanding maksudnya penulis tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai batasan-batasan dalam menggunakan karya 42 orang lain yang dijadikan bahan rujukan. The Lapse of Judgment dalam menyelesaikan karya ilmiah, penulis membeli atau membayar ahli untuk menyelesaikan karya ilmiahnya. The Big Escape dapat dimaknai sebagai suatu tindakan memanfaatkan internet, internet memberikan kemudahan untuk menemukan pengetahuan umum sehingga penulis hanya mengcopy lalu memberikan pengakuan atas karya tersebut. The Force of Nature maksudnya karya ilmiah yang dihasilkan memiliki kesamaan, biasanya penulis menulis karya ilmaih yang sama dengan teman sejawat. The Honest Mistake penulis menganggap bahwa karya ilmiahnya menyertakan sumber rujukan, tetapi melakukan kesalahan dalam pemberian pengakuan atas pemilik karya ilmiah yang disitir. Berbagai alasan yang memnyebabkan penulis melakukan plagiatisme di dunia pendidikan khususnya yang dilakukan oleh mahasiswa. Dalam buku The Little Book of Plagiarism: What it is and how to avoid it 2010, 2 tertulis bahwa ada beberapa alasan terjadinya plagiatisme antara lain, sebagai berikut: 1. When a student is not fully aware of what plagiarism is; 2. When a student does not fully understand the conventions required in academic writing; 3. It can be a panic response to poor time management when an essay deadline is looming; 4. If a student feels a desperate need not to be seen as a failure and so copies to try to ensure „success ‟; 5. It can be a response to different academic traditions; 6. It can be a response to information overload and the ease with which text can be cut and pasted from the other electronic documents or pages on the Internet; 7. It can be an attempt not to displease a tutor; 8. The student may copy out text word for word during note taking and then forget to reword paraphrase the text for the assignment. Beberapa kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 43 1. Ketika seorang siswa tidak sepenuhnya menyadari apa yang dimaksud plagiatisme. 2. Ketika seorang siswa tidak sepenuhnya memahami konvensi diperlukan dalam menulis akademik. 3. Hal ini dapat respon panik manajemen waktu yang buruk ketika tenggat waktu esai yang menjulang. 4. Jika seorang siswa merasa mencontek tidak dilihat sebagai suatu kegagalan dan menyalin suatu tindakan yang dilakukan mencoba untuk memastikan keberhasilan. 5. Plagiatisme mendapat respon terhadap tradisi akademik yang berbeda. 6. Hal ini merupakan respon terhadap informasi yang berlebihan dan kemudahan yang teks dapat dipotong dan disisipkan dari dokumen elektronik lainnya atau halaman di Internet. 7. Hal ini dapat menjadi upaya untuk tidak mengecewakan pembimbing. 8. Mahasiswa dapat menyalin kata demi kata dari teks selama pencatatan dan kemudian lupa untuk reword parafrase teks yang dijadikan sebagai tugas. Berdasarkan pernyataan di atas ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya plagiatisme mulai dari, Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang plagiatisme. Ketika menulis karya ilmiah mahsiswa menggunakan sumber lain sebagai rujukan, tetapi mahasiswa tidak memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengutip karya orang lain. Plagitisme juga terjadi disebabkan karena kurangnya pemahaman mahasiswa dalam menulis karya 44 ilmiah. Manajemen waktu yang buruk, disaat waktu untuk mengumpul karya ilmiah sudah harus dikumpul. Sehingga penulis melakukan pengambilan karya ilmiah orang lain. Plagiatisme juga terjadi karena mahasiswa beranggapan bahwa tindakan mengambil karya orang lain adalah suatu hal yang biasa. Plagiatisme dianggap sebagai tradisi pendidikan dalam menulis karya ilamiah. Dokumen karya ilmaih yang dialimediakan kedalam bentuk elektronik dan tersedia di internet sehingga memudahkan dalam melakukan copy dan paste. Penulis tiadak meminta tinjauan dari pakar atau ahli atas karya ilmiah yang dihasilkan. Penulis mengambil kalimat karya ilmiah orang lain namun tidak memberika pengakuan atas pemilik kalimat tersebut. Ditambahkan oleh Rajeev 2012 ada beberapa alasan penyebab seseorang melakukan plagiatisme, yaitu: 1. Less time; 2. Procrastination; 3. Ambition of achieving higher grades; 4. Lack of knowledge; 5. Lack of patience; 6. No trust in ones own ability; 7. Sheer lethargy; 8. Ignorance about the consequences of plagiarism. Pendapat Rajeev dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Waktu yang kurang. 2. Penundaan. 3. Ambisi untuk mencapai nilai yang lebih tinggi. 4. Kurangnya pengetahuan. 5. Kurangnya kesabaran. 6. Tidak percaya pada kemampuan sendiri. 45 7. kurangnya semangat. 8. Ketidaktahuan tentang konsekuensi dari plagiatisme. Loveleena Rajeev menuliskan bahwa waktu yang terlalu sedikit dalam mengerjakan karya ilmiah, penundaan dalam menyerahkan karya ilmiah yang di hasilkan, kurangnya pengetahuan dalam menulis karya ilmiah, kurangnya kesabaran dalam menulis karya ilmiah dan menganggap mengambil karya orang lain adalah jalan keluarnya. Penulis tidak memilik semangat dalam menulis karya ilmiah, menulis hanya dianggap sebagai kewajiban untuk menyelesaikan studi. Mengenyampingkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan plagiatisme. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan plagiatisme dalam penulisan karya ilmia. Keterampilan manajemen waktu yang buruk, kurangnya motivasi untuk berprestasi, peningkatan tekanan eksternal, keinginan bawaan untuk mengambil, perbedaan budaya dalam belajar. Hal-hal tersebut dapat merangsang seseorang untuk mencari jalan pintas agar masalah yang dihadapi dalam menulis karya ilmiah dapat terselesaikan tanpa adanya rasa tangguang jawab atas apa yang dilakukan. Penulis hanya berfikir bagaimana tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

2.2.5 Dampak Plagiatisme

Tindakan menyimpang dengan mencuri karya orang lain dengan harapan mendapat nila kredit yang diingikan baik disengaja maupun tidak disengaja tentunya menimbulkan kerugian. Tidak hanya menimbulkan kerugian untuk penulis asli karya yang dicuri terlebih lebih untuk orang yang mencuri. Kerugian yang timbul disebabkan oleh tindakan plagiat baik secara moral atau secara 46 materil. Seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 17 tahu 2010 tertuang jelas sanksi yang menanti pelaku plagiat pasal 12 tertulis bahwa: 1. Sanksi untuk mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat 4, secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian seuntukan hak mahasiswa, pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa, pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa, pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa, atau pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. 2. Sanksi untuk dosenpenelititenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat 6, secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas: teguran, peringatan tertulis, penundaan pemberian hak dosenpenelititenaga kependidikan, penurunan pangkat dan jabatan akademikfungsional, pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besarprofesorahli peneliti utama untuk yang memenuhi syarat, pemberhentian dengan hormatdari status sebagai dosen penelititenaga kependidikan, pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosenpenelititenaga kependidikan, pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Dari uraian di atas sangat jelas bahwa setiap pelaku plagiat akan mendapat sanksi dari yang teringan hingga sanksi terberat. Untuk seorang mahasiswa yang melakukan plagiat pada tugas akhir akan diberi sanksi berupa teguran hingga pemberhentian tidak dengan hormat dari ststus sebagai mahasiswa. Untuk dosen yang melakukan plagiat akan mendapat sanksi teguran hingga pemberhentian tidak dengan hormat dari status dosenpenelititenaga kependidikan, atau pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Pada buku Avoiding and Detecting Plagiarism: A Guide for Graduate Students and Faculty With Examples 2012, 2 tertulis tiga alasan penting 47 mengapa mahasiswa dan lembaga pendidikan harus menghindari plagiatisme, yaitu: 1. To present the work of others as your own is dishonest; it is theft the theft of ideas and of the work of others; 2. Plagiarism undermines the mission of academic institutions. An important goal of higher education is to advance knowledge.Plagiarism erodes, even denies, the credit owed to innovators, thereby reducing the incentive of researchers to advance the state of the art; 3. The plagiarist is likely to be caught. Plagiarism is a violation of academic rules and will lead to disciplinary action, including possible expulsion. Pendapat di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Untuk menyajikan karya orang lain sebagai milik Anda sedangkan Anda sendiri tidak jujur,hal tersebut adalah pencurian pencurian ide dan karya orang lain. 2. Plagiatisme merusak misi institusi akademik. Tujuan penting pendidikan tinggi adalah untuk memajukan ilmu pengetahuan. Plagiatisme mengikis bahkan menyangkal, pemberian kredit kepada inovator, sehingga mengurangi insentif peneliti untuk memajukan keadaan seni dalam penyebaran ilmu pengetahuan. 3. Plagiator tersebut kemungkinan akan tertangkap. Plagiatisme merupakan pelanggaran aturan akademik dan akan menyebabkan tindakan disipliner, termasuk kemungkinan pemberhentian dari status mahasiswa. Plagiat yang terjadi di suatu instansi perguruan tinggi tentunya akan memberikan dampak negatif terhadap citra dari perguruan tinggi tersebut. Tidak hanya akan mendapat sanksi administratif tentunya hal ini akan menimbulkan 48 kerugian untuk instansi untuk kedepannya. Mungkin saja perguruan tinggi tersebut akan menjadi sorotan di kalangan dunia pendidikan nasional. Oleh karena itu, sebagai akademisi sudah menjadi kewajiban untuk jujur dan mau berusaha lebih keras untuk dapat menghasilkan suatu karya ilmiah demi mendapatkan nilai kredit yang diinginkan. Agar hal yang paling buruk menimpah penulis dalam menyelesaikan studinya baik di masa sekarang ataupun dimasa yang akan datang.

2.2.6 Kiat Menghindari Plagiatisme

Dalam etika penelitian jelas tetulis bahwa suatu hasil karya haruslah orisinil dan belum pernah di publikasikan. Namun bukan berarti dalam menciptakan suatu karya ilmiah kita tidak boleh menggunakan karya dari orang lain. Dalam menulis suatu karya tentunya sangat dibutuhkan karya ilmiah lain sebagai rujukan dari tulisan turunannya. Oleh sebab itu, perlu di ketahui kiat-kiat agar suatu karya ilmiah yang dihasilkan tidak termasuk plagiat. Pada buku Whats plagiarism? How you can avoid it 2012, 5 memberikan beberapa cara agar terhindar dari plagiatisme sebagai berikut: 1. Keep a running record of your research; 2. Writing your draft; 3. Final copy. Agar terhindar dari plagiat ada beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain: Keep a running record of your research maksudnya dalam menulis harus tetap berada pada keranggka penulisan yang sudah dibuat. Writing your draft dengan menulis daftar penulisan, dalam penulisan daftar alur yang sudah terkonsep akan membantu penulis terhindar dari plagiatisme. Arah dan tujuan penulisan yang jelas membuat penulis mudah dalam mengembagkan tulisannya. 49 Sehingga penulis tidak akan kebingungan dan tidak akan melakukan penyimpangan dalam karya ilmiahnya. Final copy maksudnya pada akhirnya penulis harus menyertakan seluruh referensi yang digunakan dalam menyelesaikan karya ilmiahnya. Nevil 2007 menyatakan “Attempt to summarize or restate another person’s work, theories or ideas and give acknowledgement to that person or by always using quotation marks or indenting lengthy quotations in your text to distinguish between the actual words of the writer and your own words”. Pernyataan tersebut dapat diterjemahkan, ketika mengadopsi kata, ide, teori, dan pengetahuan umum yang bersumber dari karya orang lain harus menyertakan pemilik sebenarnya atau selalu menggunakan tanda baca untuk memberikan tanda sebagai batas antara kalimat penulis dengan kaliamt yang dimiliki penulis lain. Pada artikel ukessays.com yang berjudul What Is Plagiarism And Different Examples English Language Essay 2015 dituliskan beberapa strategi agar suatu tulisan terhindar dari plagiatism. Strategi tersebut antara lain, sebagai berikut: 1. One needs to ensure to put into quotations, everything that is directly taken from text or books; 2. In order to avoid plagiarism it may be useful to paraphrase properly and not just rearrange or replace a few words; 3. Check your paraphrase against the original text to be sure you have not accidentally used the same phrases or words, and that the information is accurate. Pendapat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Salah satu kebutuhan untuk memastikan untuk dimasukkan ke dalam kutipan, segala sesuatu yang langsung diambil dari teks atau buku. 50 2. Untuk menghindari plagiatisme mungkin berguna untuk parafrase yang benar dan bukan hanya mengatur ulang atau mengganti beberapa kata. 3. Periksa parafrase Anda terhadap teks asli untuk memastikan Anda tidak sengaja menggunakan frase atau kata-kata yang sama, dan bahwa informasi tersebut tepat. Penulis harus selalu menyertakan tanda baca sebagai penjelas bahwa suatu kalimat yang diambil dari karya orang lain. Tanda baca juga harus digunakan untuk memberikan batasan antara kalimat milik penulis dengan milik penulis lain yang dijadikan rujukan. Agar terhindar dari plagiatisme penulis bisa melakukan pemberian makna dari kalimat yang disitir dan tidak hanya mengutipnya saja, atau mengutip sedikat kata sebagai rujukan. Memeriksa kembali kalimat yang telah disitir sesuai atau bertentangan dengan makna kaliamt yang disitir, penulisan tidak menggunakan kalimat, kata yang sama, dan informasi yang sesuai dengan kalimat aslinya. Pada website Harvard Collega 2015 memberikan panduan untuk menghindari plagiatisme penulisan karya ilmiah. Beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai tanggungjawab penulisan karya ilmiah, sebagai berikut: 1. Keep track of yours source: print electronic sources; 2. Keep sources in correct context; 3. Plan ahead; 4. Don’t cut and paste: file and label yours sources; 5. Keep your own writing and your sources sparate; 6. Keep your notes and your draf separate; 7. Paraphrase carefully in your notes: acknowledge your source explicitly when paraphrasing; 8. Avoid reading a classmate’s paper for inspiration; 9. Don’t save your citations for later; 10. Quote your sources properly; 11. Keep a source trail. 51 Agar terhindar dari plagiatisme beberapa terdapat beberapa langkah yang dapat dijadikan panduan oleh penulis saat menulis karya ilmiah. Keep track of yours source: print electronic sources maksudnya penulis harus mencatat seluruh sumber yang digunakan dalam tulisan, dengan cara mencetak sumber elektronik yang digunakan. Keep sources in correct context dapat diartkan ketika menulis sumber yang digunakan harus sesuai dengan bahasan pada tulisan. Plan ahead membuat rancangan dalam menggunakan sumber, waktu, dan biaya yang dikeluarkan ketika menulis karya ilmiah. Don’t cut and paste: file and label yours sources jangan hanya melakukan cut and paste pada sumber kemudian menjadikannya untukan dari karya ilmiah. Selalu menyertakan alamat sumber secara lengkat apabila mengutip kata dari sumber. Cara ke lima Keep your own writing and your sources sparate menggunakan sumber dalam bentuk tercetak atau mencetak sumber elektronik akan menghindarkan penulis dari plagiatisme. Keep your notes and your draf separate ketika menulis harus terus memperhatikan kerangka tulisan yang telah dibuat sebelumnya. Paraphrase carefully in your notes: acknowledge your source explicitly when paraphrasing ketika melakukan perubahan kalimat dari sumber penulis harus memberikan pengakuan secara umum bahwa kalimat tersebut merupakan dari sumber lain dengan memberikan tanda baca sebagai pentunjuk. Cara berikutnya Avoid reading a classmate’s paper for inspiration maksudnya jangan menggunakan karya tulis milik teman sekelas sebagai inspirasi untuk menulis, karya tersebut harus dijadikan sumber dengan memberikan tanda sebagai bahan rujukan. Don’t save your citations for later maknanya bahwa 52 jangan terlalu lama menuliskan citasi karena dapat membuat penulis lupa menyertakannya dalam daftar rujukan. Quote your sources properly maksudnya selalu menggunakan tandabaca untuk menadai bahwa suatu kalimat merupakan kalimat orang lain. Keep a source trail ketika harus melakuakn revisi penulis harus tetap yakin bahwa tulisan tersebut sesuai dengan kerangka tulisan yang telah dibuat.

2.3 Open Accees dan Plagiatisme

Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 8

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 1 46

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 7

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 29