8
1. 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara open
access dengan plagiatisme di perguruanTinggi? 1. 3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, yaitu
sehingga dapat terhindar dari Plagiatisme dalam penulisan karya ilmiah. 2. Bagi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, yaitu tulisan ini dapat memberikan
sumbangsih mengenai open access dan plagiatisme di perguruan tinggi. 3. Bagi Peneliti Lanjutan, yaitu tulisan ini dapat menjadi referensi untuk
penelitian selanjutnya. 4. Bagi Penulis, yaitu menambah pemahaman mengenai open access dan
plagiatisme di perguruan tinggi.
1.5 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan antara open access terhadap plagiatisme.
9
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Open access OA
Gerakan open access bukanlah suatu hal yang baru di dunia. Pada tahun 2003 UNESCO telah melakukan suatu gerakan Berlin Declaration on Open
access to Knowledge in the Sciences and Humanities. Tujuan dari gerakan open aceess ini memberikan paradigma baru mengenai penyebarluasan ilmu
pengetahuan dengan dukungan dari kemajuan teknologi berupa internet. Di Indonesia sendiri gerakan open access baru muncul pada tahun 2009 dengan
diluncurkannya suatu sarana komunikasi ilmiah yang disebut Portal Garuda. Untuk lebih merangsang para akademisi untuk menghsilkan karya ilmiah pada
tahun 2012 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Surat edaran yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi nomor 152ET2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Hal ini merupakan wujud peran aktif Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dalam mendukung gerakan open access.
2.1.1 Pengertian Open access
Gerakan Open Access OA merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memberikan akses sebesar–besarnya untuk untuk menyebarkan karya
ilmiah. Dengan adanya open access komunikasi ilmiah yang dilakukan oleh para akademisi yang di tuangkan dalam bentuk karya ilmiah dapat terjalin dengan baik
tanpa terjadinya pelanggaran yang merugikan pihak lain. Beberapa orang ahli memberikan defenisi mengenai Open access. Suber 2012, 4 mendefenisikan
10
“Open access OA literature is digital, online, free of charge, and free of most copyright and licensing restrictions”. Disini Suber menekankan bahwa open
access merupakan suatu ketersedian bahan bacaan secara digital, online yang tidak terikat dengan hak cipta dan ijin untuk menggunakan. Kemajuan teknologi
menciptakan paradigma baru di dunia publikasi, karya yang dihasilkan dapat disebarluaskan melalui media internet. Sehinngga masyarakat bebas untuk
mengakses karya ilmiah untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. The Budapest Open access Initiative 2002 menyatakan bahwa:
For various reasons, this kind of free and unrestricted online availability, which we will call Open Access, has so far been limited to small portions
of the journal literature. But even in these limited collections, many different initiatives have shown that open access is economically feasible,
that it gives readers extraordinary power to find and make use of relevant literature, and that it gives authors and their works vast and measurable
new visibility, readership, and impact.
Untuk berbagai alasan, seperti ini ketersediaan online gratis dan tak terbatas, yang akan disebut open access, sejauh ini terbatas pada bagian-bagian
kecil dari literatur jurnal. Namun dalam koleksi terbatas, banyak inisiatif yang berbeda menunjukkan bahwa akses terbuka secara ekonomis layak, yang
memberikan pembaca kekuatan yang luar biasa untuk menemukan dan memanfaatkan literatur yang relevan, dan yang memberikan penulis dan karya-
karya mereka yang luas dan terukurnya visibilitas baru, pembaca, dan pengaruhnya.
Open acces dapat diartikan kondisi dimana terciptanya masyarakat ilmiah dengan ketersedian literatur ilmiah secara bebas di internet. Sehingga
11
memungkinkan masyarakat menemukan literatur yang relevan dan memberikan kemampuan visibilitas yang lebih terukur.
Berlin Declaration on Open access to Knowledge in the Sciences and Humanities 2003 memberikan defenisi menganai open access sebagai berikut:
Disseminating knowledge is only half complete if the information is not made widely and readily available to society. New possibilities of
knowledge dissemination not only through the classical form but also and increasingly through the open access paradigm via the Internet have to be
supported. We define open access as a comprehensive source of human knowledge and cultural heritage that has been approved by the scientific
community. Menyebarluaskan pengetahuan hanya tidak lengkap jika informasi tersebut
tidak dibuat secara luas dan tersedia untuk masyarakat. Kemungkinan baru diseminasi pengetahuan tidak hanya melalui bentuk klasik tetapi juga dan semakin
melalui paradigma akses terbuka melalui internet harus didukung. Dapat didefinisikan sebagai suatu akses terbuka sumber pengetahuan manusia yang
komprehensif dan warisan budaya yang telah disetujui oleh komunitas ilmiah. Dalam membangun akses terbuka ilmu pengetahuan membutuhkan
penyebaran luasan ilmu pengetahuan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Melalui internet paradigma penyebarluasan ilmu pengethuan sangatlah
memungkinkan. Sehingga tersedianya sumber ilmu pengetahuan yang komprehensif dan menjadi warisan budaya yang disetujui oleh komunitas ilmiah.
Dengan open access diharapkan dapat menciptakan suatu masyarakat yang lebih peka terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Kepekaan terhadap kemajuan
ilmu pengetahuan diharapkan dapat menciptakan masyarakat ilmiah. Dengan bantuan dari internet tentunya penyebarluasan ilmu pengetahuan dapat terlaksana
12
dengan lebih mudah dan lebih dapat menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Masyarakat ilmiah menghasilkan dan menggunakan karya ilmiah merupakan
suatu kegiatan yang pasti dilakukan. Sehingga open access merupakan suatu cara menyebarkan dan menggunakan karya ilmiah yang dihasilkan.
Fatmawati 2013, 98 dalam artikelnya mengemukakan bahwa “Open
access bisa didefinisikan sebagai ketersediaan bebas dari publikasi jurnal ilmiah melalui internet”. Pendapat di atas menjelaskan terlihat bahwa OA merupakan
penerapan teknologi komunikasi dalam penyebaran ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi informasi dan komputer memberikan pengaruh yang begitu
besar terhadap penyebaran ilmu pengetahuan. Sehubungan hal tersebut di atas diperlukan adanya akses sebesar-besarnya sehingga ilmu pengetahuan tersebut
dapat dijadikan sumber informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sedang dikaji. Dengan open access kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam
komunikasi ilmiah seperti harusnya mengeluarkan biaya untuk dapat mengakses suatu suatu sumber informasi dapat diminimalisir.
Seperti yang ditulis oleh Lossau 2008, 20 bahwa “Open access is free access to knowledge at no charge to the user
”.
Dapat diterjemahkan open access adalah akses gratis ke pengetahuan tanpa biaya kepada pengguna.
Selain itu Morrison 2006 menuliskan bahwa “Open access literature is free online to
anyone, anywhere, to read, download, and use, providing that the authors is properly cited”.
Dapat diterjemahkan
Open access literature adalah online gratis untuk siapa saja, di mana saja, membaca, mendownload, dan digunakan, dengan
memberikan yang dikutip oleh penulis dengan benar. Ditambakan oleh Swan
13
2014 bahwa “The Open access research literature is composed of free, online copies of peer-reviewed journal articles and conference papers as well as
technical reports, theses and working papers”. Defenisi tersebut dapat diterjemakan bahwa open access research literature adalah yang tersedia secara
gratis, dalam bentuk salinan online artikel jurnal peer-review dan makalah konferensi serta laporan teknis, tesis dan kertas kerja.
Dengan open access pengguna tidak harus direpotkan dengan hak cipta yang melekat pada pengarang. Karena pengarang telah membebaskan karya
ilmiahnya untuk digunakan oleh khalayak ramai. Seperti yang tertulis pada website University of St Andrew 2014 bahwa:
Open access OA: Open access in this context means research literature that can be freely accessed by anyone in the world via the internet so that
it can be used without licensing restrictions for research, teaching or other purposes. Copyright holders control the right to permit open access and
have the right to be properly acknowledged.
Open access OA dalam konteks ini berarti literatur penelitian yang dapat diakses secara bebas oleh siapa saja di dunia melalui internet sehingga dapat
digunakan tanpa pembatasan perizinan untuk penelitian, pengajaran atau tujuan lainnya. Pemegang hak cipta mengontrol hak untuk mengizinkan akses terbuka
dan memiliki hak untuk menjadi benar diakui. Untuk kepentingan penelitian, pengajaran, atau tujuan lainnya pemegang hak cipta membebaskan perizinan
penggunaan karya ilmiahnya. Pemegang hak cipta tidak begitu saja terlepas dari karyanya, karena hak moral yang melekat pada pemegang hak cipta tetap ada
dengan menyertakan nama sebagai sumber tulisan berikutnya.
14
Berdasarkan beberapa defenisi tersebut di atas maka yang disebut dengan open access adalah ketersedian karya ilmiah secara gratis yang dapat diakses
melalui internet tanpa pembatasan perizinan untuk dibaca, didownload, dan digunakan untuk kepentingan pengajaran serta melestarikan warisan budaya yang
disetujui komunitas ilmiah dan pengaruhnya dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Open access memiliki beberapa indikator yaitu: free access free online to read,
download, and use, free of charge, free of most copyright, without licensing restrictions.
2.1.2 Bentuk dan Jenis Open access
Pada website Goergia State University Library 2015 tertulis jenis- jenis open access yang dapat dioperasikan. Gerakan open access yang tergolong masih
baru di dunia komunikasi ilmiah menyebabkan dalam penerapannya masih mengembangkan standar. Terdapat banyak tipe dasar open access yang dapat
dioperasikan, sebagai berikut: There are many types of open access, perhaps because it is such a young
movement that its still developing standards. That said, there are three basic types: Green – refers to self-archiving generally of the pre or post-
print in repositories. Gold – refers to articles in fully accessible open access journals. Hybrid – some times called Paid Open Access, refers to
subscription journals with open access to individual articles usually when a fee is paid to the publisher or journal by the author, the authors
organization, or the research funder.
Terdapat banyak cara yang dilakukan dalam menjalankan open access, mungkin karena hal tersebut open access masih mengembangkan standar dalam
pelaksanaannya, yaitu: hijau Green OA - mengacu pada diri pengarsipan umumnya pra atau pasca-cetak dalam repository. Emas Gold OA - mengacu
pada artikel di jurnal sepenuhnya dapat diakses akses terbuka. Hybrid Hybrid
15
OA - beberapa kali disebut open access yang dibayar, mengacu pada jurnal langganan dengan akses terbuka untuk artikel individu biasanya, ketika biaya
dibayarkan kepada penerbit atau jurnal oleh penulis, organisasi penulis, atau penyandang dana penelitian.
Terdapat tiga jenis dasar dalam menjalankan open access, yaitu: hijau Green OA untuk open access yang hanya sebatas repository umumnya jenis ini
terdapat pada perguruan tinggi yang menghasilkan karya-karya Grey Literatur, sehingga karya tersebut hanya dipublikaiskan melalui repository perpustakaan.
Emas Gold OA untuk jenis open access yang memberikan kebebasan untuk mengakses artikel-artikel yang terdapat pada database yang melakukan open
access. Hybrid Hybrid OA jenis open access yang dilakukan dengan melanggan suatu jurnal dengan mengeluarkan biaya, namun pelanggan jurnal memberikan
akses yang bebas kepada siapa saja yang ingin menggunakan jurnal tersebut. Hybrid OA merupakan bentuk dari gold OA, yang digunakan untuk menjalankan
konsep yang digunakan dalam penerapan OA. Stevan Harnad yang dikutip oleh Suber 2012, 53 menuliskan bahwa
dalam mengoperasikan open access dapat berjalan dalam dua bentuk. Dituliskan bahwa:
Two delivery vehicles dominate the current discussion: journals and repositories.The OA movement uses the term gold OA for OA delivered by
journals, regardless of the journal’s business model, and green OA for OA deliveredby repositories. Self-archiving is the practice of depositing one’s own
work in an OA repository.
Dalam menjalankan open access dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu open acces journal gold open access dan open access repository green open
16
access. Open access journal merupakan cara menjalankan open acces dengan menggunakan jurnal . Open acess journal merupakan nama lain dari menjalankan
bisnis jurnal. Suatu lembaga melanggan jurnal lalu membuka akses ke jurnal tersebut untuk diakses secara bebas. Open access repository merupakan suatu cara
open access melalui repositori lembaga. Karya ilmiah yang dihasilkan suatu lembaga di simpan dalam deposit lembaga yang dipublikasikan melalui repositori.
Pengarsipan sendiri sefl-archiving adalah nama lain dari open access repository. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, maka dalam menjalankan
open access dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: melalui open access journal Gold Open Access dan melalui open access repository Green Open Access.
2.1.2.1. Open Access Journal Gold OA
Dalam implementasinya open access dalam bentuk jurnal disebut gold OA. Suber 2012; 49-50 menuliskan “OA journals are like non-OA journals except
that they’re OA. Like conventional journal publishers, some OA journal publishers are for-profit and some are nonprofit”. Defenisi tersebut dapat
diterjemahkan open access journal seperti jurnal non-open access kecuali bahwa jurnal tersebut melakukan open access. Seperti penerbit jurnal konvensional,
beberapa penerbit jurnal open access adalah untuk-profit dan beberapa ada yang nirlaba. Maksudnya bahwa open access journal sama seperti jurnal tercetak
konvensional hanya saja, jurnal di publikasikan melalui internet. Open access journal ada yang tujuannya mencari keuntungan dan ada yang tujuannya tidak
untuk mencari keuntungan. Ditambahkan lagi oleh Lukman et. all 2014 memberikan defenisi
“
open access journal
atau
akses terbuka dapat didefinisikan
17
sebagai jurnal dengan teks penuh full texts yang tersedia dan dapat diakses gratis di webinternet”.
Seperti pendapat ahli di atas bahwa gold open access merupakan suatu cara melakukan open access yang lebih mengarah kepada jurnal konvensional
dalam bentuk fulltext. Suatu open access dapat disebut sebagai gold open acces apabila struktur dan konten yang ditawarkan sesuai standar yang tersedia dan
dapat diakses gratis di webinternet. Sedangkan Bailey 2007 menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga
bentuk open access journal sebagai berikut: 1. Born-OA publishers typically let authors retain the copyright to their
articles and use the Creative Commons Attribution License or a very similar
license. 2. Conventional publishers As the open access movement has gained
momentum, conventional commercial and nonprofit journal publishers have begun to experiment with open access publishing programs or to
establish permanent open access programs.
3. Non-traditional publishers as the entity or individual who selects the material to be published, makes the decisions, and pays the bills
Bradley et. All ; 2011.
1 Lahir-OA penerbit biasanya membiarkan penulis mempertahankan hak cipta untuk artikel mereka dan menggunakan lisensi atribusi kreasi pengetahuan
umum atau lisensi yang sangat mirip. 2 penerbit konvensional sebagai gerakan akses terbuka telah mendapatkan momentum, penerbit jurnal komersial dan
nirlaba konvensional telah mulai bereksperimen dengan akses terbuka program penerbitan atau untuk membangun program akses terbuka permanen. 3 penerbit
non-tradisional sebagai entitas atau individu yang memilih material yang akan diterbitkan, membuat keputusan, dan membayar tagihan.
18
Ada beberapa bentuk dasar dalam mengoperasikan open access journal yaitu: born-OA publishers, conventional publishers, dan non-traditional publisher
ketiga bentuk mengoperasikan open access memiliki kelebihannya masing- masing.
2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Journal Gold OA
Open access journal yang dinyatakan oleh para ahli adalah bentuk konvensioanal dari cara melakukan open acces. Open access journal juga
memberikan manfaat untuk masing-masing pemangku kepentingan. Manfaat yang paling penting melakukan open access journal adalah hubungan antara pemilik
jurnal dengan pembaca akan semakin cepat di seluruh dunia. Jurnal yang dipublis secara online tentunya memberikan kemudahan untuk pembaca untuk
mengaksesnya. Kemudahan akses ini dapat menciptakan komunikasi ilmiah yang lebih efektif dan efisien.
Suatu artikel jurnal yang dihasilkan oleh seorang penulis dapat langsung mendapat feedback dari pembaca baik mengenai kualitas ataupun hal- hal lain dari
jurnal tersebut. Sehingga penulis dapat mengetahui sudah sejauhmana kualitas dari jurnal yang hasilkan. Penulis juga dapat melihat seberapa cepat dan jauh
perkembangan ilmu yang sedang dikaji. Antelma 2004 menyatakan bahwa “open access journal mempercepat waktu publikasi karya, meningkatkan
penggunaan jurnal dari pada jurnal tercetak dan berpengaruh dalam peningkatan impact fector suatu jurnal”.
Suatu jurnal yang open access akan memudahkan pengguna untuk mengakses, pengguna tidak harus menunggu untuk dapat memanfaatkan jurnal
19
sesuai dengan kepentingan. Dengan masuk ke dalam database jurnal, penguna dapat langsung membaca, men-download, dan meng-copy jurnal yang tersedia.
Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengirim jurnal apabila jurnal masih dalam bentuk tercetak dapat di minimalisir. Jurnal yang dipublikasi secara online
lebih mudah untuk diketahui berapa kali jurnal tersebut diakses dan dijadikan rujukan. Sehingga dapat diketahui seberapa besar impact factor jurnal tersebut.
2.1.2.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Gold Open Access
Gold open access dan green open access merupakan dua hal yang berbeda, walaupun keduanya merupakan produk dari open access. Kedua metode ini
memiliki kelebihan dan kelamahannya masing-masing. Sehingga kedua metode ini saling melengkapi satu dengan yang lain. Seperti yang disampaikan oleh Suber
2012, 58-65a bahwa gold open access memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan di bandingkan dengan green open access, yaitu:
a. Kelebihan gold open access,yaitu: 1. Gold OA articles needn’t labor under restrictions imposed by toll-
access publishers fearful of OA; 2. Gold OA is always immediate;
3. Gold OA can always be libre, even if it doesn’t take sufficient advantage of this opportunity;
4. Gold OA provides OA to the published version 5. Gold OA performs its own peer review, without depending on toll-
access journals to perform it; 6. Gold OA can be self-sustaining, even profitable.
b. Kelemahan gold open access, yaitu: 1. Gold OA cannot be mandated without infringing academic
freedom; 2. OA journals is still tied up in subscriptions to toll-access journals;
3. Gold OA policy can only cover the new articles that faculty are willing to submit to OA journals;
4. Gold OA only works for postprints; 5. Gold OA to emerge in their fields.
20
Menurut Suber bahwa open access journal menawarkan keunggulan yang dimiliki dalam menjalankan open access antara lain: artikel jurnal tidak
membutuhkan tenaga yang berkerja sebagai pembatasan yang diberlakukan oleh penerbit sebagai akibat dari open access. Open access journal mempercepat
publikasi, selalu memperoleh kebebasan dalam menjalankan dan dapat mengambil setiap kesempatan. Selalu menerbitkan karya dalam bentuk jurnal. Menampilkan
masukan dari teman sejawa peer review tanpa harus bergantung pada sarana untuk mengakses jurnal. Ketika dana untuk menjalankan open access harus
dihentikan, gold open access memiliki kemampuan untuk mengahsilkan dana dengan melakuakn kegiatan yang sifatnya berorientasi profit.
Gold open access memiliki kelemahan dalam penerapannya, tidak dapat berada dibawah pengawasan tanpa melanggar kebebasan akademik. Harus
melakukan hubungan kerjasama dengan vendor penyedia jurnal. Biasanya pada akademik jurnal yang di publikasikan hanya halaman sampul dari suatu artikel
baru yang fakultas ijinkan untuk dibuka aksesnya. Hanya berkerja pada karya yang sudah selesai dikerjakan dalam bentuk akhir atau sudah siap untuk di
publikasikan.
2.1.2.2. Open Access Repository Green OA
Karya ilmiah yang dihasilkan pada suatu instansi pendidikan tinggi seperti, skripsi, tesis, dan disertasi tidak memiliki penerbit yang mempublikasikannya.
Sehingga karya-karya tersebut hanya dapat diakses melalui salah satu layanan yang terdapat di lembaga penyedia biasanya perpustakaan instansi yang disebut
repository.
Pappalardo
et. all, 2007, 11 memberikan defenisi “A digital
21
repository is an online archive in which authors and academics can deposit their work, with the intention that it will be openly available in digital form”.Dapat
diterjemahkan bahwa suatu repositori digital adalah sebuah arsip online di mana penulis dan akademisi dapat mendepositkan pekerjaan mereka, dengan maksud
bahwa hal tersebut akan terbuka dan tersedia dalam bentuk digital. Maksudnya bahwa suatu arsip online di mana penulis dan akademisi dapat menyimpan
pekerjaan mereka, dengan maksud bahwa karya ilmiah akan tersedia secara terbuka dalam bentuk digital.
Suber 2012, 52 menyatakan bahwa“OA repositories are online collections or databases of articles”. Defenisi tersebut diterjemahkan Repositori
OA repositori adalah koleksi online atau database dari artikel. Ditambahkan oleh Swan 2014 bahwa “Institutional repositories are digital collections of the
outputs created within a university or research institution”. Diterjemahkan bahwa
repositori institusional adalah koleksi digital dari output dibuat dalam universitas atau lembaga penelitian. Selain itu Chapple 2015 menyatakan Sbahwa “A
repository is a collection of resources that can be accessed to retrieve information. Repositories often consist of several databases tied together by a
common search engine”. Defenisi tersebut dapat diterjenmahkan sebagai berikut bahwa
repositori adalah kumpulan sumber daya yang dapat diakses untuk digunakan informasi yang dihimpun didalamnya. Repositori sering terdiri dari
beberapa database yang diindeks oleh mesin pencari umum.
22
Berdasarkan pendapat tersebut di atas bahwa suatu repositori merupakan jaringan server yang menyediakan koleksi yang dihasilkan oleh kegiatan
akademik. Karya ilmiah tersebut dihimpun pada suatu database dalam format The Open Archives Initiative Protocol for Metadata Harvesting OAI-PMH dan
dikelola oleh penyedia data untuk mengekspos metadata yang tersedia. Karya ilmiah dalam bentuk metadata dipublis untuk digunakan oleh pengguna sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh universitas penyedia repositori. Seperti yang dikeukakan oleh Hasugian 2012 bahwa:
Open access repository umumnya hanya dapat diakses secara terbatas oleh pengguna. Ada perpustakaan yang hanya menyediakan akses terhadap
metadata dan abstrak saja, ada yang menyediakan akses penuh fulltext hanya kepada sivitas akademiknya, dan ada pula yang membuka ases
terbuka opened access dengan fulltext kepada masyarakat luas.
Pada website www.sehpra.ac.uk 2006 dinyatakan bahwa pada umumnya
dalam menjalankan green open access dilambangkan kedalam beberapa warna sebagai berikut:
1. Green:can archive pre-print and post-print or publishers versionPDF; 2. Blue:can archive post-print ie final draft post-refereeing or
publishers versionPDF; 3. Yellow:can archive pre-print ie pre-refereeing;
4. White:archiving not formally supported. Kalimat tersebut di atas dapat diterjemahakan:
1. Green: dapat arsip pra-cetak dan pasca-cetak atau penerbit versi PDF. 2. Biru: dapat arsip pasca-cetak yaitu draft akhir pasca peninjauan atau
penerbit versi PDF. 3. Kuning: dapat arsip pra-cetak yaitu pra-peninjauan.
4. Putih: pengarsipan tidak secara resmi didukung.
23
Berdasarkan pendapat tersebut di atas ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menampilkan artikel yang akan di publikasikan menggunakan
green open access. Dengan menggunakan repository, penulis dapat memilih sesuai keinginan apakah ingin menerbitkan artikelnya pada saat pre- print, post-
print, atau publisher’s version. Dan dapat dijadikan sebagai suatu tempat menyimpan dokumen, informasi, data disimpan, digunakan, dan dipelihara pada
suatu format tertentu. Suatu open access repository menyediakan artikel-artikel secara online
pada suatu database lembaga yang menyediakan open access. Pengguna hanya harus masuk kedalam database suatu open access repository untuk dapat
mengakses artikel yang disediakan. Biasanya ada kebijakan yang diberlakukan oleh pemegang open access repository terhadap pengguna dalam hal mengakses
artikel apakah itu jumlah artikel yang dapat dibaca, di-download ataupun untuk keperluan lainnya.
2.1.2.2.1 Manfaat Open Access Repository Green OA
Dalam penerapan open access repository ada berbagai macam variasi yang di berikan oleh lembaga yang memiliki hak terhadap karya ilmiah dalam
mengakses karya tersebut. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh apabilah suatu perpustakaan menggunakan repository. Sebagaina dikemukakan
disampaikan oleh Pappalardo et. all 2007, 13-14 bahwa ada banyak manfaat untuk membangun repositori digital, termasuk kesempatan untuk memberikan
jangkauan yang lebih luas dari sumber daya pendidikan ke fakultas, dan dampak positif ini mungkin pada reputasi ilmiah institusi anda. Suatu repositori digital:
24
1. Enables staff and other subscribers to have easy access to scholarly and research material generated by members of your institution;
2. Provides access to a range of materials at other institutions worldwide, where your repository forms part of a global system of interoperable
repositories; 3. Provides stable, long-term archiving of information and research
output there by preserving it for the future; 4. Allows for information to be widely and quickly disseminated so that it
achieves the highest impact; 5. Increases the academic reputation of your institution by demonstrating
the quality and relevance of the research output produced by members of your institution and by increasing your institution’s general
visibility, which can translate into tangible benefits such as increased funding from both public and private sources; and
6. Facilitates greater citation of deposited articles, thereby increasing the profile of contributing authors.
Pendapatan di atas menjelaskan bahwa repository memungkinkan staf dan
pelanggan lainnya untuk memiliki akses mudah ke bahan ilmiah dan penelitian yang dihasilkan oleh anggota institusi anda. Menyediakan akses ke berbagai
materi di lembaga-lembaga lain di seluruh dunia, di mana bentuk-bentuk repositori Anda untukan dari sistem global repositori interoperable. Menyediakan
pengarsipan jangka panjang informasi dan penelitian keluaran sana dengan melestarikan untuk masa depan. Memungkinkan informasi secara luas dan cepat
disebarluaskan sehingga mencapai dampak tertinggi ini dapat dibandingkan dengan model penerbitan tradisional yang didasarkan pada membatasi, melalui
harga berlangganan, akses informasi. Meningkatkan reputasi akademik institusi anda dengan menunjukkan kualitas dan relevansi dari hasil penelitian yang
dihasilkan oleh anggota institusi dan dengan meningkatkan visibilitas umum institusi anda, yang dapat diterjemahkan ke dalam manfaat nyata seperti
peningkatan pendanaan dari sumber-sumber publik dan swasta; dan memfasilitasi kutipan yang lebih besar .
25
Di tambahkan lagi oleh Pendit 2013 menyatakan bahwa “Setiap makalah yang di sediakan di open access repository langsung siap dibaca, tak ada
penundaan yang disebabkan oleh penyuntingan, percetakan,atau pengiriman lewat pos”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa open access repository memberikan banyak manfaat, pengguna mendapat keuntungan tanpa
harus menungu lama untuk menggunakan suatu karya ilmiah. Pengarang hanya dengan mempublis karyanya maka pengguna dapat memanfaatkan karya ilmiah
tersebut. Pengguna tidak harus menunggu karena naskah harus melewati penyuntingan, percetakan, atau pengiriman lewat pos.
2.1.2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Green Open Access
Tidak jauh berbeda dengan gold open acess, pada penerapannya green open access juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Menurut Suber 2012, 58-
56 ada beberapa kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh green open access sebagai berikut:
a. Kelebihan green open access, yaitu: 1. Green OA makes faster progress, since it doesn’t require the launch
of new peer-reviewed journals or the conversion of old ones; 2. Green OA can be mandated without infringing academic freedom;
3. A green OA policy at a university can cover the institution’s entire research output, regardless of where authors choose to publish;
4. Green OA is compatible with toll-access publication; 5. green OA allows authors to have their cake and eat it too;
6. Green OA works for preprints as well as postprints, while gold OA
only works for postprints. 7. Green OA works for other kinds of work that peer-reviewed journals
generally don’t publish, such as datasets, source code, theses and dissertations, and digitized copies of work previously available only
in another medium suchas print, microfiche, or film.
26 b.
Kelemahan green open accessi, yaitu: 1.
Green OA is less expensive than gold OA
; 2.
Green OA is sometimes embargoed or delayed
; 3. Green OA seldom even has the opportunity;
4. Green OA is often limited to the final version of the author’s peerreviewed manuscript, without copy editing or final pagination;
5. Green OA may be a manageable expense. Pada dasarnya green open access memiliki kelebihan dan kelemahan
dalam mengoperasikan green open access mempercepat dalam menyampaikan artikel, ketika artikel di dipublis pengguna langsung dapat menggunakannya.
Tidak melanggar kebebasan akademik, karya ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil dari kegiatan akademik di perguruan tinggi, pengarang dapat langsung menerima
masukan dan saran dari pengguna. Green open access bekerja sebelum penerbitan namun hasilnya seperti artikel yang sudah di terbitkan. Green open access
biasanya dijalankan untuk terbitan yang memiliki batasan dalam menerbitkanya seperti, skripsi, tesis, dan disertasi.
Dalam menjalankan green open access ada beberapa kelemahan yang harus dihadapi. Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalankan,
karena harus menyediakan suatu database untuk menghimpun seluruh artikel yang dimiliki. Terkadang adanya pembatasan dalam mengakses artikel yang tersedia.
Green open access jarang memiliki kesempatan, dan terkadang artikel yang tersedia belum melewati penyeleksian dari teman sejawat dan belum melewati
penomoran pada halaman artikel.
2.1.3 Manfaat Open Access
Gerak open access merupakan wujud dari penghapusan kapitalisme di dunia penelitian. Gerakan ini mengajak segenap stekholder untuk ikut serta dan
27
mendukung dalam pelaksanaannya. Tidak hanya sebagai sarana komunikasi ilmiah, open access juga memberikan banyak keuntungan untuk setiap pemangku
kepentingan yang ikut didalamnya,seperti: pengarang, pembaca, peneliti, penerbit, dan perpustakaan. Spring.com 2013 dalam artikelnya open access – broad
readership, high impact what authors need to know and how they can benefit tertulis bahwa open access menawarkan beberapa keuntungan baik untuk
pengarang: 1. Reaching larger audience;
2. Enhancing author visibility and reputation; 3. Providing high quality and standards;
4. Copyright and Creative Commons; 5. Complying with funders’ OA mandates;
6. Citation tracking and inclusion in bibliographic databases.
Beberapa kalimat tersebut di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: 1. Menjangkau khalayak yang lebih besar.
2. Meningkatkan visibilitas dan reputasi penulis. 3. Memberikan kualitas tinggi dan standar.
4. Hak Cipta dan kreasi bersama. 5. Mematuhi amanat pemberi dana OA.
6. pelacakan Citation dan dimasukkan dalam database bibliografi. Open access pada implementasinya diharapkan memeberikan banyak
manfaat terhadap menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Pengarang memeperoleh keuntungan dalam gerakan open access, antara lain : dapat menjangkau khalayak
yang lebih besar, meningkatkan visibilitas dan reputasi penulis. Memberikan kualitas tinggi dan standar dalam penulisan karya ilmiah. Hak cipta dan creative
commonns, hak yang melekat pada diri pengarang dalam mengembangkan ilmu
28
pengetahuan. Pengarang ikut serta dalam menjalankan pembebasan ilm pengetahuan sesuai dengan harapan dari donatur. Pelacakan citation dan
dimasukkan ke dalam database bibliografi, meningkatkan impact factor dari karya ilmiah yang dihasilkan.
Dalam website The Scholarly Publishing and Academic Resources Coalition SPARC 2013 tertulis siapa saja yang memperoleh manfaat dengan
melakukan open access: a. Researchers
1. Increases readers’ ability to find use relevant literature; 2. Increases the visibility, readership and impact of author’s works;
3. Creates new avenues for discovery in digital environment; 4. Enhances interdisciplinary research;
5. Accelerates the pace of research, discovery and innovation;
b. Educational Institutions 1. Contributes to core mission of advancing knowledge;
2. Democratizes access across all institutions – regardless of size or budget;
3. Provides previously unattainable access to community colleges, two-year colleges, K-12 and other schools;
4. Provides access to crucial STEM materials; 5. Increases competitiveness of academic institutions;
c. Students 1. Enriches the quality of their education;
2. Ensures access to all that students need to know, rather what they or their school can afford;
3. Contributes to a better-educated workforce; d. Businesses
1. Access to cutting-edge research encourages innovation; 2. Stimulates new ideas, new services, new products;
3. Creates new opportunities for job creation;
e. Public 1. Provides access to previously unavailable materials relating to
health, energy, environment, and other areas of broad interest; 2. Creates better educated populace;
3. Encourages support of scientific enterprise and engagement in citizen science;
f. Research Funders 1. Leverages return on research investment;
2. Creates tool to manage research portfolio;
29
3. Avoids funding duplicative research; 4. Creates transparency;
5. Encourages greater interaction with results of funded research.
Penerapan open access menawarkan banyak keuntungan untuk pemegang kepentingan seperti pengarang, peneliti, lembaga pedidikan, publik, dan
penyandang dana penelitian. Pengarang akan semakin dekat dengan pembacanya, visibilitas, dan reputasi pengarang akan semakin tinggi. Peneliti dapat memantau
kemajuan dari ilmu pengetahuan dengan komunikasi ilmiah yang dibangun. Lembaga pendidikan memperoleh akses bebas tentunya meringankan biaya yang
harus dikeluaran oleh lembaga apabila harus mengalokasikan sejumlah besar anggaran untuk melanggan karya ilmiah. Publik menciptakan masyarakat ilmiah
yang peka dan peduli dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memajukan kehidupan. Penyandang
dana penelitian dapat melihat transparsi dalam menciptakan suatu karya yang lebih berkualitas. Dalam penelitian duplikai dana yang dihbahkan dapat dihindari.
2.2 Plagiatisme