Open Accees dan Plagiatisme

52 jangan terlalu lama menuliskan citasi karena dapat membuat penulis lupa menyertakannya dalam daftar rujukan. Quote your sources properly maksudnya selalu menggunakan tandabaca untuk menadai bahwa suatu kalimat merupakan kalimat orang lain. Keep a source trail ketika harus melakuakn revisi penulis harus tetap yakin bahwa tulisan tersebut sesuai dengan kerangka tulisan yang telah dibuat.

2.3 Open Accees dan Plagiatisme

Kemajuan teknologi informasi dan computer membawa dunia komunikasi ilmia ke-era baru yang disebut dengan open access. Gerakan yang mengajak setiap insan peneliti, penulis dan para pengarang yang menghasilkan karya ilmiah untuk memberikan akses bebas terhadap karyanya. Selama ini yang menjadi orientasi penulis dalam menghasilkan karya ilmiah yang bermutu adalah nilai materil. diharapkan dengan gerakan bebas akses ini pengarang mau ikut serta menggalakan gerakan bebas akses, agar terciptanya dunia komunikasi ilimiah yang lebih berkualitas. Tentunya dengan bantuan dari kemajuan teknologi informasi dan komputer diharapkan hal tersebut dapat terlaksana. Dengan menculnya paradigma baru dalam penyebaran ilmu pengetahuan berupa gerakan bebas akses open access ada keraguan yang timbul akan terjadinya pelanggaran terhadap hak cipta berupa plagiatisme. Kemudahan yang diberikan untuk mengakses sumber informasi ini munculkan kegelisahan untuk para penulis. Kegelisahan itu muncul disebabkan rasa ketakutan akan pencurian ide dan gagasan yang dihasilkan oleh penulis. Khususnya pencurian terhadap karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademik. 53 Namun dalam artikelnya Liaw 2009, 21-22 menyatakan bahwa beberapa argumentasi tentang mutu skripsitesisdisertasi hubungannya dengan pembukaan akses kekoleksi skripsitesisdisertasi: 1. Pembukaan akses akan meningkatkan keterpaparan exposure dari skripsitesis ke komunitas yang lebih luas, bahkan ke komunitas global melalui internet. Pembukaan akaes ini justru dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan mutu karya akademik suatau kampus. 2. Selain menjadi insentif atau ‘paksaan’ untuk penulis, pembukaan akses juga akan berdampak kepada para dosen pembimbing. 3. Bila kekuatiran tentang mutu skripsitesis tetap masih ada, dapat diatur agar hanya skripsitesis dengan nilai tertentu yang dapat diakses oleh publik. Berdasarkan pendapat ahli diatas bahwa dengan memberikan akses sebesar-besarnya terhadap skripsitesi yang dihasilkan sivitas akademik memberikan damapak positif baik untuk penulis dan begitu juga terhadap dosen yang membimbing. Akuntono 2012 Menuliskan “Menurut Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia menilai transparansi dapat menekan peluang seseorang untuk berbuat kecurangan. plagiatisme di dunia pendidikan terjadi lantaran ada kesempatan. Dalam hal ini adalah tidak adanya upaya untuk mempublikasikan karya ilmiah secara lebih luas” Kompas, 2012. Open access dalam karya ilmiah menjadi suatu paradigma baru yang membawa banyak manfaat. Salah satunya dalam pencegahan dan penanggulangan plagiatisme di peguruan tinggi, dengan transparasi dalam penyebaran karya ilmiah dapat mencegah terjadinya tindakan plagiat. Keterbukaan ilmu pengetahuan melalui suatu gerakan yang diberi nama open access. Pemegang hak cipta membuka akses sebesar-besarnya kepada masyarakat untuk menggunakan karya ilmiah yang dihasilkan. Karya ilmiah yang dibuka aksesnya akan memebrikan efek positif baik 54 untuk pemegang hak cipta maupun pemangku kepentingan lainnya. Dengan open access pengarang dapat melakukan komunikasi ilmiah dengan teman sejawat di seluruh dunia melalui karya ilmiah yang dihasilkan. Pemegang hak cipta dapat langsung mengetahui sudah seberapa baik kualitas dari karya ilmiah yang dihasilkan. Open access diharapkan mampu menciptakan komunikasi ilmiah yang lebih berkualitas. Tetapi dalam pelaksanaanya masih banyak terjadi penyimpangan yang terjadi. Kemudahan dalam menggunakan dan mengakses karya ilmiah oleh sebagian orang dimanfaatkan untuk melakukan penyimpangan berupa plagiatisme. Open access dan plagiatisme merupakan dua varietas yang berbeda namun keduanya saling berhubungan. Open access memberikan akses yang bebas sehingga siapa saja dapat menggunaka karya ilmiah memudahkan terjadinya pencurian karya orang lain. Tetapi disisi lain pencurian karya ilmiah yang dilakukan dapat dideteksi dengan bantuan dari open access. Oleh sebab itu, perlu diketahui seberapa besar pengaruh open access terhadap plagiatisme di perguruan tinggi. 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengertian Metodologi Penelitian

Dokumen yang terkait

Studi dokumentasi tentang kecenderungan penelitian mahasiswa departemen ilmu komunikasi fakultas ilmu social dan ilmu politik Universitas Sumatra Utara 2010 - 2013

0 26 123

Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy”(Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan “Stand Up Comedy” di Metro TV)

14 154 130

Pustakawan akademik dan feasilibitas pengembangan insitutional repository (studi kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 16 14

Pustakawan Akademik dan Feasilibitas Pengembangan Insitutional Repository (Studi Kasus di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

0 11 17

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 10

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 1

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 8

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 1 46

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 7

Persepsi Mahasiswa Terhadap Open Access dan Meningkatnya Plagiatisme di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Mahasiswa PascaSarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara)

0 0 29