16
Dari beberapa kasus yang terjadi, maka tampaknya pemicu terjadinya konflik tersebut secara umum adalah di samping keterbatasan sumber daya laut adalah karena
dioperasikannya pukat trawl tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, walaupun antara kasus satu dengan yang lainnya tidak sepenuhnya bisa digeneralisir. Untuk
mengetahui secara mendalam maka haruslah melalui penelitian dari masing-masing kasus secara saksama.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
memetakan konflik nelayan tradisional dan nelayan trawl dalam pengelolaan sumber daya laut yang terjadi di Bagan Asahan, Provinsi Sumatera Utara ?.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan memetakan konflik yang terjadi antara nelayan tradisional dengan
nelayan pukat trawl dalam pengelolaan Sumber Daya Alam Kelautan dengan menggunakan metode SIPABIO Source, Issues, Parties, Attitude, Behaviour,
Intervention, Output.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
17
1. Secara teoritis, sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang
memiliki keterkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini. 2.
Secara praktis, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan sebagai gagasan mengenai intervensi
apa yang perlu diciptakan.
1.5 Defenisi konsep
1. Nelayan tradisional adalah nelayan yang memanfaatkan sumber daya
perikanan dengan peralatan tangkap tradisional, modal usaha yang kecil, dan organisasi penangkapan yang relatif sederhana. Dalam kehidupan sehari-hari,
nelayan tradisional lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri. 2.
Nelayan pemilik perahu tanpa motor adalah nelayan yang hanya memiliki kesempatan berlayar lebih dekat dengan tempat tinggalnya. Mereka berlayar
sejauh 1-3 mil laut atau hanya sampai batas kecamatan yang telah ditentukan. Jenis ikan yang diperoleh sebagian besar adalah teri dan ikan-ikan kecil
lainnya. 3.
Nelayan pemilik pengguna perahu motor berukuran 9-10 m adalah nelayan yang memiliki kesempatan berlayar sejauh 4-6 mil laut, hampir menempati
wilayah kekuasaan kapal motor. Jenis ikan yang ditangkap juga bervariasi. Seperti tongkol, tuna, bawal dengan harga yang bervariasi juga.
4. Nelayan pemilik pengguna kapal motor berukuran 0-5 GT12m adalah
nelayan yang memiliki kesempatan untuk berlayar lebih jauh. Sejauh 6 mil laut yaitu sampai ke pulau-pulau. Bahkan sampai ke perbatasan yang telah
Universitas Sumatera Utara
18
ditentukan. Jenis ikan yang mereka peroleh juga bervariasi. Seperti, ikan karang, tongkol, kepiting, udang dan ikan-ikan besar lainnya.
5. Nelayan pemilik yakni nelayan yang memiliki perahukapal penangkap ikan
dan dia sendiri ikut serta ke laut untuk menangkap ikan. 6.
Nelayan juragan adalah nelayan yang membawa kapal orang lain juragan tetapi ia tidak memiliki kapal.
7. Juragantoke adalah orang yang mempunyai beberapa buah kapal dan
memperkerjakan orang lain untuk membawa kapalnya tanpa ia sendiri ikut melaut.
8. Nelayan buruh yakni nelayan yang hanya memiliki faktor produksi tenaga
kerja tanpa memiliki perahu penangkap ikan. 9.
Luas wilayah tangkap adalah lokasi yang boleh dilalui berdasarkan jalur-jalur yang sudah ditetapkan: a Untuk jalur penangkapan 0-3 mil dikuasai oleh
nelayan tradisional nelayan pengguna perahu tanpa motor. b Untuk jalur penangkapan 3-6 mil dikuasai oleh nelayan umum nelayan pengguna perahu
motor. c Untuk jalur penangkapan 6 mil ke atas dikuasai oleh nelayan modern nelayan pengguna kapal motor
10. Nelayan trawl adalah nelayan modern yang menggunakan teknologi
penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan nelayan tradisional yaitu trawl. Menggunakan satu buah kapal berbobot 60- 100 GT
berkekuatan 1500 PK yang dilengkapi dengan fish fender, besi panel sebagai pembuka mulut jaring dan pengaman dari rintangan-rintangan karang dan
lain-lain saat beroperasi. Pengoperasiannya dapat melibatkan 1-2 kapal.
Universitas Sumatera Utara
19
Sesuai dengan tujuannya menangkap semua jenis ikan tanpa terkecuali karena ukuran mata jaring terkecil 2 mm.
11. Sumber daya alam kelautan adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup
yang luas yang mencakup kehidupan laut tumbuhan, hewan dan mikro organisme dan energi non hayati yang terkandung didalamnya arus,
gelombang laut, air laut.
1.6 Kerangka Teori 1.6.1 Teori Konflik Coser