23
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konflik dalam kehidupan manusia
Kornblurn dalam Susan, mengatakan bahwa konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang
bersosial dan berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik. Konflik bisa muncul pada skala yang berbeda seperti konflik antar-
orang interpersonal conflict, konflik antar kelompok intergroup conflict, konflik antara kelompok dengan Negara vertical conflict, konflik antarnegara interstate
conflict. Setiap skala memiliki latar belakang dan arah perkembangannya. Masyarakat di dunia pada dasarnya memiliki sejarah konflik dalam skala antara
perorangan sampai antarnegara. Konflik yang bisa dikelola secara arif dan bijaksana akan mendinamisasi proses sosial dan bersifat konstruktif bagi perubahan sosial
masyarakat dan tidak menghadirkan kekerasan Susan, 2010:9. Teori-teori mengenai berbagai penyebab konflik menurut Fisher et al. 2001
terbagi ke dalam enam teori:
1. Teori Hubungan Masyarakat
Teori yang menganggap bahwa konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam
suatu masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
24
2. Teori Negosiasi Prinsip
Teori yang menganggap bahwa konflik disebabkan oleh posisi-posisi yang tidak selaras dan perbedaan pandangan tentang konflik oleh pihak-pihak yang
mengalami konflik.
3.Teori Kebutuhan Manusia
Teori yang berasumsi bahwa konflik yang berakar dalam disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia fisik, mental dan sosial yang tidak terpenuhi atau
dihalangi. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi dan otonomi sering merupakan inti pembicaraan.
4. Teori Identitas
Berasumsi bahwa konflik disebabkan karena identitas yang terancam, yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan di masa lalu yang tidak
diselesaikan.
5. Teori Kesalahpahaman Antar Budaya
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi diantara berbagai budaya yang berbeda.
6. Teori Transformasi Konflik
Universitas Sumatera Utara
25
Berasumsi bahwa konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah-masalah sosial, budaya dan
ekonomi. Sama seperti karakteristik konflik secara umum, konflik-konflik atas sumber
daya alam juga umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu antara lain
1. Masalah hubungan antarmanusia
Konflik yang terjadi dari adanya masalah dalam hubungan antarmanusia biasanya dipicu oleh emosi-emosi negatif yang kuat, salah persepsi atau stereotipe
adalah komunikasi dan tingkah laku negatif yang berulang. Komponen-komponen itu sering memunculkan konflik yang tidak realistis dan tidak perlu. Konflik jenis ini
dapat terjadi di mana dan kapan saja. Bahkan tidak dalam kondisi objektif untuk munculnya suatu konflik, misalnya jenis ini cenderung memicu pertikaian dan
menjurus pada lingkaran spiral dari suatu konflik destruktif yang tidak perlu.
2.Masalah kepentingan
Konflik kepentingan merupakan konflik yang terjadi karena adanya persaingan kepentingan yang dirasakan ataupun yang secara nyata memang tidak
bersesuaian. Konflik ini terjadi karena suatu pihak lebih yakin bahwa untuk memenuhi kebutuhannya pihak lain harus berkorban. Umumnya, konflik jenis ini
dipicu oleh 1 masalah-masalah mendasar seperti uang, sumber daya fisik dan waktu, 2 masalah tata cara, seperti sikap dalam menanggapi suatu masalah, 3 masalah
psikologis, seperti persepsi, kepercayaan, kehormatan dan keadilan. Dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
26
bisa saja yang mau dilihat adalah adanya sumber daya laut yang pada dasarnya diperuntukkan bagi masyarakat sekitar sumber daya. Masyarakat yang ada juga
memiliki kepentingan-kepentingan dalam mengelola sumber daya, bahkan ada beberapa pihak yang memanfaatkan kepentingan tersebut untuk kepentingan pribadi
saja.
3.Masalah nilai
Konflik nilai merupakan konflik yang disebabkan oleh ketidaksesuaian sistem-sistem kepercayaan yang hanya dirasakan ataupun yang benar-benar ada. Nilai
adalah kepercayaan yang dipakai orang untuk memberi arti pada hidupnya. Sebab, nilai menjelaskan yang baik dan yang buruk, benar atau salah, maupun adil atau tak
adil. Pada dasarnya, perbedaan nilai tidak harus memicu konflik. Manusia dapat hidup berdampingan secara harmonis walaupun nilai-nilai yang dianut berbeda.
Karena itu, konflik baru muncul jika seseorang atau kelompok memaksakan suatu sistem nilai kepada seseorang atau kelompok lain. Selain itu, konflik ini juga akan
muncul jika seseorang atau suatu kelompok mengklaim dan mengekslusifkan suatu sistem nilai sekaligus tidak bersikap toleran terhadap nilai lain.
4. Masalah struktural