Kerangka Teori .1 Teori Konflik Coser

19 Sesuai dengan tujuannya menangkap semua jenis ikan tanpa terkecuali karena ukuran mata jaring terkecil 2 mm. 11. Sumber daya alam kelautan adalah sumber daya yang meliputi, ruang lingkup yang luas yang mencakup kehidupan laut tumbuhan, hewan dan mikro organisme dan energi non hayati yang terkandung didalamnya arus, gelombang laut, air laut. 1.6 Kerangka Teori 1.6.1 Teori Konflik Coser Pembedaan antara berbagai bentuk konflik menjadi pembahasan pula dalam teori konflik Lewis Coser. Namun Coser menggunakan terminologi yang lain, yaitu konflik realistis dan konflik tidak realistis. Konflik realistis adalah konflik yang terjadi karena tuntutan yang tidak terpenuhi, sedangkan konflik tidak realistis adalah konflik yang tidak mampu dimunculkan secara antagonisme, sehingga tampil dalam bentuk prasangka dan sentimen-sentimen Poloma, 1979: 111. Karena objeknya jelas, konflik realistis bisa terjadi tanpa kerusakan-kerusakan destruktif karena ditampilkan tanpa sikap permusuhan. Pembedaan Coser tentang bentuk konflik realistis dan non-realistis, bisa digunakan dalam menganalisa konflik yang terjadi karena perbedaan identitas, etnis atau agama seperti yang terjadi di lokasi penelitian. Penjelasan tersebut berguna untuk menganalisa apakah konflik yang terjadi di lokasi tersebut fungsional bagi struktur masyarakat atau tidak. Coser memberi perhatian pada fungsi konflik terhadap kohesi kelompok. Dalam hal ini Coser mengaitkan antara konflik eksternal dan internal kelompok Universitas Sumatera Utara 20 terhadap keeratan hubungan di antara anggota kelompok. Istilah kohesi kelompok sebagaimana yang disebutkan Coser dapat dilihat pada solidaritas kelompok, atau dalam istilah sehari-hari disebut kekompakan atau kesetiakawanan kelompok. Coser mengungkapkan proposisi intensitas konflik sebagai berikut Soekanto, 1988:94: 1. Semakin disadarinya kondisi yang menyebabkan pecahnya konflik maka konflik semakin intens. 2. Semakin besar keterlibatan emosional pihak-pihak dalam konflik maka konflik semakin intens. 3. Semakin ketat struktur sosial maka tidak tersedianya alat yang melembaga untuk menyerap konflik dan ketegangan, konflik semakin intens. 4. Semakin besar perlawanan kelompok-kelompok dalam konflik terhadap kepentingan objektif mereka maka konflik semakin intens. Secara rinci, Coser juga membuat preposisi mengenai fungsi konflik berkaitan dengan kekerasankebrutalan yaitu: 1 semakin brutal atau intens konflik, semakin menyebabkan jelasnya batasan kelompok, sentralisasi struktur pengambilan keputusan, solidaritas anggota, penekanan terhadap pembangkang dan yang menyimpang, serta menguatkan konformitas terhadap norma. 2 semakin suatu konflik menyebabkan pusat kekuasaan menekan konformitas dalam kelompok, semkin besar akumulasi permusuhan, dan semakin besar kemungkinan konflik internal muncul dalam jangka panjang. Universitas Sumatera Utara 21 Dalam preposisi tersebut, Coser menekankan bahwa fungsi konflik bagi kohesivitas kelompok akan lebih terlihat nyata pada saat konflik semakin kerasbrutal dengan kelompok luar. Preposisi Coser yang lain mengenai kebrutalan konflik dan isu konflik adalah sebagai berikut: 1 jika konflik menyangkut isu yang realistik, kemungkinan terjadi kompromi untuk mencari jalan bagi pencapaian tujuan, dan karena itu kurang brutal. 2 Jika konflik menyangkut isu yang tidak realistik, maka akan semakin besar tingkat keterlibatan dan emosi dalam konflik, sehingga semakin brutal konflik yang terjadi, khususnya jika: a menyangkut nilai pokok dasar, b konflik yang berlarut- larut. Pada umumnya, istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan pertikaian antar pribadi maupun kelompok. Coser, mulai mendefenisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai-nilai dan pengakuan terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber pertentangan dinetralisir atau dilangsungkan. Apabila distribusi sumber daya langka dalam sebuah sistem dan semakin tidak seimbang, maka konflik kepentingan di antara kelompok dominan dan subordinat dalam sebuah sistem akan semakin meningkat. Coser 1957:198 menyebutkan juga bahwa perebutan sumber ekonomi dan masuknya teknologi merupakan pemicu secara langsung timbulnya konflik. Lewis Coser Poloma, 1992: 189 -111 menyatakan bahwa katub penyelamat safety-valve adalah salah satu mekanisme khusus yang dapat dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial. Katub penyelamat berfungsi sebagai jalan keluar untuk meredakan permusuhan, yang tanpa itu Universitas Sumatera Utara 22 hubungan pihak-pihak yang bertentangan akan semakin tajam. Dengan demikian praktek-prektek atau institusi katup penyelamat memungkinkan pengungkapan rasa tidak puas terhadap struktur. Lewat katup penyelamat safety-valve itu permusuhan dihambat agar tidak berpaling melawan obyek aslinya. Tetapi penggantian yang demikian mencakup juga biaya bagi sistem sosial maupun bagi individu, mengurangi tekanan untuk menyempurnakan sistem untuk memenuhi kondisi-kondisi yang sedang berubah maupun membendung ketegangan dalam diri-individu, menciptakan kemungkinan tumbuhnya ledakan-ledakan destruktif. Universitas Sumatera Utara 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dokumen yang terkait

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

7 92 169

PERANAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN DALAM MENGATASI KONFLIK ANTAR NELAYAN (Studi Kasus Nelayan Di Kec. Paciran Kab. Lamongan)

0 15 2

KONFLIK NELAYAN TRADISIONAL DAN NELAYAN MODERN DI SIBOLGA.

0 2 37

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 14

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 1

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 30

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 24

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 3

Perilaku Hidup Sehat Pada Masyarakat Nelayan Di Tanjung Balai (Studi Etnografi Mengenai Kesehatan Masyarakat Nelayan Kelurahan Keramat Kubah, Kec. Sei Tualang Raso, Tanjung Balai)

0 0 19

Konflik Nelayan Di Jawa Timur

0 0 12