56 Monthly Rate Personal yang juga dapat dikategorikan sebagai karyawan Lonsum.
Selain karyawan, dalam MRP juga ada yang disebut staf. Yang membedakan MRP dan DRP adalah gaji salary yang diberikan pada karyawan. Perusahaan
membayar gaji karyawan DRP perhari, sedangkan karyawanstaf MRP dibayar perbulan. Kemudian di dalam DRP tidak dikenal adanya jenjang grade
sementara dalam MRP ada. Jenjang tersebut diawali dari G1 – G7 jenjang paling bawah lalu beranjak naik hingga A5 yang berarti itu adalah jenjang tertinggi
untuk kategori staf.
II.3.2. Bidang Bisnis Lonsum
Dimulai pada 1906 dengan sebuah perkebunan kecil tembakau dan kopi dekat Medan. Terus berkembang menjadi salah satu perusahaan agribisnis
terkemuka, memiliki lebih kurang 100.000 hektar perkebunan kelapa sawit, karet, teh dan kakao yang tertanam di empat pulau terbesar di Indonesia.
Bidang bisnis Lonsum mencakup pemuliaan tanaman, penanaman, pemanenan, pengolahan, pemrosesan dan penjualan produk-produk kelapa sawit,
karet, kakao, teh dan bibit. Lonsum memiliki banyak kebun, pabrik dan juga berfokus pada penelitian dan pengembangan tanaman yang menjadi andalan
Lonsum dalam berbisnis.
a. Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit Lonsum tersebar di tiga lokasi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Luas total perkebunan kelapa
sawit di Sumatera Utara adalah 35.623 hektar, dan terdapat 4 pabrik pengolah
57 minyak sawit. Perseroan memproduksi minyak ini sawit dan prosuk inti sawit
dalam jumlah terbatas di Sumatera Utara. Sedangkan Sumatera Selatan memiliki perkebunan kelapa sawit plasma menghasilkan seluas 31.726 hektar. Jumlah
pabrik pengolah minyak sawit di daerah ini ada enam. Kalimantan Timur memiliki 5.100 hektar perkebunan kelapa sawit inti. Sebuah pabrik pengolah
sawit baru sedang dibangun di daerah ini siap beroperasi pada bulan Juli 2009.
b. Karet
Lonsum memiliki tujuh pabrik yang memproduksi sheet rubber dan crumb rubber untuk penjualan domestic maupun ekspor. Saat ini Lonsm memiliki lahan
perkebunan karet seluas 17.394 hektar, yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan, yang terdiri dari perkebunan inti dan plasma.
c. Kakao
Lonsum telah mengurangi kawasan tanam kakao hingga lebih dari 40 selama beberapa tahun terakhir dan memiliki kawasan tanam seluas 2.748 hektar.
Perkebunan kakao terdapat di daerah Sumatera Utara, Jawa Timur dan Sulawesi Utara.
d. Teh
Teh dihasilkan di perkebunan Kertasarie, Jawa Barat, yang luasnya sekitar 569 hektar.
58
e. Bibit
Bibit yang diproduksi Lonsum sebagian besar dijual ke pihak luar, dan sisanya digunakan untuk perkebunan sendiri serta ditanam di kebun pembibitan
untuk dijual sebagai bibit siap tanam.
II.3.3. Kebun-Kebun Perusahaan
Lonsum memiliki Lonsum memiliki 38 perkebunan inti dan 14 perkebunan plasma di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pengelolaan kebun dilakukan
dengan menerapkan kemajuan penelitian dan pengembangan, keahlian di bidang agro-manajemen dan tenaga kerja yang terampil serta professional. Perseroan saat ini
memiliki 20 pabrik pengolahan yang sudah beroperasi di Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Dalam dunia industri perkebunan Lonsum dikenal sebagai produsen bibit
kelapa sawit dan kakao yang berkualitas baik. Bisnis berteknologi canggih tersebut adalah kunci utama pertumbuhan Perseroan.
37
37
Ibid.
59
BAB III INERVENSI PT PP LONDON SUMATERA DALAM PEMBUATAN
KEBIJAKAN DESA
Pada bab ini akan dibahas mengenai tahapan – tahapan pembuatan kebijakan desa yang dilakukan oleh seluruh stake holder yang ada di di dua desa,
yakni Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang. Dengan melihat tahapan – tahapan dari pembuatan kebijakan tersebut, maka kemudian
akan terlihat pada tahapan pembuatan kebijakan mana Perusahaan PT PP London Sumatera masuk untuk melakukan Intervensi terhadap pembuatan kebijakan yang
diambil oleh kedua desa tersebut. Dalam PERMENDAGRI Nomor 26 Tahun 2006 tentang pembentukan dan
mekanisme penyusunan PERDES, telah dijelaskan secara rinci tentang bagaimana tahapan pembuatan kebijakan desa dan siapa saja yang terlibat dalam proses
pembuatan kebijakan tersebut.
38
Adapun dikarenakan kedua desa perkebunan yang dijadikan sebagai objek penelitian merupakan satu kesatuan dibawah naungan teritori PT PP London
Sumatera, maka diantara kedua desa tidak terdapat perbedaan yang terlalu besar Dari elaborasi antara PERMENDAGRI Nomor
26 Tahun 2006 dengan data yang diperoleh dari lapangan nantinya akan menentukan hasil analisa yang akan memperlihatkan kondisi yang terjadi dalam
proses pembuatan kebijakan.
38
PERMENDAGRI Nomor 26 Tahun 2006, Loc.cit.
60 dalam hal pembuatan kebijakan desa yang dalam hal ini berupa PERDES. Dalam
hal ini yang akan dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah tahapan pembuatan kebijakan PAM SWAKARSA atau pengamanan swadaya oleh masyarakat kedua
desa yang diinisiasi oleh PT PP London Sumatera dan dimintakan kepada aparat pemerintahan kedua desa untuk dibuat menjadi kebijakan yang terjadi pada bulan
November tahun 2013.
3.1. Tahapan Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Sei
Rumbia
Aparat pemerintahan desa dalam menjalankan seluruh kegiatan yang ada di desa harus memiliki landasan hukum dan tidak boleh sewenang – wenang,
landasan hukum tersebut berfungsi untuk memudahkan penentuan tugas pokok dan fungsi sekaligus menjadi batasan bagi aparat pemerintah desa tentang apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
39
PERDES atau peraturan desa merupakan sebuah produk hukum di tingkat desa yang dihasilkan dengan jalan musyawarah antara seluruh stake holder terkait
yang berada di tingkat desa.
40
39
DR. H. Azam Awang, Implementasi Pmeberdayaan Pemerintah Desa,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hal. 17.
40
Ibid.
Dalam pembuatannya PERDES melalui beberapa tahapan yang telah diatur dalam ketentuan PERMENDAGRI Nomor 26 Tahun
2006. Begitu juga dengan pembuatan kebijakan di Desa Perkebunan Sei Rumbia yang melalui beberapa tahapan sebelum dapat menghasilkan sebuah produk
hukum di tingkat desa yakni PERDES.
61
Gambar 2 Tahapan – Tahapan Pembuatan Kebijakan Desa
Sumber : Permendagri No 26 Tahun 2006
A. Tahap Inisiasi Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Sei
Rumbia
Pada tahap inisiasi ide atau gagasan dalam pembuatan PERDES hanya datang dari Kepala Desa dan perangkat desa saja, hal ini disebabkan Lembaga
Desa lain seperti BPD dan LPMD tidak menjalankan fungsinya dengan baik dikarenakan sebagian besar waktu mereka tersita untuk bekerja di PT PP London
Sumatera sebagai karyawan, “ Dalam tahap awal pembuatan kebijakan desa di Desa Sei Rumbia
biasanya tahap ide atau gagasan hanya datang dari Kepala Desa dan Perangkat Desa, hal ini dikarenakan ketua BPD LPMD dan seluruh
anggotanya tersita waktu bekerja. Mereka baru dapat hadir ketika kita mengadakan rapat untuk membahas gagasan dan perlu tidaknya gagasan
tadi dijadikan sebuah kebijakan dalam bentuk PERDES. “
41
Dikarenakan rancangan pembuatan kebijakan desa datang dari Kepala Desa dan perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia, maka draft rancangan pembuatan
41
Wawancara dengan Bapak Katmin Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia. Wawancara dilakukan pada tanggal 18 Februari 2015.
TAHAP INISIASI
TAHAP SOSIO POLITIS
TAHAP YURIDIS
62 kebijakan tersebut diserahkan kepada BPD untuk ditindaklanjuti dalam rapat
BPD. Selanjutnya Bapak Sudirman selaku ketua BPD mengadakan rapat yang dihadiri oleh ketua – ketua bidang bidang kemasyarakatan atau pemerintahan
dan pembangunan untuk membahas pendapat tersebut.Apabila disepakati perlu adanya PERDES, maka hasil rapat tersebut dijadikan hasil pra-Rancangan
PERDES. Selanjutnya BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia mengadakan rapat pleno
yang bertujuan untuk menetapkan apakah usulan rancangan pembuatan kebijakan desa yang disampaikan oleh Bapak Katmin selaku Kepala Desa dapat disetujui
untuk tahap selanjutnya yakni menjadi Rancangan Peraturan Desa atau RANPERDES. Setelah itu langkah selanjutnya Bapak Sudirman memerintahkan
Sekertaris BPD yang dijabat oleh Suani untuk membuat Rancangan Peraturan Desa dan menyerahkannya kepada Bapak Katmin dalam bentuk tulisan guna
mendapat persetujuan untuk menjadi PERDES. Setelah menerima draft RANPERDES dari Sekretaris BPD Desa
Perkebunan Sei Rumbia, maka selanjutya Bapak Katmin mengadakan rapat internal dengan seluruh perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia untuk tahap
lanjutan pasca Pleno BPD.
42
42
Ibid.
63
B. Tahap Sosio PolitisPembuatan Kebijakan Desa di DesaPerkebunan
Sei Rumbia
Setelah RANPERDES diterima oleh perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia, maka kemudian diadakan pembahasan dalam rapat gabungan yang terdiri
dari BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia, Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia dan seluruh perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia. Adapun pada tahapan ini
perangkat desa di Desa Perkebunan Sei Rumbia berperan sebagai penampung aspirasi masyarakat agar pasca pembahasan PERDES dapat diterima. Dalam rapat
ini ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia yakni Bapak Sudirman memberikan keterangan dan penjelasan mengenai latar belakang dan tujuan dibuatnya
PERDES tersebut. Selanjutnya sebagai langkah pengumpulan aspirasi dilakukan sesi tanya jawab antara BPD dengan perangkat desa dan dilanjutkan penyerahan
draft RANPERDES kepada Bapak Katmin sebelum pembahasan mulai dilakukan. Pada saat rapat pembahasan berlangsung, maka satu persatu masalah atau kendala
yang dihadapi dalam RANPERDES tersebut dibahas satu persatu dengan draft dibaca oleh Bapak Sudirman dan akan ditetapkan oleh Bapak Katmin.
43
Setelah RANPERDES tersebut melalui proses pembahasan dan mendapatkan kesepakatan bersama melalui persetujuan BPD dan seluruh
perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia, maka tidak menutup kemungkinan adanya perubahan – perubahan yang bertujuan untuk menyempurnakan isi dan
43
Wawancara dengan Bapak Sudirman Ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia. Wawancara dilakukan pada tanggal 21 Februari 2015.
64 materi RANPERDES yang diajukan oleh perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia
agar sesuai standar pembuatan kebijakan dan sesuai dengan kepentingan umum. Setelah dilakukan pembahasan, maka penyepakatan yg dilakukan di Desa
Perkebunan Sei Rumbia lebih sering menggunakan sistem musyawarah mufakat dimana keputusan Kepala Desa biasanya langsung diketuk palu menjadi
keputusan walaupun voting juga beberapa kali pernah dilakukan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia Bapak Sudirman,
“ Disini lebih sering menggunakan sistem musyawarah mufakat, karena biasanya perangkat BPD lain sudah “ACC” dengan apa yang dibilang
sama Pak Kades sama Saya sebagai Ketua BPD karena perangkat lain capek berdebat katanya. “
44
C. Tahap YuridisPembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Sei
Rumbia
Setelah rancangan RANPERDES tersebut mendapat persetujuan dari semua pihak untuk dijadikan PERDES atau Peraturan Desa maka langkah selanjutnya
adalah Bapak Katmin selaku Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia bersama Bapak Sudriman sebagai ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia menetapkan
Rancangan Peraturan Desa tersebut menjadi sebuah Peraturan Desa sesuai Pasal 55 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa.
Peraturan Desa berlaku sejak ada ketetapan dari Kepala Desa. Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas merupakan penjabaran lebih lanjut
dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat yakni kondisi sosial budaya
44
Ibid.
65 masyarakat Desa Perkebunan Desa Sei Rumbia yang berbeda jika dibandingkan
dengan masyarakat yang berada di Desa dataran.
45
“ Dalam urusan rapat – rapat masalah pemerintahan, kami aparat desa yang ada di Desa Perkebunan Nagodang lebih care karena yang berada dalam
posisi pemerintahan adalah yang memiliki jabatan yang sudah lumayan di Perusahaan dan keuntungannya dapat dengan mudah minta ijin ke
perusahaan untuk dapat menghadiri rapat – rapat yang berkaitan dengan kebijakan desa maupun rapat desa tentang hal lainnya.”
Setelah aspek – aspek diatas telah terpenuhi, maka pembuatan kebijakan desa dapat dikatakan sudah berjalan sesuai prosedur tanpa ada pihak – pihak
terkait yang tidak terakomodir. Hal ini tentu saja akan dilihat dari contoh kasus yang akan dibahas yakni tentang pembuatan kebijakan PAM SWAKARSA yang
dilakukan oleh Desa Perkebunan Sei Rumbia.
3.2. Tahapan Pembuatan Kebijakan Desa di Desa Perkebunan Nagodang