74
3.2.1 Pemanggilan Perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Nagodang
oleh Manajer PT PP Lonsum
Kasus pembuatan kebijakan PAM Swakarsa oleh desa ini bermula dari dipanggilnya beberapa perangkat desa baik yakni Kepala Desa, Sekretaris Desa
dan Ketua BPD dari Desa Perkebunan Sei Rumbia maupun dari Desa Perkebunan Nagodang untuk datang kekantor perusahaan PT PP London Sumatera dan
bertemu dengan manajer kebun yakni Bapak Ir. Sukamto. Pemanggilan tersebut terjadi pada tanggal 9 November 2013 seperti yang disampaikan oleh Bapak
Katmin Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia dalam wawancara, dimana dia mengatakan.
“ Seingat saya waktu itu kami perangkat desa dipanggil tanggal sembilan bulan sebelas kalau gag salah, yang manggil waktu itu asisten kebun. Dia
bilang dipanggil pak manajer kekantor besar ada yang mau dibahas disana kata asisten tadi”.
53
“ Betul waktu itu tanggal sembilan bulan sebelas tahunnya dua ribu tiga belas pas kebetulan waktu itu saya lagi gag dikantor karena ada rapat
dikantor Pemdes, jadi saya gag ikut kesana. Yang pergi ya Pak Kades aja kemarin, itu pun ada pemanggilan itu saya taunya juga karena Pak Kades
yang telpon saya. Begitu juga perangkat Desa Perkebunan Nagodang mengatakan hal yang
sama dengan perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia, dalam wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Desa Ibu Indrawaty dimana dia menyampaikan.
54
Berdasarkan data wawancara dengan Narasumber dari kedua desa, diketahui bahwa ketika berada dikantor besar rapat dikantor besar tadi dihadiri oleh Manajer
53
Wawancara dengan Bapak Katmin. Loc. cit.
54
Wawancara dengan Ibu Indrawaty. Loc. cit.
75 Perkebunan Bapak Ir Sukamto, Kepala Pasukan Pengaman Perkebunan
PAPAMBUN Bapak Rahmadi, Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia Bapak Katmin, Ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia Bapak Sudirman, dan Kepala
Desa Perkebunan Nagodang yaitu Bapak Suwoyo. Pembahasan rapat diawali dengan pemaparan kondisi keamanan perkebunan
maupun lingkungan pemukiman oleh Ketua Pasukan Pengamanan Perkebunan PAPAMBUN Bapak Rahmadi yang mengatakan bahwa kondisi kemanan di
wilayah perkebunan PT PP Lonsum mulai tidak kondusif, berbagai kasus pencurian dan perampokan terjadi di wilayah perkebunan. Bukan hanya pencurian
di areal tanaman kebun melainkan juga di areal pemukiman karyawan dan pekerja di perusahaan. Banyak kendaraanterutama roda dua punya karyawan perkebunan
yang hilang bahkan ketika siang hari. Bapak Rahmadi juga menyampaikan bahwa kondisi pasukan pengamanan perkebunan atau satpam kebun jumlahnya tidak
mencukupi untuk mengawasi dan melakukan pengamanan maksimal sampai ke tempat – tempat yang terjauh.
Setelah Bapak Rahmadi menyampaikan kondisi terkini keamanan yang ada di wilayah perkebunan PT PP London Sumatera, maka selanjutnya pembahasan
dilanjutkan dengan pemaparan tentang solusi kondisi tadi dimana Bapak Ir. Sukamto. Dia mengatakan bahwa masalah kondisi keamanan di wilayah
perusahaan adalah merupakan tanggung jawab bersama antara perusahaan dengan masyarakat perkebunan, oleh karena itu perlu adanya sinergi antara perusahaan
76 maupun masyarakat khsusnya juga dengan pemerintahan desa yang berada dalam
wilayah perkebunan yakni Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang. Hal ini dikarenakan masyarakat kebun dan wilayah kebun juga
merupakan masyarakat Desa dan juga Wilayah dari masing – masing desa yakni Desa Perkebunan Sei Rumbia dan Desa Perkebunan Nagodang. Sudah sepatutnya
masalah keamanan ini juga harus diselesaikan secara bersama – sama, maka dari itu Bapak Ir Sukamto memanggil perwakilan perangkat desa untuk dapat hadir
dalam membahas penyelesaian masalah keamanan di lingkungan perusahaan dan wilayah Pemerintahan kedua Desa.
Berdasarkan kondisi dan pemaparan tadi maka selanjutnya Bapak Ir. Sukamto menyampaikan gagasan sekaligus instruksinya kepada seluruh perangkat
desa untuk segera membuat rapat pembuatan kebijakan Pengamanan untuk desa atau yang disebut sebagai kebijakan PAM Swakarsa. Bapak Ir. Sukamto
selanjutnya menjelaskan model PAM Swakarsa yang dimaksud adalah para masyarakat Desa yang Notabenenya merupakan pekerja perusahaan harus bergilir
untuk melakukan penjagaan terhadap aset perusahaan yang juga merupakan aset desa. Penjagaan dilakukan diluar jam kerja dari karyawan tersebut dan penetapan
titik lokasi yang dijaga akan dibagikan oleh Pak Rahmadi selaku PAPAMBUN. Penjagaan dilakukan siang dan malam hari karena kondisi kerawanan tadi tidak
hanya terjadi di malam hari saja. Kebijakan ini harus dibuat melalui mekanisme Pemerintahan Desa karena nantinya kebijakan ini bisa berupa Surat Keputusan
77 atau SK Kepala Desa maupun PERDES atau Peraturan Desa sebagai payung
legalnya.
55
Setelah pemaparan pandangan oleh Kepala Desa Perkebunan Nagodang, selanjutnya adalah Bapak Katmin Kepala Desa Perkebunan Sei Rumbia yang
menyampaikan pandangannnya mengenai Instruksi perusahaan terhadap Pemerintahan Desa untuk membuat kebijakan PAM Swakarsa. Bapak Katmin
selanjutnya mempertanyakan tentang apakah penjagaan yang dilakukan oleh karyawan tadi masuk kedalam penambahan jam kerja atau lembur dan apakah ada
Setelah melakukan penjelasan kepada perangkat desa mengenai instruksi pembuatan kebijakan PAM Swakarsa selanjutnya Bapak Ir. Sukamto
mempersilahkan kepada perangkat desa untuk memberikan pandangan terhadap penerapan kebijakan PAM Swakarsa tadi. Yang pertama dipersilahkan
memberikan pandangan adalah Kepala Desa Perkebunan Nagodang yakni Bapak Suwoyo dimana pada saat itu menurut penuturan Kepala Desa Sei Rumbia dan
Ketua BPD Desa Perkebunan Sei Rumbia langsung menyepakati instruksi manajer tadi dengan alasan yang kurang lebih sama dengan yang dipaparkan oleh
manajer kebun yang mengatakan bahwa tanggung jawab keamanan wilayah perusahaan juga merupakan tanggung jawab Pemerintah dan Masyarakat Desa
karena berada pada wilayah dan teritori yang sama dengan wilayah perusahaan.
55
Wawancara dengan Bapak Katmin. Loc. cit.
78 dispensasi terhadap karyawan yang melakukan penjagaan malam hari agar dapat
sedikit memperlambat jam kehadiran untuk beristirahat. Pertanyaan yang diberikan Bapak Katmin tadi selanajutnya langsung
dijawab oleh Bapak Ir. Sukamto dalam penjelasannya menyampaikan bahwa PAM Swakarsa tersebut merupakan bentuk tanggung jawab dari pekerja dan
masyarakat terhadap keamanan di lingkungan pekerjaan dan pemukiman mereka layaknya Siskamling, sehingga tidak akan dihitung sebagai penambahan jam kerja
dan jam kerja tetap berlaku sebagaimana mestinya. Dengan penjelasan yang diberikan Ir Sukamto tersebut membuat Bapak
Katmin dan Bapak Sudirman melakukan diskusi singkat dan memutuskan kalau Desa Perkebunan Sei Rumbia yang dipimpinnya tidak menyetujui instruksi
manajer dan tidak akan melakukan rapat desa untuk membahasnya. Hal ini terjadi karena menurut perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia, jika mereka menyetujui
dan melaksanakan bahkan sampai menerapkan kebijakan tersebut maka sama saja dengan mereka mengorbankan kepentingan masyarakat banyak yang merupakan
pekerja di perusahaan tersebut. ini dikarenanakan mayoritas aset yang dijaga lebih merupakan kepada aset milik perusahaan dan mayoritas berada diluar area
pemukiman masyarakat desa yang sebetulnya lebih prioritas. Setelah penjelasan yang diberikan Bapak Katmin jalannya pembahasan tadi
mulai berjalan alot dan panas dimana Perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia tetap dengan pendiriannya dengan menanggung segala resiko yang mungkin
79 terjadi dan mempertanggungjawabkannya kepada perangkat Desa Perkebunan Sei
Rumbia lainnya. Sementara itu Bapak Suwoyo selaku Kepala Desa Perkebunan Nagodang tetap menyetujui instruksi yang diberikan oleh Ir. Sukamto dan akan
segera mengadakan rapat dengan seluruh perangkat untu dijadikan Rancangan Peraturan Desa dan segera dapat diimplementasikan.
56
3.2.2. PascaPemanggilan Perangkat Desa Perkebunan Sei Rumbia dan