l. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam
pencapaian tujuan.
3. Harga diri rendah situasional
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri atau evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan
diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif NOC :
a. Pembuatan keputusan adalah kemampuan untuk memilih antara dua atau lebih
alternatif dengan indikator nilainya 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang- kadang, sering dan dilanjutkan secara konsisten
mengidentifikasi alternatif dan kemungkinan konsekuensi yang mungkin timbul.
mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung setiap alternatif
menimbang dan memilih setiap alternatif b.
Harga diri : penilaian diri terhadap penghargaan diri dengan indikator nilainya 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan dilanjutkan
secara konsisten NIC : Peningkatan harga diri : bantu pasien untuk meningkatkan penilaian
terhadap dirinya terhadap penghargaan diri. a.
Lihat juga aktifitas keperawatan pada harga diri rendah kronis diatas b.
Ajarkan keterampilan perilaku yang positif melalui bermain peran, model peran diskusi dan sebagainya.
c. Rujuk kesumber-sumber masyarakat yang tersedia
d. Temukan bantuan dari sumber-sumber rumah sakit
e. Kaji perubahan-perubahan terbaru pada pasien yang dapat berpengaruh
terhadap harga diri rendah f.
Percayakan pada kemampuan pasien untuk mengatasi situasi g.
Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan h.
Kaji alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri i.
Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
D. Citra tubuh
Kelas citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap tubuh sendiri. Citra tubuh terdiri atas satu diagnosa keperawatan yaitu :
1. Gangguan citra tubuh
Gangguan citra tubuh adalah kebingungan pada gambaran mental dari fisik seseorang
NOC : Citra tubuh yaitu persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh sendiri.
a. Gangguan citra tubuh berkurang yang ditunjukkan dengan citra tubuh yang
potitif , tidak ada keterlambatan pada perkembangan, secara konsisten menunjukkan distorsi kontrol pikir, resolusi berduka, penyesuaian psikososial
dan harga diri yang positif.
b. Menunjukkan citra tubuh, ditandai dengan indikator kekonsistenan sebagai
berikut dengan ketentuan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau positif.
Kongruen antara realitas tubuh, ideal tubuh, dan wujud tubuh Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh
Keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan. NIC : Pencapaian citra tubuh : peningkatan kesadaran pasien dan
ketidaksadaran persepsi dan tingkah laku terhadap tubuh pasien. a.
Kaji pandangan pasien tentang gambaran tubuhnya sesuai dengan status mental
b. menggunakan pedoman antisipatif untuk mempersiapkan perubahancitra
tubuh c.
tentukan ketidaksukaan yang didapat terhadap karakteristik fisik tertentu membuat paralisis sosial yang disfungsional bagi remaja dan pada kelompok
resiko tinggi lainnya. d.
Bantu pasien menentukan perubahan aktual lanjutan atau tingkatan fungsi dari tubuh
e. Tentukan jika ada perubahan fisik yang tidak koorperatif dengan citra tubuh
pasien f.
Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia dan orang penting bagi pasien menyangkut citra tubuh.
g. Pantau frekuensi pernyataan yang mengkritik diri
h. Ajarakan kepada pasien bahwa adanya perubahan pada tubuh sesuai dengan
usia perkembangan i.
Kaji pasien dalam mengidentifikasi bagian dari tubuhnya yang memiliki positif persepsi yang dikaitkan dengan mereka
j. Beri dorongan kepada pasien untuk : mengungkapkan konsekuensi perubahan
fisik dan emosional yang dapat mempengaruhi konsep diri k.
Identifikasi cara-cara untuk mengurangi dampak dari segala kesalahan penggambaran melalui berpakayan, rambut palsu, atau kosmetik, sesuai
dengan kebutuhan l.
Fasilitasi kontak dengan individu sebagai suatu mekanisme untuk mengevaluasi persepsi citra tubuh
m. Gunakan lukisan gambaran diri sebagai mekanisme untuk mengevaluasi diri
n. Lakukan mirror terapi.
2. Milieu Therapy