Mekanisme Pasar Dalam Islam

di atas menyebabkan pembahasan mengenai struktur pasar oligopoli merupakan salah satu pembahasan yang cukup penting dalam hukum persaingan usaha, karena sebagian besar pelaku usaha yang memiliki kedudukan sebagai penguasa di dalam pasar tersebut akan dapat memanfaatkan posisi dominannya untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal seperti layaknya pelaku usaha yang memiliki kedudukan monopoli. 32

C. Mekanisme Pasar Dalam Islam

Islam adalah agama yang selain bersifat syumuliyah sempurna juga harakiyah dinamis. Disebut sempurna karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya dan syariatnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat akidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar dan mekanismenya. 33 Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak peradaban awal manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan yang sangat penting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada 32 Ibid., h. 390. 33 http:suud83.wordpress.com20090327mekanisme-pasar-islami-dan-pengendalian-harga, diaksese pada tanggal 7 Mei 2010. masa Rasulullah dan Khulafaurasyidin menunjukkan adanya peranan pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu price intervenstion seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar. Namun, pasar disini, mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat fair play, kejujuran honesty, keterbukaan transparancy, dan keadilan justice. Jika nilai- nilai ini telah di tegakkan, maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar. 34 Menurut Ibnu Taimiyah price intervension dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : o Price intervension yang zalim o Price intervension yang adil Ibnu Taimiyah menjelaskan tiga keadaan dimana price intervension harus dilakukan : o Produsen tidak mau menjual barangnya kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada regular market price, padahal konsumen membutuhkan barang tersebut. Dalam keadaan ini pemerintah dipaksa untuk memaksa produsen agar mau menjual barangnya dan menentukan harga price intervension yang adil. o Produsen menawarkan pada harga yang terlalu tinggi menurut konsumen, sedangkan konsumen meminta pada harga yang terlalu rendah menurut 34 http:hafidalbadar.blog.uns.ac.id20090604mekanisme-pasar-dan-regulasi-harga- menurut-ibnu-taimiyah, diakses tgl 7 mei 2010 . produsen. Dalam keadaan ini pemerintah bisa menjadi mediator antara produsen dan konsumen, kemudian pemerintah harus mendorong kepada produsen dan konsumen untuk menentukan harga. o Pemilik jasa, misalnya tenaga kerja yang menolak bekerja kecuali pada harga yang lebih tinggi daripada harga pasar yang berlaku, sehingga pemerintah dapat melakukan intervensi dengan memaksa pemilik jasa untuk memberikan jasanya. 35 Selain melarang adanya intervensi harga, ada beberapa larangan yang diberlakukan Rasulullah SAW untuk menjaga agar seseorang tidak dapat melambungkan harga seenaknya seperti larangan menukar kualitas mutu barang dengan kualitas rendah dengan harga yang sama serta mengurangi timbangan barang dagangan. Beberapa larangan lainnya adalah 36 : 1 Bai’ Najsy Bai’ Najsy adalah sebuah praktek dagang dimana seorang penjual menyuruh orang lain untuk memuji barang dagangannya atau menawar dengan harga yang tinggi agar calon pembeli yang lain tertarik untuk membeli barang dagangannya. Si penawar sendiri tidak bermaksud untuk membeli barang-barang tersebut. Ia hanya ingin menipu orang lain yang benar-benar ingin membeli. Sebelumnya orang ini telah mengadakan kesepakatan dengan penjual untuk membeli dengan harga tinggi agar ada pembeli yang 35 http:hafidalbadar.blog.uns.ac.id. 36 Adiwarman, Ekonomi Mikro Islami, h. 182. sesungguhnya dengan harga yang tinggi pula dengan maksud untuk ditipu. Akibatnya terjadi “permintaan palsu” false demand. 37 2 Ihtikar Ihtikar adalah penimbunan barang-barang seperti makanan dan kebutuhan sehari-hari. Penimbunan barang dan pencegahan peredarannya sangat dilarang dan dicela dalam Islam seperti yang difirmankan Allah SWT. ⌧ ☺ ⌧ ”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, 35 pada hari dipanaskan emas perak 37 Ibid., h. 183. itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu. Q.S. At-Taubah: 34-35 Dari ayat di atas dapat dilihat bahwa praktek penimbunan baik yang berbentuk uang tunai maupun barang sangatlah bertentangan dengan ajaran Islam. Bahaya dari praktek ihtikar dapat menyebabkan kelangkaan barang di pasar sehingga harga barang menjadi naik. Ihtikar ini sering kali diterjemahkan sebagai monopoli dan atau penimbunan. Padahal sebenarnya ihtikar tidak identik dengan monopoli danatau penimbunan. Dalam Islam, siapapun boleh berbisnis tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual monopoli atau ada penjual lain. Menyimpan stock barang untuk keperluan persediaan pun tidak dilarang dalam Islam. Jadi monopoli sah-sah saja, demikian pula halnya dengan menyimpan persediaan. Yang dilarangadalh ihtikar , yaitu mengambil keuntungan diatas keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi, atu istilah ekonominya monopoliy’s rent-seeking. Jadi dalam Islam, monopoli boleh. Sedangkan monopoliy’s rent-seeking tidak boleh. 38 3 Tallaqi Al-Rukban Praktek ini adalah dengan cara mencegat orang-orang yang membawa barang dari desa dan membeli barang tersebut sebelum tiba di pasar. Rasulullah melarang praktek semacam ini dengan tujuan untuk mencegah 38 Ibid., h. 185. terjadinya kenaikan harga. Beliau memerintahkan agar barang-barang langsung dibawa ke pasar, sehingga penyuplai barang dan para konsumen bisa mengambil manfaat dari harga yang sesuai dan alami. 39 Menurut Islam negara memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan ekonomi baik itu dalam bentuk pengawasan, pengaturan maupun pelaksanaan kegiatan ekonomi yang tidak mampu dilaksanakan oleh masyarakat. Intervensi harga oleh pemerintah bisa karena faktor alamiah maupun non alamiah. Pada umumnya intervensi pemerintah berupa intervensi kebijakan dalam regulasi yang berhubungan dengan permintaan dan penawaran dan intervensi dalam menentukan harga. Intervensi dengan cara membuat kebijakan yang dapat mempengaruhi dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran market intervention biasanya dikarenakan distorsi pasar karena faktor alamiah. Bila distorsi pasar terjadi karena faktor non almiah, maka kebijakan yang ditempuh salah satunya dengan dengan intervensi harga di pasar. 40 Mekanisme pasar, regulasi dan moral harus ada dalam satu kesatuan, satu paket pemikiran. Dengan hanya moral dan harga saja, boleh jadi belum mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan masyarakat. Maka dari itu peran efektif negara sebagai mitra, katalisator dan fasilitator, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan misi Islam. Beberapa hadis telah menekankan perlunya peran-peran tersebut. Al-Qur’an hanya menyediakan norma-norma dan memerintahkan kaum 39 Ibid., h. 186. 40 Suud Fuadi, Mekanisme Pasar Islami Dan Pengendalian Harga, artikel diakses tanggal 7 Mei 2010. muslimin untuk menjalankan norma-norma itu, dengan harapan kaum muslimin menaatinya. Namun beberapa dari mereka tidak mau mematuhinya, khususnya manakala moral lingkungan telah rusak. Maka dari itu negara mempunyai peranan penting melalui pendidikan, dorongan, dan pencegahan untuk tingkah laku yang membahayakan masyarakat seperti kezaliman, kecurangan, penipuan, dan keculasan dengan tidak mematuhi perjanjian dan tanggung jawab. Perhatian pada pentingnya peranan negara telah dicerminkan oleh tulisan ulama-ulama terkemuka sepanjang sejarah. Al-Mawardi misalnya, telah menyatakan bahwa keberadaan sebuah pemerintahan yang efektif, sangat diperlukan untuk mencegah kezaliman dan pelanggaran. Sedangkan Ibn Taimiyyah pun menekankan Islam dan negara mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Satu pihak tidak dapat menjalankan perannya dengan baik tanpa dukungan pihak yang lain. Proses implementasi syariah tidak akan mungkin tanpa adanya negara yang memainkan peranan penting, dan negara mungkin akan terpuruk dalam pemerintahan yang tidak adil dan tirani tanpa pengaruh syariah. Demikian pula Baqir Al-Sadr sebagaimana dikutip M. Umar Chapra mengatakan bahwa intervensi pemerintah dalam ruang lingkup kehidupan berekonomi adalah penting dalam menjamin keselarasan dengan norma-norma Islam. 41 Syarat utama untuk menjamin sebuah sistem ekonomi pasar yang fair dan adil adalah perlunya suatu peran pemerintah yang sangat canggih yang 41 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2007, hal. 189. merupakan kombinasi dari prinsip non-intervention. Dalam teori Adam Smith seperti yang di kutif Mustafa Edwin, peran bahkan campur tangan pemerintah tidak ditolak sama sekali atas dasar prinsip no harm, yaitu bahwa demi menegakkan prinsip keadilan no harm, pemerintah harus campur tangan. Jadi, bahkan sebaliknya, dalam situasi tertentu pemerintah justu dituntut untuk campur tangan. Dalam situasi seperti itu, pemerintah yang tidak ikut campur tangan justru akan dianggap tidak adil. Situasi seperti ini adalah situasi di mana ada pihak tertentu yang dilanggar hak dan kepentingannya atau yang dirugikan oleh pihak lain secara tidak sah. 42 Dengan demikian, pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melakukan intervensi terhadap harga pasar dalam kondisi normal. Ibnu Taimiyah mengatakan jika masyarakat melakukan transaksi jual beli dalam kondisi normal tanpa ada bentuk distorsi atau penganiayaan apa pun dan terjadi perubahan harga karena sedikitnya penawaran atau banyaknya permintaan, maka ini merupakan kehendak Allah SWT. 43 Harus diyakini nilai konsep Islam tisak memberikan ruang intervensi dari pihak manapun untuk menentukan harga, kecuali dan hanya kecuali adanya kondisi darurat yang kemudian menuntut pihak-pihak tertentu untuk ambil bagian menentukan harga. Pengertian darurat disini adalah pada dasarnya peranan pemerintah ditekan seminimal mungkin. Namun intervensi pemerintah sebagai 42 Ibid., h. 161. 43 Ibid., h. 161 pelaku pasar dapat dibenarkan hanyalah jika pasar tidak dalam keadaan sempurna, dalam arti ada kondisi-kondisi yang menghalangi kompetisi yang fair terjadi market failure. 44 Pada dasarnya mekaniisme pasar perekonomian Islam dan konvensional memiliki karakteristik yang sama yaitu mekanisme pasar bebas. Tapi yang membedakan adalah mekanisme pengawasan dalam pasar Islam. Sepanjang mekanisme berjalan dengan adil dan tidak mengancam terpenuhinya kebutuhan minimal seluruh rakyat, maka Negara dalam hal ini otoritas ekonomi tidak akan mengintervensi pasar dalam bentuk apapun. 45 Tetapi jika terjadi kegagalan pasar diluar sebap-sebap ketidakadilan dari pelaku pasar, Negara boleh melakukan intervensi sepanjang kegagalan pasar tersebut mengancam kebutuhan minimal rakyat. Dan dalam prakteknya peran lembaga pengawas dan regulator pasar begitu signifikan dalam perekonomian Islam. Ada dua bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam mekanisme pasar, yaitu: pertama, kesungguhan dalam mewujudkan tujuan Negara. Kedua, kontrol dilakukan oleh lembaga independent, yaitu al-hisbah yang berfungsi untuk menegakan aturan main mekanisme pasar. Jadi kebebasan mekanisme pasar dalam Islam sangat diakui dan dijaga sepanjang ketentuan-ketentuan dan tujuan- tujuan syariah dapat terlaksana dan terpelihara dengan baik. Misalnya tujuan syariah yang menyebutkan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua masyarakat 44 Ibid, h.161. 45 Ali Sakti, Analisis Teoritis : Ekonomi Islam, h. 97. dapat terpenuhi, maka sepatutnya intervensi dalam bentuk apapun dari siapapun tidak boleh dilakukan dalam menentukan pergerakan harga yang ada di pasar. Harga secara murni ditentukan penuh oleh mekanisme permintaan dan penawaran. 46 46 Ibid., h. 97.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat – Ciputat, dengan objek penelitian yaitu pedagang muslim di pasar tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen tingkat persaingan usaha dan pemahaman etika bisnis Islam dengan variabel dependen perilaku pedagang muslim di PD. Pasar Niaga Kerta Raharja Pasar Ciputat.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Teknik Penarikan Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan menggunakan metode non probabillity sampling dengan tipe purposive sampling , yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena untuk melihat seberapa besar pengaruh tingkat persaingan