BAB II LANDASAN TEORI
A. Etika Bisnis Dalam Islam
Sebelum berbicara tentang etika bermuamalah atau etika Bisnis lebih jauh, perlu diketahui beberapa hal yang berkenaan tentang etika dan bisnis itu
sendiri. Etika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana berperilaku jujur, benar dan adil. Etika merupakan cabang ilmu filsafat, mempelajari perilaku moral
dan immoral, membuat pertimbangan matang yang patut dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau kelompok tertentu.
1
Secara sederhana sikap attitude didefinisikan sebagai Ekspresi sederhana dari bagaimana kita suka atau tidak suka terhadap beberapa hal. Contoh: sikap
dalam kehidupan sehari-hari pada iklan, parpol danatau opini.
Berbicara tentang etika maka kita juga berbicara tentang value atau nilai. Nilai-nilai adalah harapan dan gambaran yang lebih umum tentang perilaku
manusia, yang mungkin sadar atau tertanam secara sangat dalam sehingga tidak dapat dirumuskan secara verbal. Dengan demikian, nilai-nilai dapat didefinisikan
sebagai gambaran yang abstrak, kolektif yang manusia percaya bahwa hal itu adalah benar, baik dan layak untuk dicapai.
2
1
Gatut L Budiono, Etika Bisnis Pendekatan Teoritis dan Praktis, Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2008, h.2.
2
Ibid., h. 9.
Selanjutnya, dalam hal bisnis; terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama, bisnis merupakan kegiatan-kegiatan. Dan kedua, bisnis
merupakan sebuah perusahaan. Para ahli pun mendefinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi Raymond E. Glos seperti yang dikutif Husein Umar, dianggap
memiliki cakupan yang paling luas, yakni
3
: “bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-
orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan
memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka...”.
Pengertian bisnis yang berkembang dalam masyarakat selama ini selalu berkonotasi pada pengertian jual beli, yakni jual beli barang jasa sehingga pada
intinya pengertian bisnis selalu berhubungan dengan uang, barang dan jasa dan atau semua jenis alat pemenuhan kebutuhan manusia, Sayyid Qutub pernah
mengungkapkan sebagaimana dikutip oleh Quraish Shihab, bahwa bisnis atau kegiatan ekonomi merupakan aktifitas pertama yang meninggalkan etika, disusul
dengan politik dan seks.
4
Bisnis Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan barangjasa termasuk profitnya, namun
dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.
3
Husein Umar, Business an Introduction, h. 3.
4
M. Quraish Sihab, Etika Bisnis dalam Wawasan Al-Quran “Juranal Umum Quran No. 03VII1987”
, h. 4.
☺
“
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan janganlah kamu membawa
urusan harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa, Padahal kamu
mengetahui
”.
Q.S. Al-Baqarah: 188. Etika dalam Islam bertujuan mengajarkan manusia untuk menjalin
kerjasama, tolong-menolong dan menjauhkan diri dari sikap iri, dengki, dan dendam serta hal-hal yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
5
Dengan kenyataan diatas, maka pada prinsipnya pengetahuan akan etika bisnis dalam pandangan Islam mutlak harus dimiliki oleh setiap para pebisnis
pedagang terutama pebisnis pedagang muslim dalam menghadapi persaingan usaha yang sekarang telah memasuki era globalisasi untuk menghindarkan diri
dari berbagai macam tindakan yang dilarang oleh Allah SWT. Sangat popular konsep yang diungkapkan oleh Max Weber tentang
Protestant Ethics yang membawa kemajuan pesat dalam pembangunan di Eropa.
Nurcholis Majid menjelaskan dalam sebuah tulisannya, bahwa tesis Max Weber tentang Etika Protestan mengatakan kemajuan ekonomi Eropa Barat adalah berkat
ajaran asketisme zuhud dalam ajaran Alvin. Kaum Calvinis menerima panggilan Ilahi untuk bekerja keras dan tetap berhemat terhadap harta yang berhasil
5
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam Jakarta: Gema Insani Press, Cet: I, 1997, h. 5.
dikumpulkan, karena hidup mewah bukanlah tujuan. Dengan cara hidup hemat maka terjadilah akumulasi modal menuju kapitalisme.
6
Kritik yang dapat diajukan kepada Weber ialah dia sangat mengagung- agungkan paham Protestan ini. Weber telah mempelajari berbagai agama lain,
tapi Islam ia pelajari minim sekali dengan tujuan untuk membenarkan tesisnya bahwa agama protestan ini lebih unggul. Dalam kenyataan muncul bantahan
terhadap teorinya berdasarkan fakta di lapangan yaitu beberapa Negara lain yang bukan Protestan, tapi Katolik misalnya, juga mengalami kemajuan seperti
dijumpai pada Negara Perancis, Italia, juga bangsa yang menganut Shinto- Buddhis
, seperti Jepang, Korea mengalami kemajuan pesat. Kemajuan Jepang sekarang ini disusul oleh kemajuan negara lain yang menganut Konfusianisme.
7
Pada hakekatnya Islam sebagai satu agama besar telah mengajarkan konsep-konsep unggul lebih dulu dari protestan, akan tetapi para penganjur dan
para pengikutnya kurang memperhatikan dan tidak melaksanakan ajaran-ajaran Islam sebagaimana mestinya. Tantangan bagi bangsa Indonesia yang sebagian
besar beragama Islam agar kita berhasil ialah menggali inner dynamics sistem etika yang berakar dalam pola keyakinan yang dominan.
Etika bisnis Islam telah diajarkan Nabi SAW saat menjalankan perdagangan. Karakteristik Nabi SAW sebagai pedagang adalah, selain dedikasi
6
Nurchalis Majid, “Menelusuri Gagasan Sekularisasi”, artikel diakses pada 16 maret 2009 dari http:degoblog.wordpress.com20081218.html.
7
Ibid.
dan keuletannya juga memiliki sifat shidiq, amanah, fathanah dan tabligh. Ciri- ciri itu masih ditambah saja’ah.
8
o Shiddiq – Rightenousness
− Truthfulness in thinking, intention, speech, and action − Peace of mind
− Walk the talk − Halal oriented
Shiddiq artinya adalah benar, nilai dasarnya adanya integritas dalam
pribadi, selalu berkata benar, tidak berbohong, pikiran jernih. Nilai bisnisnya ialah selalu berperilaku jujur, ikhlas, terjamin, keseimbangan emosi, berusaha
dalam komoditi yang halal, tidak memperjual belikan barang haram, atau asal usul barang tersebut tidak jelas mungkin dari barang curian, dsb.
9
o Amanah – Trustworthiness
− Promise keeping − Justice and fairness
− Tranparence − Accountable
− Reliable
8
H. Buchari Alma, Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta, 2009. h. 54-55.
9
Ibid., h. 54.
Nilai dasar dari amanah, adalah terpercaya, bisa memegang amanah, tidak mau menyeleweng, selalu mempertahankan prinsip berdiri diatas
kebenaran. Nilai bisnisnya ialah adanya kepercayaan, bertanggungjawab, transparan, tepat waktu, memberikan yang terbaik.
10
o Fathanah – Intelligent
− Knowledgeable − Skilful
− Strategic − Tactful
Nilai dasar fathanah, ialah memiliki pengetahuan luas, cekatan, terampil, memiliki strategi yang jitu. Nilai bisnisnya ialal memiliki visi dan
misi, cerdas, menguasai atau luas pengetahuannya mengenai barang dan jasa, serta selalu belajar, mencari pengetahuan.
11
o Tabligh – Communicative
− Servant-guardian leader − Effective commnicator
− Motivating and inspiring − Instruction by example
− Mobilizing, developing, and organizing followers − Delegation of power
10
Ibid., h. 55.
11
Ibid., h. 55.
Nilai dasarnya adalah komunikatif, menjadi pelayan bagi publik, bisa berkomunikasi secara efektif, memberikan contoh yang baik, dan bisa
mendelegasikan wewenangnya kepada orang lain. Nilai bisnisnya supel, penjual yang cerdas, deskripsi tugas, bisa bekerja dengan tim, koordinasi ada
kendali dan supervisi.
12
o Ada satu lagi yang merupakan sifat Rasulullah yang perlu di tambahkan yaitu
saja’ah , artinya berani. Nilai bisnisnya mau dan mampu mengambil
keputusan, menganalisis data, tepat dalam mengambil keputusan, dan responsif.
13
Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan suksesnya bisnis antara lain:
14
1. Konsep Ihsan
Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja,
tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju pada optimalisasi, sehingga memperoleh hasil maksimal, ini tidak sama dengan perfeksionisme,
melainkan optimalisme. Perfeksionalisme tidak dianjurkan, karena ini tidak mungkin dicapai oleh manusia. Kesempurnaan itu adalah sifat Allah SWT,
kita hanya mungkin berusaha untuk mendekatinya, dan tidak akan mungkin bisa sempurna.
12
Ibid., h. 55.
13
Ibid., h. 55.
14
Ibid., h. 205-207.
Jepang juga memiliki konsep yang mirip, yang mereka sebut dengan istilah Kaizen artinya Unending Improvement. Orang Jepang tidak pernah lupa
melaksanakan konsep Kaizen dalam kehidupan sehari-hari baik dalam urusan pekerjaan maupun dalam kegiatan sehari-hari, sehingga mereka dapat
bersaing secara baik dengan negara lain. 2.
Itqan Artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa
menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Allah SWT telah menjanjikan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh maka Dia akan menunjukan jalan
kepadanya dalam mencapai nilai yang setinggi-tingginya. Kembali kepada bangsa Barat dan Jepang, ternyata mereka juga menerapkan konsep itqan ini
yang mereka lakukan dengan menerapkan TQC Total Quality Control. Jadi ada pengawasan mutu produksi atau dalam hal ini mutu barang dagangan,
dengan terus berusaha agar bisa lebih baik lagi. 3.
Konsep hemat Apa yang diunggulkan oleh Protestan ethics-nya Weber, sebenarnya
adalah konsep Islam, yang sejak 14 abad yang lalu telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya. Kita harus hemat dan tidak berlaku
mubazir , pekerjaan memboros-boroskan harta adalah teman syaitan. Hemat
bukan berarti kikir dan tidak menggunakan harta kecuali untuk sesuatu yang benar-benar bermanfaat, sehingga dengan demikian kita dapat menyisihkan
sebagian harta tersebut dalam bentuk tabungan. Dana tabungan ini akan dapat
digunakan sebagai sumber investasi lebih lanjut, yang pada gilirannya digunakan untuk produksi ataupun modal usaha. Lingkaran ini akan
menghasilkan tambahan harta bagi seseorang. Dan dapat menghantarkan kita ke kehidupan beragama yang lebih bermakna.
4. Kejujuran dan Keadilan
Kejujuran honesty, merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam
melarang tegas melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang
melakukan transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas. sedangkan keadilan justice dalam Islam diartikan dengan suka sama suka
antarraddiminkum dan satu pihak tidak menzalimi pihak lain la tazlimuna wa la tuzlamun
. 5.
Kerja keras Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja
keras. Dalam kerja keras itu tersembunyi kepuasan batin yang tidak dinikmati oleh profesi lain. Dunia bisnis mengutamakan prestasi lebih dulu, baru
kemudian prestise, bukan sebaliknya. Generasi muda yang mengutamakan prestise lebih dulu mereka tidak akan mencapai kemajuan, karena setiap
kemajuan pasti menuntut adanya prestasi. Prestasi dimulai dengan usaha kerja keras, dalam bidang apapun juga.
Kemauan keras azam ini dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-sungguh. Orang-orang yang berhasil, atau bangsa
yang berhasil ialah bangsa yang mau kerja keras, tahan menderita, tapi berjuang terus memperbaiki nasibnya. Pekerjaan dakwah yang dilakukan oleh
Rasul pun mencerminkan kerja keras, sehingga dapat berhasil mencapai kejayaannya.
15
Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa:
☺ ☺
⌧ ⌧
⌧
⌧ ☺
“
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya
”.
Q.S. Ali Imran: 159
B. Pasar Dan Bentuk Persaingan Usaha