Meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang  lebih  besar  terutama  terhadap  kelompok-kelompok  miskin  yang
diarahkan  pada  kegiatan  usaha  produktif,  menuju  terciptanya  kemandirian berusaha berwiraswasta.
Menciptakan  keadilan  dibidang  ekonomi,  dan  dengan  jalan  meratakan pendapatan  melalui  kegiatan  investasi,  agar  tidak  terjadi  kesenjangan  yang
amat  besar  antara  pemilik  modal  pihak  yang  surplus  dengan  pihak  yang membutuhkan dana pihak yang defisit
Menanggulangi  kemiskinan  yang  pada  umumnya  merupakan  program utama dari negara-negara berkembang.
Menjaga stabilitas ekonomi moneter pemerintah Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank-bank non Islam
C.  Pengertian Stabilitas Moneter dan Pencapaian Stabilitas Moneter
Adapun  moneter  monetary  diartikan  dengan  sesuatu  yang  berhubungan dengan  uang,  sedangkan  dalam  ilmu  ekonomi  dan  perekonomian  kata  moneter
digunakan dan diartikan sebagai pengaruh uang dalam fungsi perekonomian. Artinya moneter  adalah  peredaran  uang,  ekonomi  moneter  berarti  kegiatan  individu  atau
kelompok  orang,  organisasi  yang    mengatur  peredaraan  uang  dalam  lalu  lintas masyarakat  dari  mulai  cakupan  mikro  hingga  makro.  Ekonomi  moneter  merupakan
bagian  dari  ilmu  ekonomi  yang  khusus  mempelajari  tentang  fungsi  uang  terhadap aktifitas  perekonomian.  Oleh  sebab  itu,  dapat  disimpulkan  ekonomi  moneter
mempelajari beberapa hal yaitu:
Fungsi dan peranan uang dalam sistem perekonomian: Pengaruh sistem moneter terhadap jumlah uang beredar.
Pengaruh  jumlah uang beredar dan kredit terhadap aktifitas perekonomian. Pengaruh suku bunga terhadap permintaan uang moneter internasional.
Lembaga-lembaga keuangan bank dan bukan bank. Lembaga keuangan internasional.
Teori moneter menekankan pentingnya kebutuhan akan suatu hubungan yang seimbang antara jumlah uang  yang tersedia untuk  membiayai pembelian  barang dan
jasa,  dan  kemampuan  dari  perekonomian  itu  untuk  memproduksi  barang  dan  jasa tersebut.  Disisi  lain  teori  ini  memberikan  suatu  penjelasan  tentang  inflasi  yang
dipusatkan pada peningkatan dalam jumlah besar dalam penawaran uang. Stabilitas  moneter  adalah  keseimbangan  jumlah  peredaran  uang,  dimana
stabilitas moneter sangat diharapkan terjadi dalam perekonomian suatu negara. Untuk itu  perlu  dilakukan  beberapa  hal,  melalui  kebijakan  moneter  yang  mempengaruhi
secara langsung sisi penawaran dari uang beredar. Sementara  perubahan  sisi  permintaan  uang,  merupakan  respon  masyarakat
terhadap berbagai kebijakan dibidang ekonomi. Interaksi antara kekuatan penawaran dan permintaan terhadap uang beredar, akan menentukan pasar uang yang tercermin
pada perkembangan suku bunga dan jumlah uang beredar. Selanjutnya keadaan pasar uang  tersebut  setelah  berinteraksi  dengan  pasar  barang  pada  gilirannya  akan
menentukan keadaan sektor riil,  yaitu ; pendapatan  nasional, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, tingkat harga, tingkat bunga, dan neraca pembayaran.
27
Kebijakan  moneter  yang  dibuat,  yang  mempunyai  tujuan  salah  satunya menciptakan  stabilitas  moneter  sebagai  ilustrasi  dapat  dikemukakan  bahwa  bila
kebijakan  moneter  terlalu  ekspansif  dalam  arti  jumlah  uang  beredar  bertambah  dan melebihi  dari  yang  diminta  oleh  masyarakat  pada  tingkat  bunga,  pendapatan  dan
harga  tertentu,  hal  itu  menyebabkan  masyarakat  terdorong  untuk  membelanjakan uangnya  dengan  meningkatkan  permintaan  atas  barang  dan  jasa.  pada  gilirannya
permintaan  aggregat  dapat  mendorong  kenaikan  harga-harga  barang  dan  jasa  di dalam negeri demand-full inflation.
Sebaliknya  jika  kebijakan  moneter  terlalu  kontraktif,  hal  tersebut  akan mengurangi  hasrat  masyarakat  untuk  membelanjakan  uangnya  sehingga  permintaan
barang  dan  jasa  baik  untuk  konsumsi,  produksi  maupun  investasi  akan  berkurang. Dan  mengekibatkan  melambatnya  pertumbuhan  ekonomi  serta  tidak  tercapainya
sasaran  akhir  pembangunan  ekonomi.  Oleh  karna  itu,  kebijakan  moneter  berfungsi bukan  hanya  sebagai  stabilisator,  tetapi  juga  sebagai  katalisator  pembangunan
ekonomi  melalui  perannya  dalam  mempengaruhi  jumlah  uang  beredar  yang dibutuhkan dalam perekonomian.
28
Kebijakan  moneter  adalah  proses  mengatur  persediaan  uang  sebuah  negara. Biasanya otoritas moneter dipegang oleh bank sentral suatu negara. Dengan kata lain,
27
Aulia Pohan, Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia,, hal. 67
28
Ibid h. 68
kebijakan  moneter  merupakan  instrumen  bank  sentral  yang  sengaja  dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi  variabel-variabel  finansial seperti suku  bunga
dan  tingkat  penawaran  uang.  Kebijakan  moneter  juga  merupakan  upaya  untuk mencapai  tingkat  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  secara  berkelanjutan  dengan
tetap menjaga kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut bank sentral sebagai otoritas  moneter  berusaha  mengatur  keseimbangan  antara  persediaan  uang  dengan
persedian barang agar inflasi dapat terkendali, sehingga tercapainya kesempatan kerja penuh  dan  kelancaran  dalam  pasokan  atau  distribusi  barang.  Kestabilan  moneter
mempunyai  misi  yaitu  mencapai  dan  memelihara  stabilitas  nilai  rupiah  melalui pemeliharaan  stabilitas  moneter  serta  dengan  mendorong  stabilitas  sistem  keuangan
untuk kepentingan pembangunan nasional yang berkesinambungan.
29
Target  akhir  ultimate  target  kebijakan  moneter  adalah  variabel-variabel yang ingin dicapai oleh otoritas moneter. Untuk memudahkan karena di kebanyakan
negara  otoritas  moneter  adalah  bank  sentral,  indikator  kebijakan-kebijakan  moneter adalah  variabel-variabel  yang  ingin  dikontrol  oleh  bank  sentral  agar  sasaran  akhir
dapat tercapai.
30
Sasaran  akhir  kebijakan  moneter  merupakan  target  kebijakan  ekonomi  yang pada  umumnya  juga  merupakan  target  kebijakan  moneter  yaitu,  stabilitas  harga,
pertumbuhan  ekonomi  jangka  panjang,  kesempatan  kerja  dan  keseimbangan  neraca pembayaran.  Stabilitas  harga  dan  keseimbangan  neraca  pembayaran  merupakan
29
Moalboros,  Kebijakan  Moneter  dalam  Al-Qur’an  dan  Hadis,  diakses  pada  10  April  2007 dari http:www.indoforum.org
30
Aulia Pohan,Kerangka Kebijakan Moneter dan Implementasinya di Indonesia,  hal.37
sarana  pendukung  untuk  tercapainya  sasaran  akhir  dari  kebijakan  ekonomi  yaitu kesejahteraan masyarakat.
Apabila  bank  sentral  melakukan  ekspansi  moneter  untuk  mendorong  tingkat pertumbuhan  ekonomi  dan  memperluas  kesempatan  kerja,  tindakan  tersebut
mempunyai  dampak  yang  tidak  menguntungkan  terhadap  kestabilan  harga  dan keseimbangan  neraca  pembayaran.  Ekspansi  moneter  yang  berlebihan  cenderung
mendorong  laju  inflasi,  yang  pada  akhirnya  mempengaruhi  kegiatan  ekspor,  impor barang  dan  jasa.  Sebaliknya,  kebijakan  moneter  yang  ketat  dapat  menunjang
tercapainya  kestabilan  harga  dan  keseimbangan  neraca  pembayaran.  Namun kebijakan  moneter  ketat  juga  akan  mendorong  kenaikan  suku  bunga  yang  pada
giliranya  akan  menghambat  investasi  dan  produksi,  yang  akan  mengakibatkan rendahnya pertumbuhan ekonomi dan meluasnya tingkat pengangguran. Dalam teori
ekonomi dikenal ”trade-off” antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Oleh  karena  itu,  dalam  menetapkan  kebijakan  moneter,  bank  sentral
dihadapkan  kepada  dua  pilihan.  Pilihan  pertama,  bank  sentral  dapat  memilih  salah satu sasaran untuk dicapai secara optimal dan mengabaikan sasaran lainya. Misalnya,
memilih  tingkat  petumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  dengan  mengabaikan  tingkat inflasi.  Pilihan  kedua,  bank  sentral  memilih  pencapaian  semua  sasaran  secara
serempak, tetapi tidak optimal. Misalnya  menginginkan pertumbuhan ekonomi  yang
tidak  begitu  tinggi  demi  tetap  terpeliharanya  tingkat  inflasi  yang  masih  dapat  di toleransi.
31
Krisis ekonomi  yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 diawali dari krisis di bidang moneter yang dipicu oleh empat faktor utama, yaitu:
Persoalan mata uang, dimana nilai mata uang suatu negara saat ini pasti terikat dengan  mata  uang  negara  lain.  Tidak  pada  dirinya  sendiri  sehingga  nilainya
tidak  pernah  stabil,  dan  bila  nilai  tertentu  berfluktuasi  pasti  akan mempengaruhi kestabilan mata uang lain.
Kenyataan  bahwa  uang  tidak  lagi  difungsikan  sebagai  mestinya  tapi  juga dipergunakan sebagai komoditi  yang diperdagangkan dan ditarik keuntungan
atau bunga dari setiap pinjaman atau penyimpanan uang. Faktor  hutang,  pada  tahun  1997  banyak  hutang-hutang  baik  hutang
pemerintah  maupun  hutang  swasta  yang  mengalami  jatuh  tempo.  Hutang tersebut harus dibayar dalam bentuk mata uang dollar Amerika, sehingga mata
uang  Indonesia  rupiah  terdepresiasi  sebanyak  300,  terhadap  mata  uang negara Amerika.
Faktor  non  ekonomi,  seperti  spekulan  dipasar  valuta  asing,  seperti  yang
dilakukan  oleh  George  Soros,  demi  meraup  keuntungan  yang  besar
memborong  dollar  secara  besar-besaran  dan  melempar  rupiah  kepasaran, sehingga  terjadi  kelangkaan  dollar  dan  membanjirnya  rupiah.  Sesuai  dengan
hukum pasar  maka nilai rupiah terus  menurun dan  nilai dollar semakin  naik,
31
Ibid , hal. 40.
kenaikan ini terjadi secara tidak wajar.
32
Di bawah ini adalah bagan mengenai awal mula terjadinya krisis ekonomi:
1.2 proses terjadinya krisis ekonomi
33
Indikator  kebijakan  moneter  adalah  sasaran  menengah  untuk  mencapai sasaran akhir. Indikator penting sekali peranannya, karena berfungsi sebagai indikasi
apakah arah suatu kebijakan moneter tetap tertuju kepada sasaran yang ingin dicapai atau tidak,  sekaligus  sebagai  pengukur  sejauh  mana  pencapaian  hasil  dari  kebijakan
moneter.  Indikator  juga  sebagai  pembimbing  kebijakan  moneter  menuju  pencapaian sasaran yang diinginkan.
32
Moalboros, Kebijakan Moneter dalam Al-Qur’an dan Hadis, diakses pada 10 April 2007 dari http:www.indoforum.org
33
Karnaen  A.  Perwataatmadja  dan  Hendri  Tanjung,  Bank  Syariah:  Teori,  Praktik  dan Peranannya, hal.
33.
DIIKUTI NEGARA ASEAN LAINNYA
PROSES TERJADINYA KRISIS EKONOMI DAN UPAYA MENGATASINYA
DEVALUASI BATH TERHADAP US TERJADI CAPITAL FLIGHT
HUTANG VALUTA  ASING DALAM RUPIAH MEMBENGKAK
IMPOR BAHAN BAKU MANUFAKTUR TERTAHAN
NILAI TUKAR RUPIAH TURUN DRASTIS
KEBUTUHAN AKAN VALUTA ASING NAIK
TERJADI KELANGKAAN BARANG  JASA
TERJADI DEMAND PULL INFLATION
KAPASITAS PRODUKSI TURUN = PENGANGGURAN MENINGKAT
DAYA BELI MASYARAKAT TURUN NILAI TUKAR RUPIAH SEMAKIN
TERPURUK PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHENTI  STAGNAN TERJADI STAGFLASI
M M
E E
N N
G G
U U
R R
A A
N N
G G
I I
P P
A A
S S
O O
K K
A A
N N
R R
U U
P P
I I
A A
H H
D D
A A
L L
A A
M M
S S
I I
S S
T T
E E
M M
B B
U U
N N
G G
A A
M M
E E
N N
A A
M M
B B
A A
H H
P P
A A
S S
O O
K K
A A
N N
D D
E E
V V
I I
S S
A A
D D
A A
N N
B B
A A
R R
A A
N N
G G
C C
E E
G G
A A
H H
C C
A A
P P
I I
T T
A A
L L
FLIGHT E
E X
X P
P O
O R
R T
T D
D R
R I
I V
V E
E J
J U
U A
A L
L S
S A
A H
H A
A M
M BUMN
H H
U U
T T
A A
N N
G G
B B
A A
R R
U U
K K
O O
N N
T T
R R
L L
D D
E E
V V
I I
S S
A A
P P
E E
N N
J J
A A
D D
W W
A A
L L
A A
N N
H H
U U
T T
A A
N N
G G
I I
N N
D D
R R
A A
P P
A A
R R
I I
S S
C C
G G
I I
I I
M M
F F
I I
D D
B B
K K
E E
B B
I I
J J
A A
K K
A A
N N
U U
A A
N N
G G
K K
E E
T T
A A
T T
P P
E E
N N
U U
T T
U U
P P
A A
N N
T T
A A
K K
E E
O O
V V
E E
R R
B B
A A
N N
K K
B B
U U
N N
G G
A A
S S
B B
I I
N N
A A
I I
K K
C C
A A
D D
A A
N N
G G
A A
N N
W W
A A
J J
I I
B B
N N
A A
I I
K K
B B
U U
N N
G G
A A
B B
A A
N N
K K
N N
A A
I I
K K
N N
E E
G G
A A
T T
I I
F F
S S
P P
R R
E E
A A
D D
I I
N N
D D
E E
Q Q
U U
A A
C C
Y Y
C C
A A
P P
I I
T T
A A
L L
N N
O O
N N
P P
E E
R R
F F
O O
R R
M M
I I
N N
G G
UPAYA MENGATASI STAGFLASI YANG TELAH DILAKUKAN M
M E
E C
C A
A R
R I
I K
K E
E S
S E
E I
I M
M B
B A
A N
N G
G A
A N
N B
B A
A R
R U
U Y
Y A
A N
N G
G K
K O
O N
N D
D U
U S
S I
I F
F
Keberadaan  uang  dalam  sebuah  perekonomian  memberikan  arti  yang terpenting,  ketidakadilan  dari  alat  ukur  yang  diakibatkan  adanya  instabilitasi  nilai
tukar  uang  akan  mengakibatkan  perekonomian  tidak  berjalan  pada  titik keseimbangan.  Hal  ini  akan  semakin  mempersulit  untuk  merealisasikan  keadilan
dalam  sosial  ekonomi  dan  kesejahteraan  sosial.  Ibnu  khaldun  mengatakan  bahwa suatu  negeri  tidak  akan  mungkin  mampu  melakukan  pembangunan  secara
berkesinambungan  tanpa  adanya  keadilan  dalam  sistem  yang  dianutnya.  Stabilitas harga  berarti  stabilnya keadilan uang dalam  fungsinya sehingga perekonomian akan
relatif  berada  dalam  kondisi  yang  memungkinkan  teralokasinya  sumber  daya  secara merata, terdistribusinya pendapatan, full employment dan stabilitas perekonomian.
34
Dengan  kata  lain  dapat  juga  dikemukakan  bahwa  upaya  regulasi  untuk mengendalikan  permintaan  uang  dengan  suku  bunga  sebagai  instrumen  moneter
malah  akan  mengakibatkan  penyalahgunaan  sumber  dana  untuk  tujuan  yang  tidak lagi produktif. Regulasi yang dicirikan dengan memainkan peranan suku bunga dalam
sektor makro telah membawa permintaan uang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan yang  kurang  perlu,  investasi  yang  kurang  produktif  dan  tingginya  spekulan.  Oleh
karena  itulah  para  ekonomi  Islam  lebih  mengandalkan  pada  tiga  variabel-variabel penting didalam permintaan uang. Variabel-variabel tersebut adalah:
Nilai-nilai moral. Lembaga-lembaga sosial ekonomi dan politik, termasuk mekanisme harga.
34
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam, hal.179
Tingkat keuntungan riil sebagai pengganti keberadaan suku bunga.
35
Ketiga variabel ini akan saling mendukung dalam mengendalikan permintaan uang.  Meskipun  secara  langsung  nilai  moral  kurang  mampu    menentukan  seberapa
besar jumlah uang yang diminta, namun variabel ini akan mengurangi sikap konsumsi yang  boros  dan  akan  terhindari  dalam  penggunaan  uang  yang  bersifat  spekulatif.
Mekanisme harga juga akan membatu mengalokasikan sumber daya pada tujuan yang lebih  efisien.  Keberadaan  suku  bunga  sebagai  instrumen  mediatery  dalam  sistem
keuangan  dapat  menjadikan  pola  konsumsi  masyarakat  diluar  batas  kemampuannya dan mengarahkan investasi pada bidang produktif atau spekulatif, disebabkan sistem
bunga  telah  gagal  sebagai  mekanisme  kontrol  terhadap  penggunaan  dana  pinjaman. Dengan  adanya  tingkat  keuntungan  sebagai  pengganti  dari  keberadaan  suku
bunga diharapkan akan lebih mampu untuk mengarahkan pada pola permintaan uang yang ditujukan untuk konsumsi yang tidak berlebihan dan investasi yang berorientasi
keuntungan  disektor riil.  Berkorespondensinya  ketiga  veriabel  dalam  satu  sistem  ini akan dapat menciptakan pola permintaan uang yang relatif stabil.
36
Dalam  ekonomi  Islam  tidak  terdapat  sistem  bunga,  sehingga    bank  sentral tidak  dapat  menerapkan  discount  rate.  Bank  sentral  Islam  menggunakan  instrumen
yang bebas bunga untuk mengontrol kebijakan moneter dalam ekonomi Islam. Secara mendasar, terdapat beberapa instrumen dalam ekonomi Islam yaitu:
Reserve Ratio
35
Ibid, hal.180.
36
Ibid, hal.180.
Suatu    persentase  dari  simpanan  bank  komersil  yang  harus  dipegang  oleh bank  sentral.  Maksudnya  yaitu  untuk  memperkecil  jumlah  uang  yang  ada
pada  bank  komersil,  karena  dengan  begitu  semakin  sedikit  pula  bank komersil  memberikan  kredit,  sehingga  jumlah  uang  beredarpun  menurun.
Namun  jika  bank  sentral  ingin  menambah  jumlah  uang  beredar  maka bank  sentral  akan  menurunkan  Reserve  Ratio,  dampak  yang  akan  terjadi
adalah sebaliknya. Moral Suassion
Maksudnya bank
sentral bisa
membujuk bank
komersil untuk
meningkatkan  permintaan  kredit  sebagai  tanggung  jawab  mereka,  ketika ekonomi  dalam  keadaan  depresi.  Karena  dengan  demikian  uang  dapat  di
pompa  ke  dalam  ekonomi.  Yaitu  uang  akan  mengalir  ke  masyarakat dengan  begitu  daya  beli  meningkat,  total  permintaan  akan  meningkat
sehingga keuntungan pun akan meningkat. Lending Ratio
Maksudnya  Lending  Ratio  disini  yaitu  pinjaman  kebajikan  atau  Qardhul Hassan
,  karena  dalam  ekonomi  Islam  tidak  mengenal  pinjaman  dengan bunga.
Refinance Ratio Adalah  sejumlah  proporsi  dari  pinjaman  bebas  bunga  yang  diberikan  bank
komersil  kepada  nasabah  yang  kemudian  dibayarkan  kembali  oleh  bank sentral.
Proft Sharing Ratio Adalah  rasio  yang  harus  ditentukan  dalam  memulai  suatu  bisnis.  Ketika
bank  sentral  ingin  meningkatkan  jumlah  uang  beredar,  rasio  keuntungan untuk  nasabah  penabung  harus  ditingkatkan,  sehingga  akan  lebih  banyak
uang  mengalir  ke  bank,  hal  ini  akan  menjadi  daya  tarik  bagi  penabung untuk menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan mudharabah.
Islamic Sukuk Adalah  obligasi  pemerintah  dimana  property  yang  mengikuti  sukuk
tersebut.  Pendapatan  akan  di  distribusikan  kepada  pemegang  sukuk  di waktu  akhir  tahun,  dalam  jangka  waktu  bulanan  atau  tiga  bulanan.  Sukuk
dapat  dijadikan  instrumen  kebijakan  moneter,  karena  ketika  inflasi pemerintah  mengeluarkan  sukuk  lebih  banyak  lagi.  Sehingga  uang  akan
mengalir  ke  bank  sentral  dan  jumlah  uag  beredar  akan  tereduksi.  Sukuk memiliki kapasitas untuk menaikan dan menurunkan jumlah uang beredar.
GIC  Goverment Invesment Certificate Adalah  suatu  sertifikat  yang  tidak  ada  komitmen  untuk  memberikan
tambahan  apapun  ketika  nanti  akan  dikembalikan  Qardhul  Hassan. Tetapi  pada  akhir  tahun  pemerintah  akan  memberikan  hadiah  atau  hibah
yang  jumlahnya  terserah  pemerintah.  Kapanpun  bank  sentral  ingin menurunkan  jumlah  uang  sertifikat  itu  akan  di  jual  kepada  bank  komersial,
dan  uang  akan  mengalir  ke  bank  sentral  dan  menurunkan  kemampuan penciptaan  kredit  pada  bank  komersial.  Dan  ketika  bank  sentral  ingin
meningkatkan  jumlah  uang  beredar  maka  bank  sentral  akan  membeli kembali dari bank komersial, dan dampaknya akan sebaliknya.
Dua  dari  instrument  ini  yaitu  Moral  Suassion  dan  Reserve  Ratio  juga digunakan pada bank sentral dengan sistem sekuler.
37
D.  Kebijakan Moneter Rasulullah