pangsa pembiayaan bagi hasil mudharabah dan musyarakah diperbankan Sudan mencapai 28.9 persen pada tahun 2003, sementara pembiayaan
Murabahah mencapai 44.7 persen. Prestasi yang dicapai perbankan Sudan ini
merupakan pencapaian terbaik dibandingkan perbankan syariah di negara lain.
60
E. Akad Bank Syariah di Sudan
Bank syariah di Sudan menerapkan akad-akad yang disepakati oleh sebagian jumhur ulama sesuai dengan prinsip syariah untuk produk dan instrumen keuangan
syariah yang ditawarkan kepada nasabah. Akad-akad tersebut meliputi akad-akad untuk pendanaan, pembiayaan, dan jasa perbankan, sebagai berikut:
Pendanaan : Wadiah, Mudharabah pembiayaan: Murabahah Sederhana, Salam, Mudharabah, Musyarakah,
Ijarah, dan Mugawla Jasa Perbankan : Wakalah, Kafalah, Hawalah, Rahn, Sharf, dan Ujr
Instrumen Keuangan Syariah: Musyarakah, Mudharabah, Ujr Akad-akad yang digunakan bank syariah di Sudan dapat diklasifikasikan pada
tabel berikut:
60
Ascarya, Akad dan Produk Perbankan Syariah, hal.139
Akad Pendanaan
Pembiayaan Jasa perbankan
Standar Wadiah,
Mudharabah Salam,Mudharabah, Musyarakah,
Ijara Wakalah,Kafalah,Hawalah,
Rahn, Sharf, Ujr Khas
Murabahah sederhana, Tawarruq, Mugawla
Kurang digunakan
Istisna Banyak
digunakan Murabahah Sederhana,
Mudharabah, Musyarakah, Salam, Qardh al Hasanah
Pada tabel di atas terlihat bahwa selain menggunakan akad-akad standar, perbankan syariah Sudan juga menggunakan akad-akad khas yang jarang diterapkan
di negara lain, yaitu Murabahah sederhana dan Mugawla. Akad salam banyak digunakan untuk pembiayaan disektor pertanian. Sementara itu akad Istisna tidak
populer di Sudan.
61
Beberapa akad khas yang digunakan perbankan syariah di Sudan, seperti Murabahah
sederhana yaitu bentuk akad Murabahah ketika penjual memasarkan barangnya kepada pembeli dengan harga sesuai harga perolehan ditambahin marjin
keuntungan yang diinginkan. Murabahah
yang dipraktikan oleh bank syariah di Sudan mempunyai karakteristik atau ketentuan yang berbeda dengan Murabahah di bank negara lain.
Perbedaan karakteristik atau ketentuan tersebut, antara lain: a Bank syariah memiliki stok barang yang akan dijual.
b Marjin keuntungan bank syariah dibatasi
61
Ibid h. 140
c Portofolio Murabahah dibatasi Karakteristik Murabahah yang berbeda ini dilandasi pada pemahaman
Murabahah bukanlah akad utama dan ideal untuk digunakan dalam transaksi bank
syariah, melainkan akad-akad bagi hasil, seperti mudharabah dan musyarakah. Pandangan ini merupakan pandangan yang berhati-hati dalam penerapan prinsip-
prinsip syariah, seperti yang dikemukakan oleh Usmani 1999, yang mengatakan bahwa bentuk pembiayaan Murabahah bukan merupakan bentuk pembiayaan utama
yang sesuai dengan syariah. Tawarruq
juga merupakan akad khas perbankan syariah di Sudan yang merupakan akad jual beli yang melibatkan tiga pihak, ketika pemilik barang menjual
barangnya kepada pembeli pertama dengan harga dan pembayaran tunda, dan kemudian pembeli pertama menjual kembali barang tersebut kepada pembeli akhir
dengan harga dan pembayaran tunai. Harga tunda lebih tinggi dari pada harga tunai, sehingga pembeli pertama seperti mendapatkan pinjaman uang dengan pembayaran
tunda. Dibawah ini adalah tabel mengenai pendapat ulama tentang tawarruq sebagai berikut:
Ulama Pendapat
Alasan Jumhur ulama
Boleh Diartikan sebagai jual beli
Bin Baaz Boleh
Berbeda dengan bai’ al-Inah dan memudahkan serta memungkinkan masyarakat memenuhi kebutuhannya
Ibn Uthaimeen Boleh
Merupakan salah satu jenis pinjaman yang diperbolehkan dengan membeli suatu butir untuk
suatu pembayaran angsuran, kemudian menjualnya kepada orang lain.
Ibn Taimiyah Dilarang
Sama Dengan Bai’ Al- Inah. Namun Dibolehkan
Dengan Syariat: • Bahwa Seseorang Sedang Kekurangan Uang. Jika
Tidak Kekurangan Uang Maka Tidak Diizinkan. • Bahwa Ia Tidak Memperoleh Uang Dengan Cara
Yang Diizinkan, Seperti Dengan Cara Pinjaman. • Bahwa Kontrak Tidak Meliputi Format Riba
• Peminjam Tidak Menjualnya Sampai Ia Telah Menempati Tentangnya Dan Memindahkan
Kepemilikannya Sebab Nabi melarang penjualan suatu butir sebelum pedagang pindah gerak
Abu Hanifah Dilarang
Boleh, jika melibatkan pihak ketiga bukan sale and buy back
Akad tawarruq banyak digunakan di negara Timur Tengah sebagai manajemen likuiditas. Tawarruq disebut juga sebagai credit murabaha.
62
F. Produk Perbankan Syariah di Sudan