Sejarah Kebijakan Moneter Islam Perbankan Islam

Kebijakan ekonomi makro dikatakan optimal apabila terdapat suatu koordinasi antar kebijakan yang mengarah pada pencapaian sasaran secara keseluruhan sehingga dampak yang kurang menguntungkan dapat dihindari. 16 Ekonomi mikro menyuguhkan kajian teori ekonomi yang membahas perilaku pelaku ekonomi yang lebih kecil yaitu konsumen individu atau perusahaan atau setidaknya satu industri. Kajian lama dan tradisional selalu menyebutkan bahwa teori ekonomi mikro sebagai teori harga, sedangkan ekonomi makro membahas sekelompok masyarakat, masyarakat dunia dan negara, dalam kajian tradisional ekonomi makro disebut sebagai teori pendapatan. 17 Kedua kajian itu menyuguhkan prinsip-prinsip yang sering dijadikan sebagai suatu hukum ekonomi yang digunakan sebagai pedoman untuk mengambil keputusan.

A. Sejarah Kebijakan Moneter Islam

Sistem keuangan pada zaman Rasulullah digunakan Bimetalic Standard yaitu emas dan perak dirham dan dinar karena keduanya merupakan alat pembayaran yang sah dan beredar di masyarakat. Nilai tukar emas dan perak pada masa Rasulullah ini relatif stabil dengan nilai kurs dinar-dirham 1:10. Namun demikian 16 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000 17 Iskandar Putong, Teori Ekonomi Mikro, Kajian Konvensional dan Wacana Syariah Jakarta: Mitra Wacana Media, 2005, hal. 4-5. stabilitas nilai uang pernah mengalami gangguan karena adanya disequilibrium antara supply dan demand. 18 Pada masa yang lain, pernah nilai tukar dinar dan dirham mengalami berbagai fluktuasi dengan nilai yang paling rendah pada level 1:35 sampai dengan 1:50. Instabilitasi dalam nilai tukar uang ini akan menimbulkan uang kualitas buruk menggantikan uang kualitas baik bad coins to drive good coins out of circulations. Ketika itu perkembangan emas sebagai standar dari uang beredar mengalami tiga kali evolusi yaitu: The gold coin standard: dimana logam emas mulia sebagai mata uang yang aktif dalam peredaran. The gold billion standard: dimana logam emas bukanlah alat tukar yang beredar namun otoritas moneter menjadikan logam emas sebagai parameter dalam menentukan nilai tukar uang yang beredar gold exchange standard bretton woods system: dimana otoritas moneter menentukan nilai tukar Domestic Currency dengan Foreign Currency yang mampu di Back-Up secara penuh oleh cadangan emas yang dimiliki. Dengan sistem keuangan yang demikian pesat telah memunculkan uang fiducier Credit Money yaitu uang yang keberadaannya tidak di Back-Up oleh emas dan perak. 19 18 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islam Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 177. 19 Ibid hal. 178.

B. Perbankan Islam

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti atau lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang dan sebagainya. Rupanya berasal dari kebiasaan yang berlaku di zaman dulu, ada orang yang ingin menukar uang, dan dilayani di pinggir jalan dengan satu meja, orang yang duduk menghadapi meja disebut ”bancherii”, kemudian menjelma menjadi bankir. Bank telah ada sejak zaman kerajaan Babilonia, zaman Yunani, Romawi, dimana bankirnya adalah para pendeta-pendeta, dan uangnya tersimpan di candi-candi yang telah terjamin keamanannya. Dalam Al-Qur’an istilah bank tidak disebutkan secara explisit. Tetapi jika yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki unsur-unsur seperti struktur, manajeman, fungsi, hak dan kewajiban maka semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah, ghanimah rampasan perang, ba’i jual beli, dayn utang dagang, maal harta, dan sebagainya yang memiliki kegiatan tertentu dalam kegiatan ekonomi. 20 Umumnya yang dimaksud dengan perbankan Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang oprasinya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah. Kegiatan perbankan akan selalu berkaitan dengan pemindahan uang dari 20 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Yogyakarta: Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, 2003 hal. 27. yang surplus sampai kepada yang defisit, atau orang yang meminta pembiayaan seperti kredit. Dimana si peminjam diharuskan memberikan asetnya sebagai jaminan, selain itu juga terdapat juga jual beli surat-surat berharga seperti cek wesel, surat wesel dan kertas dagang. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah , dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. 2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. Dalam menjalankan kegiatannya bank-bank Islam harus mematuhi syariat- syariat Islam, diantaranya kegiatan transaksi yang dilakukan harus bebas dari unsur riba dan gharar, dan bank syariah tidak boleh menyetujui nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk modal usaha, dimana usaha yang akan dirintis adalah usaha yang tidak halal dan bertentangan dengan hukum-hukum Islam, seperti membuka usaha diskotik, menjual minum-minuman berakohol dan lain sebagainya. Pelarangan riba yang menjadi dasar adanya perbankan syariah merupakan landasan atau acuan dalam menerapkan sistem bagi hasil atau profit and loss sharing. Allah SWT menerangkan melalui Al-Quran dan Hadis tentang pelarangan riba, seperti pada firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 275-279 sebagai berikut: +,-. 0 234,5678 92 : 5 ; 4= ?ABC D + 4 AB E56 ;5 FH I JFCKLC M E56 ;5 LC 24 NOL+ 2 PQ4 2 R S O T T 0B 4 N K4 4 O U VNO 5 CKLC WOX Y Z LC [ ;]A34 C 4 , 34_`CK T Ja ? b Qcd eC 39 fghi j4_ M T LC k34 lmn I M LC o p4 JF+ qT 7V sE tCK fgh i J a L+ LC k34 3mn 4 CKLC Ou O mn v 4 L+LC Ou Jw t4 ? b _yCK la ?O LT LC E 9 ?5[O z LC ? b e B w4 fghhi { C A3 a L+ | CvT4=LC LWp} 92 t0a+ ~• a 4{ fgh€i •4 ? 5V4 B4= 4 ‚ƒ 4 92 R Y S K ULTLC LC t0.  ? .O 4 vJCv+vT ? . L 5 CK e  _ 4 LC e O _  fgh„i Artinya: ”orang-orang makan mengambil riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang-orang yang kemasukan syeitan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti dari mengambil riba, maka baginya apa yang telah diambilnya dulusebelum datang larangan, dan urusannya terserah kepada Allah. Orang yang mengulangi mengambil riba, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal didalamny275 .Allah memusnahkan Riba dan menyuburkan shedekah, dan Allah tidak menyukai oarang- orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa276. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala disisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati277. Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungutjika kamu orang-orang yang beriman278. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba, maka ketauhilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim merugikan dan tidak di zalimi279. Karenanya akan banyak dampak yang terjadi diakibatkan olehnya, sudah kita ketahui bahwa sistem bunga riba digunakan oleh bank-bank konvensional dimana akibatnya dapat kita rasakan sekarang ini. Bukan hanya Islam yang melarang transaksi riba atau membungakan uang, melainkan agama dari non Islam pun melarang kegiatan transaksi yang mengandung riba, seperti dalam kitab Yahudi yaitu exodus keluaran pasal 22 ayat 25 yang mengatakan ”jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang ummatku, orang yang miskin diantara mu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya”. Kemudian dalam kitab Deuteronomy ulanganpasal 23 ayat 19 ” janganlah engkau membungakan kepada sudaramu baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat dibungakan” . Dan dalam kitab Levicitus Imamat pasal 35 ayat 7 ” janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya melainkan engkau harus takut akan Allah mu , supaya saudaramu bisa hidup diantara mu. Janganlah engkau memberi uang kepadanya dengan meminta bunga, juga makanan mu, janganlah kau memberikan dengan meminta riba” . 21 Krisis ekonomi yang berkepanjangan merupakan salah satu akibat dari penerapan bunga pada perbankan Indonesia. Yang diawali terjadinya Negative Spread pada bank-bank yang berbasis bunga. Mengapa terjadi Negative Spread, ini terjadi karena bank mengalami aset yang sangat rendah sedangkan bank memiliki kewajiban membayar bunga kepada para nasabah. Kemudian perbankan konvensional mengalami ketidakstabilan yang diawali terjadinya ketidak simetrisan pada sisi aset dan sisi liabilities kewajiban pada neraca keuangan balance sheet. Dimana liabilities bersifat tetap fixed sedangkan aset bersifat fleksibel. Jika liabilitas kewajiban lebih banyak dari pada aset, berarti bank harus membayar kewajiban bunga kepada nasabahnya. Tetapi bank hanya mempunyai sedikit uang untuk membayar kewajiban bunga kepada nasabahnya, akibatnya bank bangkrut dan bank akan mengalami insolvant, yaitu bank tidak mampu membayar 21 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah Jakarta: Zikrul Hakim, 2003 hal. 7 P P E E N N G G A A L L I I H H A A N N H H A A R R T T A A K K E E P P A A D D A A Y Y A A N N G G K K A A Y Y A A P P A A S S A A R R B B L L M M J J E E N N U U H H E E V V E E R R Y Y B B O O D D Y Y S S O O M M E E B B O O D D Y Y P P E E N N Y Y I I M M P P A A N N T T D D K K T T A A H H U U B B A A N N K K K K O O N N V V E E N N S S I I O O N N A A L L P P E E M M I I N N J J A A M M B B U U N N G G A A P P I I N N J J A A M M A A N N B B U U N N G G A A S S I I M M P P A A N N A A N N I I N N F F L L A A S S I I i i L L N N B B E E R R S S A A I I N N G G S S P P R R E E A A D D + + = = K K R R E E D D I I T T M M A A C C E E T T S S I I T T A A J J A A M M I I N N A A N N C C U U K K U U P P T T I I D D A A K K C C U U K K U U P P B B A A N N K K R R U U G G I I N N O O N N K K U U K K 8 8 K K U U K K 2 2 P P E E N N Y Y I I M M P P A A N N P P E E D D A A G G A A N N G G P P R R O O D D U U S S E E N N H H A A R R G G A A B B I I A A Y Y A A P P R R O O D D . . U U P P A A H H B B U U R R U U H H K K W W A A L L I I T T A A S S O O . . K K I I N N F F L L A A T T O O I I R R P P A A S S A A R R S S D D H H J J E E N N U U H H R A K Y A T J E L A T A 6,98 14,93 7,95 kewajiban bunga kepada beberapa nasabah karena tidak memiliki uang. Lalu dalam keadaan insolvant, bank akan menaikan suku bunga untuk menarik minat para penabung agar menyimpan uangnya dibank. Strategi ini ditujukan untuk menambah aset bank yang semakin menipis melalui uang yang ditabungkan oleh para nasabah, mungkin dalam jangka pendek aset memang semakin bertambah. Tetapi dalam jangka panjangnya kewajiban bank akan semakin besar, bahkan akan semakin besar melebihi aset. Dalam permasalahan ini bank bukannya menyelesaikan pada sisi aset melainkan menambah masalah melalui sisi kewajiban. Akibatnya bank akan menjual seluruh asetnya dengan harga murah untuk membayar kewajiban bank pada nasabahnya, hal ini menyebabkan nilai aset bank yang bersangkutan akan semakin kecil dan pada akhirnya bangkrut. Dibawah ini adalah skim dari proses pembungaan uang. 1.1 ProsesPembungaan Uang 22 Yang sangat ironis Spread merupakan sumber utama penghasilan bank konvensional, hal ini akan semakin melemahkan kondisi bank-bank konvensional pada keadaan krisis yang akan menjerumuskan ekonomi pada jurang depresi titik terendah dalam siklus aktivitas ekonomi. Yang kemudian akan melaju menuju pada resesi penurunan siklus bisnis dimana terdapat tingkat pengangguran yang tinggi. Dengan semakin berkembangnya perbankan-perbankan syariah, yang akan semakin merebut perhatian masyarakat baik di luar negeri maupun di dalam negeri, diharapkan perbankan syariah mampu menjadi solusi bagi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Diingat bahwa awal krisis yang terjadi dimulai dengan sistem kapitalis yang sudah dapat dibuktikan bahwa sistem banyak menimbulkan mudharat untuk masyarakat. Sehingga sistem kapitalis tidak dapat mencapai Maqhashid Syariah atau tujuan mencapai Mashlahah untuk rakyat banyak. Dimana salah satu tujuan dari Maqhashid Syariah adalah dalam rangka menjaga harta manusia yang merupakan amanat dari Allah SWT. 23 Karena sistem itu memisahkan antara ilmu pengetahuan dengan agama sekuler, yang mengabaikan dimensi normatif atau moral yang menghilangkan kesakralan agama. 22 Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah: Teori, Praktik dan Peranannya, hal. 27. 23 Sofiniyah Gufron, Sistem Kerja Pasar Modal Syariah, Jakarta, Renaisan, 2005, H. 12. Istilah kapitalis ini berarti kekuasaan ada di tangan pemegang kapital ”capital” atau pemodal, sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasari keuntungan, dimana masyarakat bersaing dalam batasan-batasan ini. Ada tiga unsur penting dalam kapitalisme yaitu, pengutamaan kepentingan pribadi, persaingan, dan pengerukan keuntungan. Dalam hal ini persaingan terjadi secara sengit dan kasar, sebagaimana konteksnya Charles Darwin ”yang kuat akan hidup dan yang lemah akan hancur”. 24 sehingga jelaslah sistem ini tidak mencapai Maqashid Syariah karena tidak ditemukan didalamnya tujuan untuk mewujudkan mashlahah bersama. Bank Islam memiliki berberapa fungsi diantaranya sebagai manajemen investasi, investasi, jasa-jasa keuangan berikut penjelasannya: Manajemen Investasi Bank Islam dalam melaksanakan fungsi berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Yaitu bank dalam kapasitasnya sebagai mudharib pihak yang dapat melaksanakan investasi dana dari pihak lain menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung, dalam hal kerugian, sepenuhnya menjadi resiko penyedia dana Shahibul Maal , sedangkan bank tidak ikut menanggungnya Bank Islam menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia usaha baik dana modal maupun dana rekening investasi yang konsisten dengan syariah. Contohnya: kontrak Al-Murabahah, Al-Musyarakah dan lain-lain. 24 Nando Baskara, ”Mafia” Bisnis Yahudi, Narasi, yogyakarta, 2008. h. 38-39 Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terbatas unrectricted mudharabah dan terbatas restricted mudharabah. Rekening investasi tidak terbatas yaitu pemegang rekening jenis ini memberi wewenang kepada bank Islam untuk menginvestasikan dana dengan cara yang dianggap paling baik dan fleksible, tanpa menerapkan pembatasan jenis, waktu dan bidang usaha investasi. Sedangkan rekening investasi terbatas, yaitu pemegang rekening ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal sejenis, bidang dan waktu pada saat bank menginvestasikan dananya. Lebih jauh lagi bank Islam dapat dibatasi dari mencampurkan dananya sendiri dengan dana rekening investasi terbatas untuk tujuan investasi, bahkan bisa juga ada pembatasan lain yang diterapkan pemegang rekening investasi. Jasa-jasa Keuangan Bank Islam juga dapat menawarkan berbagai jasa keuangan lainya berdasarkan upah Fee Based dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. Misalnya: garansi, transfer dan lain sebagainya. Jasa Sosial Bank Islam melaksanakan jasa sosial melalui dana Qard pinjaman kebajikan, zakat, dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam. 25 25 Syihabudin Said, Ma’zumi, Falsafah dan Perilaku Ekonomi Islam, Diadit Media, 2008, h. 66 Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Pasal 4 mengenai fungsi perbankan syariah , dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Bank Syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. 2 Bank Syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal , yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelolazakat. 3 Bank Syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf nazhir sesuai dengan kehendak pemberi wakaf wakif. 4 Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 26 Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan. Sebab industri perbankan yang maju merupakan sumber pendanaan pembangunan jangka panjang yang stabil. Perbankan mendukung kegiatan perekonomian melalui pembiayaan kegiatan usaha yang dilakukan melalui pemberian kesempatan kepada masyarakat guna memperoleh modal untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Karena itu, perbankan merupakan unsur yang memegang peran sangat penting dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara. 26 www.google.co.id , UU RI Perbankan Syariah. Bank sebagai lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai beberapa tujuan. Metwally 1995 mengemukakan bahwa tujuan bank Islam adalah mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melaksanakan semua kegiatan perbankan, finansial, komersial, dan investasi dengan prinsip-prinsip Islam, dimana bank Islam bertujuan untuk: Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat miskin, meminimalisir kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan kualitas dan kegiatan usaha, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan. Tujuan ini dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan ekonomi umat yang sebagian besar enggan berhubungan dengan bank konvensional karena adanya anggapan bahwa bunga bank adalah riba. Terdapat beberapa tujuan lain menurut Abdurrahman: Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalat secara Islami, khususnya muamalah yang berhubungan dengan bank agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis perdagangan lain yang mengandung unsur gharar tipuan, dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam selain itu juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi umat. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha yang lebih besar terutama terhadap kelompok-kelompok miskin yang diarahkan pada kegiatan usaha produktif, menuju terciptanya kemandirian berusaha berwiraswasta. Menciptakan keadilan dibidang ekonomi, dan dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal pihak yang surplus dengan pihak yang membutuhkan dana pihak yang defisit Menanggulangi kemiskinan yang pada umumnya merupakan program utama dari negara-negara berkembang. Menjaga stabilitas ekonomi moneter pemerintah Menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank-bank non Islam

C. Pengertian Stabilitas Moneter dan Pencapaian Stabilitas Moneter