Kebijakan Moneter Rasulullah KERANGKA TEORETIS

meningkatkan jumlah uang beredar maka bank sentral akan membeli kembali dari bank komersial, dan dampaknya akan sebaliknya. Dua dari instrument ini yaitu Moral Suassion dan Reserve Ratio juga digunakan pada bank sentral dengan sistem sekuler. 37

D. Kebijakan Moneter Rasulullah

Mata uang yang dipergunakan bangsa Arab, baik sebelum Islam maupun sesudahnya adalah dinar dan dirham. Kedua mata uang tersebut memiliki nilai yang tetap dan karenanya tidak ada masalah dalam perputaran uang. Jika dirham diasumsikan sebagai satuan uang, nilai dinar adalah perkalian dari dirham, sedangkan jika diasumsikan dinar sebagai unit moneter, nilainya adalah sepuluh kali dirham. Walaupun demikian, dalam perkembangan berikutnya dirham lebih umum digunakan dari pada dinar. Hal ini sangat berkaitan erat dengan penaklukan tentara Islam terhadap hampir seluruh wilayah kekaisaran Persia. Sementara itu, tidak semua wilayah kekaisaran Romawi berhasil dikuasai tentara Islam. 38 Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad Saw, kedua mata uang ini di impor, dinar dari Romawi dan dirham dari Persia. Besarnya volume impor dinar dan dirham juga barang-barang komoditas, bergantung kapada volume komoditas yang diekspor oleh kedua negara tersebut dan wilayah-wilayah lain yang berada dibawah pengaruhnya. Lazimnya, uang akan diimpor jika permintaan uang money demand 37 Karnaen A. Perwataatmadja dan Tanjung Hendri, Bank Syari’ah 38 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Pustaka Asatruss Jakarta, Jakarta, 2005. h. 22 pada pasar internal mengalami kenaikan. Dan sebaliknya, komoditas akan diimpor jika permintaan uang akan mengalami penurunan. Hal yang menarik disini adalah tidak adanya pembatasan terhadap impor uang karena permintaan internal dari Hijaz terhadap dinar dan dirham secara proposional sangat kecil, sehingga tidak berpengaruh terhadap penawaran dan permintaan dalam perekonomian Romawi dan Persia. Namun demikian, selama pemerintahan Nabi Muhammad Saw, uang tidak dipenuhi dari keuangan negara semata, tetapi juga dari hasil perdagangan luar negeri. 39 Pada masa ini, motif permintaan uang yaitu untuk transaksi. Sementara itu pada saat terjadi peperangan antara kaum Quraisy dengan kaum Muslimin telah menimbulkan permintaan uang untuk berjaga-jaga terhadap kebutuhan yang tidak terduga. Ketika penduduk Arab banyak yang memeluk Islam, jumlah populasi kaum muslimin berkembang dengan pesat. Disamping itu, harta rampasan perang dibagikan kepada kaum muslimin, sehingga standar hidup dan pendapatan mereka meningkat. Berdasarkan peristiwa ini melalui kebijakannya Nabi Muhammad Saw meningkatkan kemampuan produksi dan ketenagakerjaan kaum muslimin secara terus menerus. Keseluruhan dari faktor ini meningkatkan permintaan transaksi terhadap uang dalam perekonomian pada periode awal Islam. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi stabilitas nilai uang adalah uang beredar atau percepatan perputaran uang, larangan terhadap praktek bunga dan kanz mencegah tertahannya uang ditangan pemilik modal dan mencegah dinar dan dirham 39 Ibid h. 23 keluar dari perputaran uang. Keduanya mendorong percepatan peredaran uang yang signifikan. Kemudian Rasul juga mendorong masyarakat untuk melakukan kerjasama dan mendesak memberikan Qard Al-Hasan yang akan semakin memperkuat percepatan peredaran uang. Pasar memiliki pengaruh yang kuat terhadap peredaran uang monopoli kaum Quraisy yang telah ada kini semakin berkurang, hal ini meningkatkan efisiensi pertukaran dan membawa perekonomian kepada distribusi pendapatan yang lebih baik. Setelah hijrah, secara bertahap uang beredar begitu cepat dan semakin meningkat. Berikut dibawah ini adalah beberapa kebijakan dan instrumen yang dipakai pada awal periode Islam dan Khulafau Rasyidin diantaranya yaitu: Valuta asing dari Persia dan Romawi yang dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab, bahkan menjadi alat bayar resminya adalah dinar dan dirham. Sistem devisa bebas ditetapakan, tidak ada halangan sedikitpun untuk mengimpor dinar dan dirham. Transaksi tidak tunai diterima luas di kalangan pedagang. Cek dan promissory note lazim digunakan,misalnya Umar Bin Khatab r.a menggunakan instrument ini ketika melakukan impor barang- barang yang baru dari Mesir ke Madinah. Instrument faktory anjak piutang yang baru popular ditahun 1980-an, telah dikenal dengan nama hiwalah, tetapi tentunya bebas dari unsur bunga. 40 Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus stabilitas, Islam tidak menggunakan instrument bunga atau penawaran uang baru melalui percetakan defisit anggaran. Namun dalam Islam yang dilakukan adalah mempercepat perputaran uang dan membangun infrastruktur sektor riil. Faktor pendorong percepatan perputaran uang adalah disebabkan kelebihan likuiditas. Uang tidak boleh ditimbun dan tidak boleh dipinjamkan dengan bunga. Sedangkan faktor penarikan uang adalah berbentuk syirkah atau mudharabah. Keuntungan utama dari kerjasama bisnis adalah pelaku dan penyandang dana bersama-sama, mendapat pengalaman, informasi, metode supervise, manajeman dan pengetahuan akan resiko suatu bisnis. Akumulasi dari informasi ini akan menurunkan tingkat resiko investasi. 41 Jelaslah kebijakan moneter Rasulullah SAW selalu terkait dengan sektor riil perekonomian. Hasilnya adalah pertumbuhan sekaligus stabilitas. Menurut Kadim As-sadr, penulisan artikel berjudul money and monetary policies in early Islamic period , ditujukan untuk mempelajari secara mendalam mengenai: Media tukar yang digunakan pada awal periode Islam Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dan fluktuasi nilai uang 40 Muhammad, Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Ekonomi Islam, edisi pertama Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2002 41 Ibid Metode untuk menarik tabungan dan pengarahan proses investasi yang digunakan oleh para pemimpin Islam pada periode awal. Alasan Sadr mengupas tiga bahasan tersebut adalah, bahwa pokok pembahasan ini sangat membantu dalam mencapai pengetahuan tentang kebijakan moneter di awal periode Islam dan perannya dalam pengembangan ekonomi pada masa awal terciptanya masyarakat Islam. Untuk maksud dan alasan tersebut, maka Sadr mengupas bahasanya dengan berbagai topik : Pentingnya perdagangan dan media pertukaran pada periode awal Islam Penawaran dan permintaan uang pada periode awal Islam Percepatan sirkulasi uang Pengaruh kebijakan fiskal terhadap nilai uang pada periode awal Islam Mobilisasi dan penggunaan tabungan Praktik bisnis yang dilarang Instrument kebijakan moneter Metode pengalokasian kredit Keseimbangan supply dan demand di pasar uang adalah derived market dari keseimbangan aggregate supply dan aggregate demand di pasar barang dan jasa. Nilai emas dan perak yang terkandung dalam dinar dan dirham sama dengan nilai nominalnya, sehingga dapat dikatakan penawaran uang elastis sempurna terhadap tingkat pendapatan. Tidak adanya larangan impor dinar atau dirham berarti penawaran uang elastis, kelebihan penawaran uang dapat di ubah menjadi perhiasan emas atau perak. Tidak terjadi kelebihan penawaran atau permintaan sehingga nilai uang stabil. Untuk menjaga kestabilan ini, beberapa hal berikut dilarang: Permintaan yang tidak riil. Permintaan uang adalah hanya untuk keperluan transaksi dan berjaga-jaga. Penimbunan mata uang At-Taubah: 34-35 sebagaimana dilarangnya penimbunan barang. Berikut di bawah ini ayat yang bersangkutan dengan penimbunan mata uang: Qc lC A3 ~ D a L+ J ad H Z R T ._0… i ;b LC + L64 qL 5 CK :J J† iF ,3 .5 eCTl‡n LC 2 iF6.U Y I LC eC ˆ‰I ‹ b 4Q„ V5 LC LC Qc Œ Va W~ iF6.U Y ? bdp•Ž ;4 qƒ 6 ‚t[ CK f i T5 +• 5[O z W~ T B 9tJay L I•4 Qc‚ ? b .py ?cz‚ a yLC ? bvT  LC 63b ?  ‰ +Ip’ VBs… C+64 s+“a+ eCvw †I4 f i ”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, 35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu. Transaksi talaqi rukban, yaitu mencegat penjual dari kampung di luar kota untuk mendapat keuntungan dari ketidaktahuan harga. Distorsi harga ini merupakan cikal bakal spekulasi. Transaksi kali bi kali, yaitu bukan transaksi tidak tunai. Inilah indahnya Islam, transaksi tunai diperbolehkan, namun transaksi future tanpa ada barangnya dilarang, transaksi maya ini merupakan salah satu pintu riba. Segala bentuk riba Al-Baqarah: 278 42 { C A3 a L+ | CvT4=LC LWp} 92 t0a+ ~• a 4{ fgh€i Terjemahan :” Hai orang- orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-orang yang beriman”. 42 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer Jakarta: Gema Insani Press, 2001 hal. 28.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK ISLAM DI SUDAN