Peranan Perbankan Syariah dalam Menciptakan Stabilitas Moneter di Sudan

BAB IV PERANAN PERBANKAN SYARIAH TERHADAP STABILITAS MONETER

DI SUDAN

A. Peranan Perbankan Syariah dalam Menciptakan Stabilitas Moneter di Sudan

Negara Sudan yang termasuk ke dalam anggota negara Arab, pada data tahun 2004 menyebutkan nilai impor Arab dari komoditi pertanian mencapai angka 21,7 milyar dolar per tahun dan komoditi bahan makanan senilai 18,3 milyar dolar setahun. Angka tersebut sudah pasti membengkak dengan kenaikan harga pangan dunia dalam dua tahun belakangan ini yang kenaikannya mencapai 80 pada tahun 2007 dan 35 pada awal tahun 2008 ini. Mengapa bisa demikian, apakah karena Arab tidak memiliki lahan pertanian yang cukup untuk berswasembada pangan, jawabannya adalah lahan pertanian di Arab sangat luas meskipun sebagian besar luas daratan terdiri dari padang pasir yang apabila dimanfaatkan separuhnya atau sepertiga saja dari lahan tersebut sudah lebih dari mencukupi kebutuhan Yang jelas tidak adanya perhatian terhadap sektor pertanian, hal ini lebih dimaksudkan sebagai dampak “bom” minyak sejak tahun 70-an lalu. Sehingga semboyan negara-negara Arab kaya minyak adalah “money can buy” lalu mengenyampingkan investasi disektor pertanian yang sangat vital tersebut. Namun pada saat ini, Minyak bumi menjadi tulang punggung ekonomi. Ekspor minyak bumi dimulai pada paruh 1999 dan sejak saat itu baik produksi maupun perannya bagi perekonomian meningkat pesat. Minyak Sudan mulai dieksplorasi pada pertengahan 70-an dan bisa mengkover kebutuhan ekonomi dan energi Sudan. Menurut CIA Fact Book, Sudan secara total memiliki cadangan minyak yang sudah terbukti Oil-proved reserve sebesar 6,49 miliar barel estimasi 2007. Carola Hoyos pada 2 Maret 2006 menulis di Sudan Tribun bahwa produksi minyak Sudan sebesar 500.000 barelhari. Sedangkan untuk produksi tahun 2008 menurut catatan Wikipedia sebesar 520.000 barelhari. 64 Pada tahun 70-an ketika minyak tidak menjadi solusi, maka alternatif yang paling mendekati kenyataan untuk mengatasi bahaya keamanan pangan Arab adalah pemanfaatan lahan pertanian di Sudan. Yang merupakan negara Arab terluas dengan areal 2,5 juta km2 atau sekitar 250 juta hektar. Areal pertaniannya mencapai 84 juta hektar dan sekitar 65 juta hektar atau menyamai luas seluruh areal pertanian semua negara Arab lainnya, belum tergarap. Dalam sebuah wacana Abdullah Al-Qafari dalam artikelnya di harian Al- Riyadh Senin, 7408 beliau mengibaratkan Sudan sebagai lumbung gandum dan depot roti bagi seluruh negara Arab bila negara-negara Arab kaya mau berinvestasi di negara tersebut. Sudan adalah depot roti arab yang membutuhkan kemitraan strategis dengan negara-negara Arab kaya sebab negara ini kesulitan sumber investor. Kita 64 www.traveldocs.com , Sudan Africa, Maklumat Politik Sudan, diakses pada tanggal 03 november 2008. tidak mungkin memaksakan peningkatan produk pertanian di negara-negara Arab yang lahan pertaniannya terbatas. 65 Apa yang dinyatakan Al-Qafari itu sebenarnya pernah dicoba Arab Saudi pada tahun 80-an. Saat itu negeri produsen minyak terbesar didunia itu mengumumkan keberhasilannya swasembada gandum makanan pokok. Tapi harganya terlalu mahal yakni terkurasnya air dalam tanah yang diperkirakan akan kering dalam tempo dua dekade. Akhirnya belum lama ini, negara petrodollar tersebut mengumumkan penghentian kebijakan swasembada yang menyebabkan air dalam perut bumi kering tersebut. Jalan keluarnya adalah menanam modal di Sudan. Sebuah keputusan yang tepat seperti dilaporkan TV MBC, Saudi yang berpusat di Dubai Senin, 7408. Yang mengatakan bahwa Bersama dengan Mesir, negeri tempat dua tanah suci umat Islam sedunia itu mulai melakukan investasi besar-besaran dibidang pertanian di Sudan. Selama ini memang bukan karena masalah modal, tapi “Political Will” negara-negara kaya Arab yang belum ada disamping masih termakan rayuan negara-negara industri Barat agar terus mengimpor bahan pangan dari luar. 66 Pertanian dan minyak merupakan tulang punggung dari ekonomi Sudan, kontribusinya kepada GDP sebesar 48 dan memberikan pekerjaan kepada penduduk sebanyak 65 dari populasi. Dan negara menyediakan sebanyak 80 dari laba ekspor. Sektor pertanian merupakan sumber dari bahan mentah yang kemudian 65 EIU, Global Peace Index, diakses pada 24 Juli 2008 dari http:hdrstats.undp.orgcountriesdatasheets 66 Ibid diproses di pabrik yang letaknya di Sudan, dan ikut menyumbangkan sekitar 17 pada GDP. Pada masa itu, kondisi pertumbuhan ekonomi tidak menentu menyebabkan terjadi ketergantungan yang sangat pada sektor pertanian, dan perubahan badan pada pasar komoditas dasar. Pemerintah Sudan mengembangkan kebijakan moneter untuk mendorong sektor pertanian. Untuk mempertingginya persaingan pada ekspor pertanian Sudan, Semua pajak langsung pada produksi pertanian dibatasi. Bank di instruksikan langsung 50 pendanaan mereka pada sektor pertanian. Pada tahun 1993 pembiayaan atau pendanaan bank pada sektor pertanian ditambahkan dari 7 dari total pembiayaan sebanyak 35 dan mengalami kemunduran sebanyak 22 pada tahun 2000. Penambahan pembiayaan pada sektor pertanian, yaitu pada biaya industri dan sektor ekspor. Ekonomi Sudan menurut laporan New York Times termasuk diantara 10 negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi pada dua tahun terakhir. Sudan pada dasarnya adalah negara agraris. Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap sebagian besar angkatan kerja 80 tetapi hanya memberikan kontribusi GDP sebesar 31,9 . Sebaliknya sektor industri yang menyerap 7 angkatan kerja dan menyumbang 34,2 GDP, sementara sektor jasa menyerap 13 angkatan kerja dan menyumbang 33,9 GDP. 67 Bank Sudan telah didirikan pada tahun 1960 untuk mengawasi sektor bank yang memiliki cabang bank asing. Di tahun 1960 bank komersil juga telah didirikan 67 www.traveldocs.com , Sudan Africa, diakses pada tanggal 03 november 2008. dari 100 modal Sudan. Yang pertama didirikan pada tahun 1977 yaitu Faisal Islamic Bank , perubahan pertama untuk sektor perbankan pada tahun 1983 ketika keputusan dibuat disesuaikan dengan semua transaksi pembiayaan berprinsip Islam. Sejak tahun 1983 beberapa bank Islam dimasukan pada pasar Sudan, seperti Tadamoun Islamic bank , Sudanese Islamic bank, Albaraka Bank. Sejak 1992 Sudan membangun seluruh sektor pembiayaan dengan menggunakan prinsip Islam dan semua transaksi pembiayaan yang tidak sesuai dengan syariah tidak diperbolehkan. 68 Struktur lembaga pada sektor bank telah ditetapkan pada tahun 1990. Aktivitas bank Islam berkembang pesat setelah tahun 1975 sebagai hasil dari booming harga minyak yang membawa modal masuk dalam jumlah yang sangat banyak, oleh karena itu ditambah permintaan dari para investor muslim yang ingin menginvestasi dengan jalan yang tidak bertentangan dengan syariah. Di tahun 1970an institusi pendanaan Islam di fokuskan pada pendanaan perdagangan dan kegiatan sewa. Di tahun 1990an jumlah dana investasi Islam yang baru diluncurkan untuk mengatur banyaknya jumlah fortofolio yang terbagi di perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya cocok dengan prinsip Islam dan banyak bank-bank komersil dimulai dengan kegiatan bank Islam. Para banker melaporkan bahwa ada lebih dari 113 bank Islam dan institusi investasi Islam memegang lebih 147 miliar dari aset seluruh dunia. 69 68 Islamic Development Bank , hal.18 69 Islamic Development Bank , hal. 11 Bank Islam memiliki prospek yang bagus dan diharapkan berkembang lebih lanjut dengan populasi muslim yang diperkirakan sebanyak 1.2 bn dari seluruh dunia dan institusi pendanaan Islam belum cukup diuntungkan dari potensi mereka pada aset yang dihasilkan. Pasar pendanaan Islam masih dibawah pembangunan dan mereka menghadapi tantangan yang serius. Sudan salah satu negara yang membangun sistem pendanaan dengan prinsip Islam, pertama ukuran efisiensi bank Islam di Sudan menggunakan analisis batas cadangan biaya, kedua menyediakan gagasan rekomendasi pembuat kebijakan untuk Sudan dan strategi manajemen bank sebagai kelangsungan hidup menggabungkan bank dan menampilkan bank asing vis-à-vis dengan bank domestik. 70 Pada tahun 1990-2000, bank Islam di Sudan belum menciptakan keadaan yang stabil. Meskipun rata-rata efisiensi hampir stabil pada tahun 1990-2000, namun terdapat perbedaan efisiensi yang luas antara bank-bank di Sudan. Bank asing walau kecil jumlahnya, mereka lebih efisien dibandingkan bank negeri dan bank-bank yang bekerja sama dengan asing. Pada saat itu bank Sudan belum siap untuk menghadapi tantangan globalisasi. 71 Bank Islam di Sudan memulai fungsinya pada februari 1960, dengan formasi yang bersifat alami. Di ibaratkan bank sebagai seseorang yang juridikal yang telah memilki status mandiri. Sasaran hasil dari BOS adalah: 70 Ibid , hal.12 71 Ibid , hal.10 1. Untuk mengatur pengeluaran mata uang dan koin. 2. Mengatur dan memonitor aktivitas dari sistem perbankan di dalam negeri. 3. Untuk memastikan stabilitas keuangan dalam negeri. 4. Untuk memastikan pengembangan yang seimbang dan sistematis dari ekonomi Sudan. 5. Untuk memperkuat stabilitas mata uang eksternal. 6. Sebagai tindakan bankir kepada pemerintah dan sebagai penasihat dalam masalah keuangan. Oleh karena itu hukum diperlukan untuk menyelesaikan beberapa fungsi berikut: 1. Mengeluarkan uang kertas dan koin dan mengendalikan peredaranya. 2. Mengatur utang negara internal dan eksternal. 3. Merumuskan dan menerapkan strategi keuangan. 4. Menyelesaikan perencanaan dan riset dalam rangka memudahkan pengembangan yang menyangkut ekonomi. 5. Mengatur volume kredit dalam peredaraanya dalam negeri. Pada saat itu terdapat beberapa hal yang menarik ditemukan muncul di sektor perbankan diantaranya, untuk memperbaiki efisiensi bank Sudan menambahkan pembayaran Capital Ratio mereka yang rendah tetapi tidak selesai dengan menggabungkan dan aktivitas pendapatan saja, bank Sudan memiliki keuntungan dari sistem murabahah dan musyarakah dimana pembiayaan belum sepenuhnya digunakan, bank Sudan sungguh-sungguh mengimplementasikan program untuk mengembangkan modal untuk mengurangi arus pada level ketidak efesiensian harga. 72 Sejak pertengahan 1990 telah ada kemajuan nyata didalam peraturan dan pengawasan bank. BOS telah mulai untuk mengurangi pembatasan keuangan dan sistem bank yang liberal dan bank-bank yang berhubungan pada aktivitas pasar dalam inter- bank. Prinsip-prinsip akunting yang seragam untuk semua lembaga keuangan di Sudan telah diperkenalkan pada 1998. Kunci item pada neraca bank telah dimonitor oleh BOS. Bank menyampaikan informasi yang spesifik kepada BOS setiap hari, mingguan, bulanan, kuartal dan basis tahunan. Finance Ceiling untuk pertanian turun ke 30 persen pada 1998. Sejak 1999 tidak ada keuangan minimum yang diperlukan untuk sektor pertanian, lembaga keuangan bebas untuk mengalokasikan keuangan ke sektor ekonomi yang berbeda tanpa interversi dari BOS. Margin keuntungan atas murabahah yang dikeluarkan oleh BOS merupakan tanda dan bank bebas untuk menetapkan batas keuntungan mereka sendiri. Negara Sudan telah banyak mengalami berubahan yang pesat dalam jangka waktu yang tidak lama, namun pada tahun 2003 dalam sebuah wacana telah menceritakan bahwa tata kota negara tersebut sangat kacau, diantaranya banyak jalan- jalan yang hancur, jalan-jalan nya sempit, bangunan-bangunanya tampak tidak terurus dan disisi-sisi jalan banyak tersimpan barang-barang impor yang belum di urus dan 72 Ibid. lain sebagainya yang dapat merusak pemandangan kota dari negara tersebut. Hal ini terjadi karena adanya konflik Darfur. Namun sejak tahun 2006, suasana negara Sudan berubah drastis. Jalan-jalan luas, pusat pertokoan bertambah, bangunan-bangunan megah menjulang tinggi bagaikan jamur tumbuh dimusim hujan, beberapa mall dan pusat perbelanjaan besar yang dibangun oleh pengusaha Saudi menambah semarak kota Khartoum.

B. Keadaaan Ekonomi Sudan Sebelum dan Setelah Menggunakan Sistem Ekonomi Syariah