Superstruktur Skematik Analisis Teks Dalam Buku Renungan Tasauf

Gagasan inti yang ingin disampaikan dalam teks di atas ialah menceritakan bagaimana gereja katholik mampu memperbaiki kesalahan- kesalahan yang dilakukan pada masa lalu. Mereka menjadi sangat menghargai ilmu pengetahuan dengan berusaha melakukan berbagai macam penelitian. f. Pemimpin Agama Teks ”Pemimpin Agama” menggambarkan sikap ulama sebagai penerus para Nabi. Dalam teks ini terdapat muatan pesan dakwah yang bernilai Mu’amalah. Hamka menggambarkan ulama sebagai orang yang berani menyatakan kebenaran walupun harus berhadapan dengan penguasa. Teks ini memberikan nasihat kepada kita agar menghormati ulama yang memegang teguh ajaran Islam. Pemimpin Agama, ulama, kiyahi, lebai, ajengan Itulah waris daripada Nabi-nabi. Nabi yang tidak meninggalkan harta benda, tetapi meninggalkan pengajaran dan tuntunan yang akan disampaikan kepada umat manusia. Ulamalah pelita di waktu sangat gelap. Ulamalah penunjuk jalan di belukar hidup yang tak tentu arah. Ulamalah pemberontak kekuasaan sewenang- wenang, melawan kezaliman dan aniaya. Kebesarannya terletak dalam jiwa, bukan dalam pakaiannya yang mentereng, baik jubah dan serban, atau tasbih dan tongkat kebesaran. 53 Gagasan inti dari teks di atas ialah ingin menggambarkan sosok ulama. Ulama merupakan pewaris para Nabi melindungi umatnya dari sikap kesewenang-wenangan penguasa yang zhalim.

2. Superstruktur Skematik

Struktur skematis atau superstruktur menggambarkan bentuk umum dari suatu teks. Bentuk teks umumnya terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup. Untuk melihat bentuk teks itu seperti apa, dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu: 53 Ibid., h. 101 Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead teras berita. Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. a Akal Dan Khayal 1 Judul dan Lead Dilihat dari judulnya, teks ”Akal dan Khayal” seolah ingin membandingkan mana yang lebih baik antara keduanya. Hamka membandingkan dengan mengilustrasikan kepada kebudayaan oleh bangsa Barat dan Timur. Kebudayaan Barat dipandang kebih mementingkan logika dan pikiran sedangkan kebudayaan Timur lebih mementingkan nilai-nilai kepercayaan. Lead atau dimulai dengan intisari menjelaskan bahwa kebudayaan Barat dengan akalnya dapat memenuhi panca indra dengan kekuatan ilmu pengetahuan sedangkan kebudayaan Timur dengan khayalnya dapat menerangi hati seperti pelita di malam hari. 2 Storybody Pada bagian isi Hamka menjelaskan tentang perjalanan Nabi Adam dan Siti Hawa dalam menggunakan akal dan khayalnya, kemudian dengan bahasa filsafat Hamka menerangkan bahwa akal tunduk kepada khayal. Akal selalu ingin mencari tahu jawaban segala sesuatu namun khayal percaya akan sesuatu yang tersembunyi. Hai akal yang pongah karena bodohnya. Di manakah kentong tempatmu bertahan? Tempat engkau minta kenyataan itu? Di mana engkau bersembunyi? ,,Ilmu Pasti Ilmu Pasti; itulah bentengku”, kata Akal. Mana yang tak sesuai dengan Akal, adalah ,,fantasi yang ,,nonsen” belaka Bolehkah aku bertanya” kata Khayal pula, ,,di manakah benteng yang akhir dari ,,Ilmu Pasti itu? Akal menjawab: ,,Di angka satu.” dari satu dimulai segala hitungan, dan dengan satu diakhirinya. ,,Tunjukkanlah kepadaku, hai Akal, di manakah terletaknya angka satu Ilmu Pasti itu? Di awang-awang yang mana?” Tiba-tiba, dengan suara di antara kedengaran dengan tidak, Akal menjawab: ,,Dalam Khayalku”..........kalau begitu, mengapa aku engkau lupakan? Padahal kemajuan langkahmu, adalah lantaran doronganku?” 54 b. Agama Ialah Cinta 1 Judul dan Lead Judul memberikan gambaran apa yang ingin dibicarakan dalam sebuah teks. Dalam judul ini Hamka memberikan nasihat kepada kita bahwa keseluruhan ajaran agama ialah cinta. Dijelaskan kemudian dalam bagian lead teks tersebut hadis tentang bagaimana iman seorang muslim tidak akan berarti sebelum Rasulullah lebih dicintainya daripada keluarga dan orang lain. Dijelaskan lagi dalam lead selanjutnya secara eksplisit bahwa cinta yang sebenar-benarnya terkumpul atau berasal dari cinta kepada Allah. Selebihnya karena Allah mengutus Rasul-Nya maka kita juga harus mencintai Rasul sebagai pembawa risalah Islam. 2 Story body Tulisan dalam bagian tubuh berita teks ini memberikan penekanan terhadap bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap alam ini. Dengan kecintaan yang tulus terhadap Allah dan Rasulnya, maka dengan sendirinya kita akan mencintai alam ini beserta isinya. Kemudian dalam dimensi yang paling kecil, minimal kita mencintai tanah air kita dengan 54 Ibid., h. 4-5. kecintaan yang disertai keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya terlebih dahulu. Orang-orang yang mencintai Allah dan Rasulnya sanggup hijrah atau berpindah negeri dari tanah airnya jika di tanah airnya sendiri mereka tidak leluasa menegakkan cintanya kepada Allah dan Rasulnya. Penekanan pada bagian teks ini kemudian bermaksud untuk menjelaskan bagaimana seharusnya sikap kita terhadap penguasa yang memimpin tanah air kita. Hamka menjelaskan jika penguasa berbuat zalim, kita dapat melawan dengan tangan. Jika tidak mampu menantang kemungkaran dengan tangan dapat dengan lidah, dan jika tidak mampu dengan lidah dapat menantang dalam hati saja. c. Di Antara Cinta Dan Fanatik 1 Judul dan Lead Penjelasan dalam lead menekankan kepada hakikat cinta. Cinta yang sejati akan timbul sebagai akibat dari kecintaan kepada Allah dan Rasul- Nya. Dijelaskan pula mencintai rasul bukanlah buat kita sembah melainkan dijadikan teladan hidup, jadi yang patut disembah hanya Allah. 2 Storybody Pada bagian isi Hamka menerangkan bahwa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dapat membuat seorang muslim rela berkorban, bahkan nyawanya sendiri rela untuk dikorbankan. Banyak contoh diterangkan dalam bagian ini seperti para Mujahid dalam setiap zaman yang terus berperang hingga bersedia mati syahid. Iman kepada Allah dan Rasul-Nya membuat seorang muslimin rela berjuang sampai titik darah penghabisan. Dengan iman yang membara di dalam jiwa, bangsa penjajah menjadi sangat benci. Tidak sedikit umat muslim yang dituduh ”fanatik”. Menurut pandangan penjajah sikap fanatik harus dijauhkan dari diri setiap muslim karena dapat membahayakan kehidupan. Kenyataannya tuduhan tersebut merupakan taktik atau siasat belaka untuk menghancurkan kaum muslimin. d. Lailatul Qadr 1 Judul dan Lead Pada paragraf pembukaan berisi penjelasan tentang cerita di masa lalu Hamka ketika memasuki bulan Ramadhan. Dijelaskan bahwa suasana di kampungnya sangat meriah sekali dengan kegiatan-kegiatan beribadah membaca Al-Qur’an dan shalat Tarawih. Pernah pada satu waktu Hamka kecil mendengar dari Gurunya akan keutamaan malam Lailatul Qadr atau malam seribu bulan. Gurunya menjelaskan bahwa pada malam itu sujudlah semua yang ada di bumi dari mulai rumah-rumah, gunung- gunung bahkan air pun berhenti mengalir. Pada saat itu jika kita meminta maka akan dikabulkan oleh sang pencipta. 2 Storybody Malam Lailatul Qadr merupakan dambaan bagi seorang muslim. Setiap orang ingin mendapatkan malam Lailatul Qadr. Memasuki bagian isi Hamka memulainya dengan pertanyaan ”Dapatkah kiranya kita menikmati Lailatul Qadr?”. Hidup yang telah kita lalui merupakan nikmat yang diberikan Allah, segala macam cobaan dan kesusahan diberikan kepada Allah semata-mata merupakan ujian yang harus kita hadapi. Allah menganjurkan kepada kita untuk selalu bersabar dalam menjalani setiap cobaan tersebut dan istiqamah dalam jalan Islam. Setiap kita dapat bertemu dengan Lailatul Qadr. Hanya saja semua bergantung kepada diri kita sendiri apakah mampu untuk mendapatkannya. e. Untuk Jadi Perbandingan 1 Judul dan Lead Dalam leadnya Hamka memulai dengan menceritakan kisah-kisah tragis tentang nasib ahli-ahli ilmu pengetahuan berhadapan dengan penguasa-penguasa agama di zaman permulaan Renaissance di benua Eropa. Kisah pertama tentang Giordano Bruno. Tokoh ini mengeluarkan pendapat bahwa alam yang luas ini bukanlah semata-mata dunia kita ini, dan matahari bukanlah pusat alam. Disamping kita ada beribu, bahkan berjuta alam lain yang dipenuhi pula oleh makhluk Tuhan. Singkatnya Giordano dihukum mati karena pendapatnya tidak sesuai dengan pendapat ulama-ulama gereja. Demikian pula Galileo Galilei yang dihukum akibat pernyataannya yang menyatakan Bumi mengelilingi Matahari. 2 Storybody Pada bagian isi Hamka menerangkan kesalahan-kesalahan ulama Gereja pada waktu itu karena menghukum dengan kebodohan. Menurut Hamka tidaklah dibenarkan satu golongan memberikan kuasa atas suatu hukuman. Islam sebagai agama yang menunjung tinggi hukum sangat peduli dengan masalah ini. Oleh karenanya dalam Islam terdapat proses Ijma yaitu mempersamakan pendapat segolongan ulama dalam satu perkara, di dalam suatu zaman. Proses Ijma tetap berasal dari Al-Qur’an dan Hadist. sehingga dapat menghasilkan keputusan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist dan tidak menyimpang seperti yang dilakukan oleh ulama-ulama Gereja di Barat. f. Pemimpin Agama 1 Judul dan Lead Lead yang terdapat dalam judul ini mendeskripsikan kebesaran Ulama sebagai pewaris para Nabi yang berani berkata kebenaran dan tegas menghadapi siapa saja yang berpaling dari agama Islam. Ulama menuntun umat kepada jalan yang lurus dan mengajak kepada kebaikan. 2 Storybody Pada bagian isi Hamka menerangkan perjuangan para Ulama diantaranya kisah Al Imam Darul Hijrah, Ibnu Samak, Imam Ahmad Bin Hanbal dan lainnya. Kisah-kisah tersebut secara umum ingin memberikan nasihat kepada kita bahwa perjuangan ulama tidak dapat diganti dengan kekuasaan ataupun harta benda sekalipun. Ulama yang sebenar-benarnya berbuat hanya demi mendapatkan cinta kepada Allah.

3. Struktur Mikro