Hamka mendemonstrasikan keluasaan pengetahuannya di hampir semua disiplin yang tercakup oleh bidang-bidang ilmu-ilmu agama Islam serta pengetahuan non
keagamaan yang sarat dan kaya dengan berbagai informasi. Tafsir Al-azhar tidak hanya diterbitkan di Indonesia, tetapi juga diterbitkan di Singapura oleh Pustaka
Nasional.
B. Sekilas Tentang Buku Renungan Tasauf
Buku Renungan Tasauf merupakan kumpulan enam karangan dan ceramah Hamka dari tahun-tahun yang berbeda. Karangan pertama berjudul ”akal dan khayal”
ditulis oleh Hamka untuk majalah ”Indonesia” April tahun 1952, sebuah majalah kebudayaan yang diterbitkan Badan Musyawarah kebudayaan Nasional di bawah
naungan kementerian P dan K. Waktu itu Hamka aktif sebagai anggota Badan Kebudayaan tersebut bersama para ahli dan tokoh kebudayaan nasional lain.
Gaya bahasa yang agak puitis pada karya yang berjudul ”akal dan khayal” ini, tentu saja sesuai dengan majalah Indonesia yang isinya penuh dengan karangan
tentang seni dan budaya. Agaknya tulisan ini menunjukkan keseniman Hamka, di samping keulamaannya.
Karangan kedua ”Kewajiban dan Akhlak Kaum Muslim dalam Bernegara”, adalah ceramah lisan dihadapan Majelis Pengajian PADI Pengajian Dakwah Islam
tanggal 26 Juni 1969, yang anggota-anggotanya kebanyakan para perwira tinggi ABRI. Ceramah itu diadakan di rumah Menteri Penerangan Boediarjo. Majelis
Pengajian PADI kemudian menerbitkannya menjadi sebuah brosur yang dibagi- bagikan pada anggota-anggotanya.
Dua artikel dari majalah ”Panji Masyarakat” yang terbit sesudah tahun 70-an, disertakan dalam himpunan ini, yaitu ”Agama ialah Cinta”, dan ”Di antara Cinta dan
Fanatik”. Karangan yang berjudul ”Kepercayaan dan Pengetahuan”, adalah pidato pada upacara peresmian Perguruan Tinggi Islam Jakarta pada tahun 1951. Pada bulan
puasa Ramadhan, Hamka menulis satu karangan berjudul ”Lailatul Qadar”, dimuat dalam majalah Gema Insani tahun 1965, tanpa mencantumkan namanya.
Karangan yang berjudul ”Untuk Menjadi Perbandingan” adalah tulisan dalam majalah ”Gema Islam” tahun 1962. karangan ini merupakan kaca perbandingan
antara sikap Kristen dengan Islam terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, Hamka mengingatkan pembaca Islam, akan bahaya taqlid, agar tidak mengulangi kesalahan-
kesalahan kaum gereja Katholik yang bersifat reaksioner terhadap ilmu pengetahuan. Terakhir adalah karangan yang berjudul ”Pemimpin Agama” yang dimuat
dalam ”Mimbar Agama” bulan Maret 1951, sebuah majalah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama sekitar tahun 50-an, dengan Hamka sendiri sebagai salah
seorang anggota Dewan Redaksinya. Buku himpunan karangan dan ceramah Hamka ini dinamakan ”Renungan Tasauf” karena dalam dakwahnya, Hamka selalu
menggunakan pendekatan tasawuf, dan pendekatan cinta yang menyentuh batin pembacanya.
45
Buku Renungan Tasauf ini diterbitkan oleh Pustaka Panjimas dengan dua kali cetakan. Cetakan pertama pada Juni 1985 dan cetakan kedua pada Oktober 1995.
Pada cetakan kedua buku ini ditambahkan dua karangan hamka, diantaranya berjudul ”Antara Doa dan Berita” dan ”Uzlah”, akan tetapi dari kedua tulisan tersebut tidak
diterangkan dari mana penerbit mendapatkannya. Buku ini berjumlah 115 halaman
45
Hamka, Renungan Tasauf, Jakarta: PT. Pustaka Panjimas, 1985, Cet Ke- 1, h. v- viii
pada cetakan pertama dan mengalami penambahan halaman menjadi 131 pada cetakan kedua. Dalam buku ini tidak disebutkan nama editor yang mengumpulkan
karangan Hamka.
BAB IV ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH
DALAM BUKU RENUNGAN TASAUF KARYA HAMKA
A. Analisis Teks Dalam Buku Renungan Tasauf
Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada analisis teks melalui struktur makro, superstruktur dan struktur mikro, selain itu akan dibahas pula analisis konteks
sosial dan analisis kognisi sosial. Sebelum melakukan pembahasan, terlebih dahulu akan dipaparkan judul-judul yang akan diteliti dalam buku Renungan Tasauf, antara
lain; A Akal dan Khayal, B Agama Ialah Cinta, C Di antara Cinta dan Fanatik, dan D Lailatul Qadr, E Untuk Jadi Perbandingan, F Pemimpin Agama.
1. Struktur Makro Tematik
Berdasarkan model analisis wacana van Dijk, struktur makro merupakan tema atau dikenal dengan istilah tematik. Elemen tematik menunjuk pada
gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin
diungkapkan wartawan penulis dalam pemberitaannya.
46
Analisis tematik dalam penelitian ini akan dijabarkan dari enam buah judul dalam buku ”Renungan Tasauf” yang ada secara berurutan.
a. Akal Dan Khayal
46
Eriyanto, Analisis Wacana, Yogyakarta: LKIS, 2006, Cet. Ke-5, h. 229.