12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian strategi bisnis
Pengertian bisnis adalah sebuah usaha, dimana setiap orang atau kelompok harus siap untung siap rugi. bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang,
tetapi banyak faktor yang mendukung terlaksananya sebuah bisnis, misalnya:
reputasi, keahlian, ilmu, sahabat kerabat dapat menjadi modal bisnis.
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Setiap unit bisnis harus merancang strategi untuk pencapaian tujuannya. Ada empat tahapan dalam
menentukan keputusan strategis yaitu
1
:
1. Menentukan perumusan unit usaha. Maksudnya adalah untuk membagi-bagi kegiatan suatu badan usaha menjadi unit-
unit yang menjadikannya dari divisi produk. Unit usaha memberikan ketentuan yang lebih sempit bagi analisis strategis terhadap pasar dan perencanaan.
2. Menentukan klasifikasi strategis atau variabel-variabel kunci. Yakni membuat ukuran untuk menilai suatu strategis dan mengevaluasi kinerja
serta pada tahap ini pemilihan variabel kunci kesuksesan industri perusahaan. 3. Memilih strategi yang berperan yaitu industrial economy yang merupakan
ekonomi mikro, maksudnya melihat industri sebagai sasaran.
1
Philip Kotler, Marketing Management New Jersey: Prentice Hall. 2000, h. 76.
4. Mengevaluasi seluruh portofolio yang dimiliki. Strategi biasanya digunakan untuk mengatasi rendahnya sumber daya insani
yang memahami pengelolaan lembaga keuangan berdasarkan prinsip syariah, khususnya bagi yang baru berdiri dapat diatasi dengan proses magang pada BMT
lain yang sudah memiliki kredibilitas dalam operasionalnya. Di samping itu juga dapat melalui partisipasi dalam program pelatihan ekonomi syariah yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga terkait. Dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi, sektor hukum juga
mempunyai peran penting di dalamnya. Adapun untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan kepada masyarakat, BMT dapat menerapkan
prinsip-prinsip berikut: 1. Prinsip kehati-hatian prudential principle dalam melaksanakan kegiatannya,
terutama dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat. 2. Prinsip mengenal nasabah know your customer principle, hal ini lebih
menekankan aspek karakter nasabah. 3. Secara internal perlu menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance, yang meliputi transparancy, accountability, responsibility, independency, and fairness.
Kemudian dalam rangka pemasaran produk-produk BMT kepada masyarakat, ada beberapa Strategi yang dapat ditempuh oleh pengelola BMT yang bersangkutan
antara lain yaitu: