Kebiasaan Masyarakat yang selama ini lebih memilih membeli barang dengan cicilan atau kredit dari pada harus membeli secara langsung.
d. Ancaman : Kejujuran Nasabah dalam memberikan laporan keuangan.
Bannyaknya pesaing yang ada di pasar terutama para rentenir yang dianggap cepat dan mudah dalam memberikan pinjaman.
Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang ilmu Agama.
E. Analisis Strategi bisnis BMT AL-Fath dalam memanfaatkan dana pihak
ketiga.
Tingkat keberhasilan BMT AL-Fath dalam menghimpun dana pihak ketiga dari tahun ke tahun perkembangannya cukup meningkat tajam, dengan
meningkatnya dana dari pihak ketiga yang dititip oleh para mitra BMT Al-Fath itu menunjukan bahwa keberadaan BMT AL-Fath ini di terima masyarakat sekitar dan
juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat kepada BMT Al-Fath ini. Karena semakin banyak dana dari mitra yang di titipkan di lembaga ini berarti semakin
besar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga mikro ini. Dalam memanfaatkan dana pihak ketiga yang di himpun dari para mitra BMT
AL-Fath pihak BMT AL Fath langsung memanfaatkan dana tersebut untuk melakukan kegiatan bisnis, itu semua di lakukan agar dana yang telah di himpun
dari para mitra BMT AL-Fath tidak menumpuk di kas BMT AL-Fath, karena itu akan mengakibatkan adanya Idle money kondisi dimana dana di BMT AL-Fath
terlalu banyak yang menganggur segingga dapat mengakibatkan pada rendahnya
tingkat bagi hasil yang di terima oleh para mitra BMT Al-Fath, apabila hal ini terjadi maka akan juga mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
BMT AL-Fath menurun sehingga mereka enggan menitipkan dananya ke lembaga tersebut.
Dalam memanfaatkan dana pihak ketiga BMT AL-Fath lebih cenderung menyalurkan dananya ke sektor pembiayaan Murabahah karena Sektor ini paling
diminati masyarakat, tetapi bukan hannya pembiayaan murabahah saja ada juga pembiayaan Mudharabah, pembiayaan Musyarakah dan pembiayaan Ijarah, karena
sektor ini juga dianggap produktif dalam mendatangkan keuntungan selain itu di lihat dari kondisi sekitar lingkungan BMT AL-Fath yang mayoritas adalah para
pedagang di pasar Ciputat yang kebanyakan dari mereka masih memerlukan tambahan dana untuk menjalankan usahanya atau memperbesar usahanya sehingga
mereka memerlukan pembiayaan tersebut. Tantangan
yang dihadapi
oleh BMT
Al-fath yaitu
kejujuran nasabah dalam memberi
data keuangan
atau keuntungannya
setiap bulan dalam rangka menentukan bagi hasil keuntungan tersebut. Demi menghindari
bagi hasil kadangkala seharusnya untung dilaporkan rugi sehingga dapat membuat BMT Al-Fath mendapat keuntungan yang tidak sebenarnya atau bahkan merugi.
69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1. Strategi bisnis yang digunakan oleh BMT Al-Fath dalam menjaring dana pihak
ketiga adalah dengan menggunakan strategi mendatangi nasabah satu persatu baik nasabah yang mau melakukan penabungan maupun nasabah yang mau melakukan
setoran pembiayaan, pendekatan ini dilakukan dengan cara petugas langsung mendatangi calon nasabah, petugas leluasa menjelaskan mengenai konsep
keuangan syariah serta sistem syariah selain itu strategi jemput bola juga digunakan untuk melawan strategi yang di gunakan oleh para rentenir.
Selain itu BMT Al-Fath dalam menjaring dana pihak ketiga juga bekerjasama dengan :
a. Para Aghniya yaitu orang-orang muslim yang memiliki kelebihan harta surplus unit .
b. Pengusaha muslim yang jujur dan memiliki komitmen kuat terhadap pemberdayaan ekonomi umat.
c. Perbankan Syariah, lokal maupun nasional, lembaga-lembaga mikro keuangan syariah lainnya.
2. Sedangkan dalam memanfaatkan dananya BMT Al-Fath lebih cenderung memanfaatkan dananya di sektor pembiayaan Murabahah, karena sektor ini
dianggap paling produktif dalam mendapatkan keuntungan, itu semua dapat