hanya dibuat ibadah saja tapi berfungsi dalam melayani kepentingan ekonomi ummat.
c. BMT Al-Fath perlu melayani nasabah dengan meniru cara para rentenir
memberi pelayanan yaitu mendatangi para UKM di pasar-pasar tradisional dengan memakai identitas BMT Al-Fath yang jelas demi merebut hati para
UKM. UKM dikelompok berdasarkan domisili dan diadakan pengajian dan majelis taklim antar nasabah sehingga kepentingan dunia dibarengi dengan
kepentingan akhirat d. BMT Al-Fath dapat memanfaatkan lulusan madrasah, pondok pesantren,
sarjana ekonomi syariah sebagai petugas lapangan atau salesman BMT sekaligus sebagai penceramah agama pada majelis taklim atau
pengajian nasabah BMT. perkembangan BMT tergantung kepada masyarakat muslim pada khususnya,
dengan merubah pola pikir dan tindakan nyata di lapangan
dalam
melayani kebutuhan
UKM sehingga manfaat BMT dirasakan UKM dengan prinsip sederhana, mudah,
murah dan cepat dan tepat.
D. Strategi SWOT
Dalam menghadapi persaingan usaha yang begitu keras BMT AL-Fath selalu berupaya menerapkan strategi baru dan baik guna terus dapat bersaing dengan para
pesaingnya. BMT AL-Fath menerapkan strategi SWOT dalam menjalankan usahanya, strategi ini sangat penting dalam setiap usaha, karena strategi ini secara
tidak langsung dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang
Opportunities , namun secara bersamaan dapat meminimkan kelemahan Weknesses dan ancaman Threats . Strategi SWOT yang di gunakan BMT AL-_Fath adalah
dengan memahami dan mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada dalam lembaga ini sendiri dan juga harus mampu membaca peluang dan ancaman yang ada
dari luar lembaga ini. Berikut ini adalah analisis SWOT yang ada dalam BMT AL- Fath:
a. Kekuatan : Adanya reputasi yang baik di bidang pelayanan,
Memiliki sumber daya manusia yang telah berpengalaman baik dibidang wirausaha maupun Agama.
Banyak menciptakan produk pilihan yang dapat memudakan nasabah dalam memilih produk yang di inginkan
Memiliki kerjasama dengan bannyak pihak. b. Kelemahan :
Sistem Oprasional yang digunakan kurang canggih. Kurangnya jumlah karyawan, karena keterbatasan modal dan tempat.
Besarnya nisbah bagi hasil untuk pembiayaan masih lebih tinggi disbanding bunga Bank.
c. Peluang :
Meningkatnya jumlah nasabah yang harus dilayani dari tahun ke tahun. Sistem yang digunakan bagi hasil bukan bunga.
Mayoritas penduduk sekitar BMT AL-Fath adalah Muslim dan para pengusaha dipasar Ciputat.
Kebiasaan Masyarakat yang selama ini lebih memilih membeli barang dengan cicilan atau kredit dari pada harus membeli secara langsung.
d. Ancaman : Kejujuran Nasabah dalam memberikan laporan keuangan.
Bannyaknya pesaing yang ada di pasar terutama para rentenir yang dianggap cepat dan mudah dalam memberikan pinjaman.
Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang ilmu Agama.
E. Analisis Strategi bisnis BMT AL-Fath dalam memanfaatkan dana pihak
ketiga.
Tingkat keberhasilan BMT AL-Fath dalam menghimpun dana pihak ketiga dari tahun ke tahun perkembangannya cukup meningkat tajam, dengan
meningkatnya dana dari pihak ketiga yang dititip oleh para mitra BMT Al-Fath itu menunjukan bahwa keberadaan BMT AL-Fath ini di terima masyarakat sekitar dan
juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat kepada BMT Al-Fath ini. Karena semakin banyak dana dari mitra yang di titipkan di lembaga ini berarti semakin
besar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga mikro ini. Dalam memanfaatkan dana pihak ketiga yang di himpun dari para mitra BMT
AL-Fath pihak BMT AL Fath langsung memanfaatkan dana tersebut untuk melakukan kegiatan bisnis, itu semua di lakukan agar dana yang telah di himpun
dari para mitra BMT AL-Fath tidak menumpuk di kas BMT AL-Fath, karena itu akan mengakibatkan adanya Idle money kondisi dimana dana di BMT AL-Fath
terlalu banyak yang menganggur segingga dapat mengakibatkan pada rendahnya