Stratege pemasran produk simpanan pendidikan BMT Al-fath ikmi IKMI Pamulang

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh : Robby Barokah NIM: 206046103873

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Nama : Robby Barokah

NIM : 206046103873

Prodi/Jurusan : Muamalat/Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT AL FATH IKMI Pamulang

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Juni 2010


(6)

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan nikmat yang tak dapat terukur yang dikaruniakan-Nya pada penulis sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada kekasih Allah SWT junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat hingga para pengikutnya.

Walaupun masih dirasakan terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajiannya, tetapi penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan dari dosen beserta saran-saran. Bentuk nyata skripsi ini, bukan hanya karena buah dari kerja keras penulis, akan tetapi banyak pihak yang ikut membantu, mendoakan serta memberikan dorongan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Prof. Dr. Drs. H. Muhammad Amin Suma, SH., M.A., M.M.


(7)

3. Dosen Pembimbing, Dr. Hasanudin, M.Ag., dan Kamarusdiana, S.Ag., M.H yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran dan semangat kepada penulis di tengah kepadatan kegiatan beliau, semoga Allah SWT mempermudah setiap gerak langkah perjuangan beliau dan senantiasa melimpahkan kebaikan, amin.

4. Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI Pamulang Bp. Saimin dan Customer Service Rika Nurlaila, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap Staff Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

7. Ayahanda Harun Al Rasyid dan Ibunda Sumarni, terima kasih yang tak terhingga banyaknya atas segala dukungan dalam kesabaran, keikhlasan, perhatian dan kasih sayang yang tak terbatas, senantiasa memotivasi dan menguatkan penulis disaat lelah dan lemah hingga dalam do’a tak pernah berhenti memohon pada-Nya untuk memberikan yang terbaik untuk penulis.


(8)

iii

9. Semua sahabat-sahabat yang selalu mendo’a kan, memberikan kasih sayang, dan dukungan yang selalu ikhlas membantu dan menemani penulis, Perbankan Syariah-A angkatan 2006 dan keluarga besar Perbankan Syariah angkatan 2006, terima kasih atas warna-warni yang telah kalian berikan dalam hari-hari penulis. 10. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih kepada kalian semua.

Semoga bantuan dari semua pihak bernilai amal sholeh di sisi Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam.

Jakarta, 28 Juni 2010

Robby Barokah


(9)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

D. Review (Kajian) Penelitian Terdahulu ... 12

E. Metode Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI, PEMASARAN, PRODUK, DAN BMT A. Strategi ... 21

B. Pemasaran ... 25

C. Produk ... 46

D. BMT (Baitul Maal wat Tamwil) ... 49


(10)

v

C. Visi, Misi dan Tujuan ... 56

D. Budaya Kerja ... 57

E. Produk-Produk BMT Al Fath IKMI ... 57

F. Simpanan Pendidikan ... 61

G. Struktur Organisasi ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Cara Memasarkan Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) Yang Diterapkan Oleh BMT Al Fath IKMI Kepada Para Mitra ... 67

B. Strategi Pemasaran Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) BMT Al Fath IKMI. ... 69

C. Mekanisme Bagi Hasil Produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) Antara BMT Al Fath IKMI dengan Mitra ... 80

D. Analisa Penulis ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN


(11)

Tabel 4.2 : Jumlah Mitra Produk SIDIK Tabel 4.3 : Realisasi Penyaluran Dana SIDIK Tabel 4.4 : Rincian Bagi Hasil Produk SIDIK


(12)

A. Latar Belakang Masalah

Gagasan adanya lembaga perbankan yang beroperasi berdasarkan prinsip syariat Islam berkaitan erat dengan gagasan terbentuknya suatu sistem ekonomi Islam.

Gagasan mengenai konsep ekonomi Islam secara Internasional muncul pada sekitar dasawarsa 70-an, ketika pertama kali diselenggarakan konferensi Internasional tentang ekonomi Islam di Makkah pada tahun 1976.

Diantara pemikir-pemikir sistem ekonomi Islam tersebut terdapat pola kecenderungan yang berbeda-beda, pada dasarnya terdapat dua kelompok kecenderungan yaitu kecenderungan teoritis, dengan memberikan alternatif konsep dan kecenderungan pragmatis dengan mendirikan lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam. Salah satu di antaranya kecenderungan kelompok kedua tersebut adalah mendirikan bank-bank Islam.

Di dalam perkembangannya, kelompok pragmatis yang lebih tampak keberhasilannya karena jauh sebelum adanya gagasan ekonomi Islam telah diawali dengan suatu upaya untuk mendirikan bank-bank Islam.


(13)

Pada tahun 1920, di Mesir didirikan bank Islam yang pertama kali dengan nama Bank Mesir, kemudian disusul tindakan pemerintah Republik Arab untuk menasionalisasikan bank.

Lembaga perbankan Islam mengalami perkembangan yang amat pesat dengan lahirnya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975 yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan sosial bagi negara-negara anggota dan masyarakat Muslim pada umumnya.1

Jika mau melihat pemberdayaan ekonomi rakyat dalam arti sebenarnya, lihatlah kiprah BMT (Baitul Mal waa Tamwil). Dari pedagang pecel, bakul sayur, sampai toko-toko kelontong, sembako, atau kios sepatu berukuran sedang dan kecil, telah sukses bermitra dengan BMT. Mereka dapat memperoleh pendanaan murah lagi berkah dari lembaga keuangan syariah mikro yang kini jumlahnya ditaksir 3.000-an tersebar di seluruh Indonesia.

Mereka hampir tanpa publikasi, tapi penetrasi dalam peran ekonomi ke masyarakat menengah bawah begitu dalam.2

Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda ekonomi kecil, jelas riil. Sementara perbankan dililit ’lemak’ dana yang tak mampu disalurkan, BMT langsung masuk ke pengusaha. Tapi bukan itu saja

1

Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syariah) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.1-2.

2

M. Luthfi Hamidi, Jejak-Jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003), h.83.


(14)

nilai strategis BMT. Satu yang paling istimewa, BMT juga menjadi agen pengembangan dan penyantun masyarakat papa.3

Dalam rangka turut serta untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Indonesia, salah satunya BMT memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan.

Pendidikan nasional sedang mengalami berbagai perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang SISDIKNAS), manajemen, dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknis lainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah-masalah konvensional maupun masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM), untuk mempersiapkan bangsa indonesia memasuki era kesejagatan dalam kesemrawutan global.

Perubahan-perubahan di atas, menuntut berbagai tugas yang harus dikerjakan oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari level makro sampai pada level mikro, yakni tenaga kependidikan di sekolah. Di sekolah terdapat dua boss yang paling berperan dan

3


(15)

sangat menentukan kualitas pendidikan; yakni kepala sekolah dan guru. Dalam persfektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi, kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain di sekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara efektif dan efisien.4

Berbicara mengenai situasi pengajaran di Indonesia, kita tidak dapat menutupi kenyataan di mana sekolah-sekolah masih menggunakan penguasaan mata pelajaran-mata pelajaran. Akibatnya, peranan dan minat guru-guru ataupun murid-murid masih banyak dibatasi oleh policy serta pengawasan dari pihak pemerintah. Memang ada kemungkinan, bahwa keberhasilan pendidikan kita adalah tidak lepas hubungannya dengan keterampilan guru-guru dalam mengelola belajar-mengajar. Pendidikan kita sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.

4

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.v-vi.


(16)

Dari kenyataan di atas, maka sudah tiba masanya sekarang dimana pendidikan hendaknya lebih melayani kebutuhan dan hakikat psikologis anak didik. Pendidikan seharusnya mempunyai kreasi-kreasi baru di sepanjang waktu dengan berorientasi kepada sifat dan hakikat anak didik. Selama anak sekolah hanya menyenangi puisi-puisi dari pada menulis naskah-naskah kreatif dan selama anak-anak sekolah dilatih perhitungan matematis yang kurang berguna daripada mengajarkan manfaat perhitungan tersebut bentuk kegunaannya yang nyata, maka selama itu pula pendidikan di sekolah belum berhasil.5

Sebenarnya masalah pendidikan nasional bukanlah masalah prosentasi dari alokasi dana dalam APBN dan APBD. Masalahnya ialah apakah kualitas pendidikan yang diketahui sangat merosot dapat dipecahkan dengan ujian nasional seperti yang dilaksanakan dewasa ini? Ataukah ada masalah-masalah yang lebih mendasar yang perlu diatasi? Tetapi bagaimankah masalah-masalah dasar serta pemecahannya dapat diketahui? Dalam pelaksanaan ujian nasional selama ini yang berdalih untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ternyata tidak memberikan sumbangan apapun dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ujian nasional seperti ini yang terus berlangsung dari tahun ke tahun dan hanya memboroskan uang rakyat untuk hal-hal bagi keuntungan sekelompok kecil birokrasi dan pemimpin-pemimpin yang tidak mempunyai komitmen bagi pendidikan anak bangsa. Ujian nasional itu perlu yaitu untuk

5


(17)

memberikan peta permasalahan dari pendidikan nasional yang tersebar luas di suatu negara Indonesia yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan penduduk nomor 4 terbesar di dunia. Berdasarkan pemetaan pendidikan nasional yang antara lain diperoleh dari ujian nasional dapat dirumuskan langkah-langkah yang perlu diambil oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah masing-masing untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dari pemetaan itu dapat diketahui kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan yang ada dalam pelaksanaan pendidikan nasional.

Di tengah kontroversi kualitas pendidikan nasional ada yang beranggapan bahwa kualitas pendidikan nasional tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara lain sebagaimana yang ditunjukkkan oleh kemenangan-kemenangan yang diraih oleh siswa-siswa Indonesia dalam berbagai lomba internasional, misalnya dalam olimpiade fisika dan matematika. Namun demikian, kemenangan dari beberapa siswa Indonesia memang perlu dibanggakan tetapi juga mengusik pemikiran kita mengenai keadaan yang sebenarnya dari pendidikan nasional kita. Di tengah-tengah keterpurukan pendidikan nasional ternyata masih banyak bakat-bakat tersembunyi yang ada pada anak-anak bangsa. Kemenangan-kemenangan yang diraih tersebut sebenarnya menunjukkan adanya kolam bakat yang tersembunyi di dalam pendidikan nasional yang seharusnya dapat digali dan ditunjukkan oleh lebih banyak anak bangsa lagi. Dari kemenangan-kemenangan para siswa dari berbagai penjuru Indonesia menunjukkan beberapa hal yang menarik misalnya


(18)

kemenangan-kemenangan tersebut diraih oleh siswa-siswa sekolah-sekolah yang berada di ujung paling barat Indonesia yaitu di Papua.6

Selanjutnya para siswa tersebut berasal bukan saja dari sekolah negeri tetapi juga berasal dari sekolah-sekolah swasta. Semua hal ini merupakan indikator sementara bahwa kemerosotan mutu pendidikan nasional tidak terletak kepada kemampuan inteligensi para siswa Indonesia tetapi lebih-lebih di sebabkan karena kesempatan yang tidak merata untuk memperoleh pendidikan yang baik dari anak-anak bangsa kita. Selain dari pada itu kualitas pembinaan dari para guru, kesempatan belajar yang tersedia di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, serta biaya-biaya yang optimal yang dibutuhkan di dalam pendidikan yang berkualitas yang rupa-rupanya belum secara merata dapat dinikmati oleh anak-anak bangsa.7

Seperti diketahui kualitas pendidikan bukan hanya ditentukan oleh kurikulum (standarisi) tetapi juga oleh faktor-faktor yang lain seperti penguasaan para siswa terhadap isi yang telah digariskan di dalam kurikulum serta tersedianya sumber-sumber belajar yang memadai (opportunity to learn,

OTL). Di dalam suatu penelitian mengenai apakah pendidikan di Amerika Serikat telah berhasil ditingkatkan sesudah 20 tahun pelaksanaan pembaharuan

6

H.A.R. Tilaar, StandarisasiPendidikan Nasional SuatuTinjauan Kritis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.4-5.

7


(19)

ternyata bahwa pada akhirnya peningkatan kualitas terpusat dan ditentukan oleh perbaikan proses belajar mengajar.8

Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi anak-anak bangsa. Sementara biaya pendidikan terus meningkat. Akankah anak-anak bangsa gagal dalam pendidikan karena persoalan biaya?. Berdasarkan pernyataan di atas, BMT Al Fath IKMI melakukan terobosan baru untuk ikut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional dan untuk memberikan langkah kemudahan bagi anak-anak bangsa dalam memperoleh pendidikan, maka BMT Al Fath IKMI menerapkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) dalam rangka membantu perencanaan keuangan bagi orang tua agar putra-putri nya sukses dalam pendidikan. Tanpa adanya perencanaan yang baik maka dana yang sudah dialokasikan untuk biaya pendidikan, kadang terpakai untuk kebutuhan hidup yang lain.

Berdasarkan pada pemikiran dan pertanyaan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab, meneliti, mengkaji dan menganalisa lebih jauh dan mendalam pertanyaan dan pernyataan tersebut dalam skripsi ini dengan judul ”Strategi Pemasaran Produk Simpanan Pendidikan BMT Al Fath IKMI Pamulang”.

8


(20)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

BMT pada perkembangannya masih berbadan hukum koperasi dengan mengacu kepada UU No. 25 Tahun 1992, diantaranya adalah BMT Al Fath IKMI dengan badan hukum 650/BH/KWK.10/VI/1998 dengan nama “Koperasi simpan pinjam Pamulang”, dengan akte perubahan 518/BH/PAD/Koperasi/2005 dengan nama “Koperasi BMT AL-FATH IKMI.

BMT Al Fath IKMI menerapkan berbagai macam produk penghimpunan dana yang salah satunya adalah produk SIDIK dengan tujuan untuk membantu perencanaan keuangan bagi mitra agar putra-putrinya sukses dalam pendidikan. Hal ini sangat menarik, karena pendidikan di Indonesia harus lebih ditingkatkan kualitasnya. kemerosotan mutu pendidikan nasional tidak terletak kepada kemampuan inteligensi para siswa Indonesia tetapi lebih-lebih di sebabkan karena kesempatan yang tidak merata untuk memperoleh pendidikan yang baik dari anak-anak bangsa kita. Selain dari pada itu kualitas pembinaan dari para guru, kesempatan belajar yang tersedia di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, serta biaya-biaya yang optimal yang dibutuhkan di dalam pendidikan yang berkualitas yang rupa-rupanya belum secara merata dapat dinikmati oleh anak-anak bangsa.


(21)

Aktifitas pemasaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam persaingan.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka sebuah perusahaan dalam hal ini BMT Al Fath IKMI haruslah memiliki strategi pemasaran yang baik mulai dari segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan positioning serta menerapkan berbagai macam strategi mulai dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi kemudian ditambah dengan strategi khusus dalam memasarkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) agar masyarakat dapat tertarik dan berminat untuk mengambil produk SIDIK.

Untuk lebih fokus dalam pembahasan skripsi ini, maka pembahasan hanya dibatasi pada strategi pemasaran secara umum dan strategi pemasaran secara khusus yang dilakukan oleh BMT Al Fath IKMI.

2. Perumusan Masalah

Untuk mencegah terjadinya pembahasan yang melebar, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut :


(22)

1. Bagaimana cara memasarkan produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) yang diterapkan oleh BMT Al Fath IKMI kepada para mitra ?

2. Bagaimana strategi pemasaran produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) yang dilakukan oleh BMT AL Fath IKMI ?

3. Bagaimana mekanisme bagi hasil produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) antara BMT Al Fath IKMI dengan mitra ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban dari permasalahan di atas, namun secara khusus dikemukakan sebagai berikut : 1. Mengetahui produk SIDIK yang diterapkan BMT Al Fath IKMI.

2. Mengetahui mekanisme bagi hasil produk SIDIK antara BMT Al Fath IKMI dengan mitranya.

3. Mengetahui strategi pemasaran produk SIDIK yang dilakukan oleh BMT Al Fath IKMI.

Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi BMT Al Fath IKMI, Pembaca maupun pribadi, selain itu juga diharapkan dapat bermanfaat :

1. Secara akademis, adalah menambah khazanah pengetahuan di bidang Ekonomi Islam umumnya, khususnya di bidang perbankan syariah.

2. Secara praktis, adalah saran, informasi dan referensi bagi BMT dalam meningkatkan pelayanan dan memberikan kepuasan bagi mitra.


(23)

3. Penulis memperoleh pengetahuan berharga tentang produk SIDIK BMT AL Fath IKMI

4. Masyarakat dapat mengetahui produk SIDIK BMT Al Fath IKMI Sehingga dapat membantu mempermudah masyarakat dalam melakukan perencanaan keuangan agar putra-putrinya sukses dalam pendidikan.

5. Hasil penelitian dapat digunakan para mahasiswa sebagai bahan perkuliahan untuk menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa jurusan perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, fakultas syariah dan hukum.

D. Review Penelitian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyertakan review hasil penelitian terdahulu mengenai strategi pemasaran dan layanan secara umum yaitu :

1. Judul ”Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika, Penulis Faridatun Sa’adah, Tahun 1429 H/2008 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran produk gadai syariah, implementasi strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah, dan pertumbuhan jumlah nasabah.

2. Judul “Strategi Pemasaran Pembiayaan Musyarakah dalam Upaya Menarik Minat Nasabah (Studi Pada BMT Al-Fath Pamulang),


(24)

Penulis Ibnu Hamim, Tahun 1427 H/2006 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran pembiayaan musyarakah yang diterapkan oleh BMT Al-Fath, apakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Al-Fath dapat menarik minat nasabah untuk melakukan pembiayaan musyarakah, dan apakah pembiayaan musyarakah di BMT Al-Fath menguntungkan nasabah.

3. Judul ”Analisa Perlakuan Akuntansi Ijarah Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Studi Pada BMT Ta’Awun dan BMT AL Fath IKMI), Penulis Ajeng Ayu Katrini, Tahun 1430 H/2009 M, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Skripsi ini membahas tentang analisa perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Ta’Awun , analisa perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Al Fath, dan membahas hasil analisis perlakuan akuntansi ijarah pada BMT Ta’Awun dan BMT Al Fath dengan PSAK No.59.

Berdasarkan review penelitian terdahulu di atas, pembahasan skripsi penulis memiliki perbedaan. Perbedaan itu terletak pada bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan BMT Al Fath IKMI dalam produk SIDIK (Simpanan Pendidikan) yang tidak hanya dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Tetapi penulis juga membahas bagaimana BMT Al Fath IKMI melakukan segmentasi pasar, penentuan target pasar, positioning,


(25)

serta penulis membahas bagaimana strategi khusus yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK, agar dapat menarik minat masyarakat. Kemudian penulis juga membahas bagaimana produk SIDIK yang diterapkan dan bagaimana mekanisme bagi hasil antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK tersebut.

E. Metode Penelitian 1. Pendekatan

Penulis melakukan pendekatan dengan cara kualitatif yang bersifat deskriptif. Data kualitatif, yakni data yang abstrak (intangible) atau tidak terukur seperti ingin menjelaskan; tingkat nilai kepercayaan terhadap rupiah menurun, citra perusahaan kurang baik, harga-harga sembako stabil, dan pelayanannya kurang memuaskan bagi pelanggan.9 Bersifat deskriptif artinya sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)10 yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu

9

Rosady Ruslan, Metode Penelitian: public relations dan komunikasi, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h.28-29.

10

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, cet.v, ed.1, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001), h.16.


(26)

fenomena atau kenyataan sosial11 mengenai bagaimana konsep dan mekanisme pelaksanaan strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI pada saat penelitian berlangsung.

2. Jenis Penelitian

a. Library Research (Studi Pustaka) yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber yang relevan dengan analisis yang akan digunakan yaitu majalah-majalah, buku-buku, artikel serta situs internet yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini.

b. Field Research (Penelitian Lapangan) yang diperoleh melalui pusat referensi dengan cara terjun langsung ke lapangan (tempat penelitian) untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

3. Data Penelitian

Sumber data yang digunakan adalah :

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber dan atau hasil dari penelitian lapangan. Untuk memperoleh data primer ini, penulis secara langsung mengadakan wawancara dengan pihak BMT Al Fath IKMI terkait dengan permasalahan yang dibahas.

11


(27)

b. Data Sekunder, yaitu data yang diterima melalui studi dokumentasi (library research) yang ada hubungannya dengan materi skripsi ini. Dalam penelitian ini, penulis melakukan studi kepustakaan dengan melakukan kunjungan ke berbagai perpustakaan untuk mendapatkan data dari berbagai literatur.

Adapun jenis Data yang digunakan adalah menggunakan data primer (wawancara), data sekunder (studi kepustakaan) dan dengan data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel) yang dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan sosial mengenai strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI.

4. Subjek-objek Penelitian

Subjek-objek penelitian menjelaskan sebagai berikut:

a. Subjek-objek yang menjadi sumber informasi-data adalah pihak-pihak BMT Al Fath IKMI yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat mengenai strategi pemasaran produk SIDIK yang dilakukan BMT Al Fath IKMI (Rumusan masalah penelitian ini). Objek yang menjadi sumber informasi-data adalah BMT Al Fath IKMI.


(28)

b. Level analisis yang akan dilakukan adalah deskriptif, yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel).

c. Pertimbangan praktis dalam hal ini adalah waktu dalam menyelesaikan penelitian ini di perkirakan kurang lebih satu bulan.

5. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Dilakukan guna mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung ke tempat penelitian yaitu BMT Al Fath IKMI Untuk mendapatkan data yang relevan.

b. Wawancara

Dilakukan penulis secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompeten dengan tujuan penelitian untuk mendapatkan data yang akurat.

c. Studi Kepustakaan

Dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data berasal dari majalah-majalah,


(29)

buku-buku, artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini.

6. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah deskriptif,

yaitu sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa mempersoalkan hubungan antarvariabel (jalin menjalinnya antarvariabel)12 mengenai strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath

IKMI.

Selanjutnya dari proses analisa tersebut, untuk mengevaluasi fakta-fakta dan memberikan penilaian terhadap masalah yang diangkat dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana segmentasi pasar, target pasar, dan positioning yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK nya. Selain itu, penulis juga menyajikan bagaimana bauran pemasaran yang terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi yang dilakukan BMT Al Fath IKMI pada produk SIDIK nya.

12


(30)

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematis, teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Adapun penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI, PEMASARAN, PRODUK, DAN BMT

Bab ini terdiri dari definisi strategi, tujuan strategi, elemen dari sebuah strategi yang berhasil, definisi pemasaran, perencanaan pemasaran, strategi pemasaran, bauran pemasaran, definisi produk, klasifikasi produk, definisi BMT, dan landasan syariah BMT.


(31)

BAB III : GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG Bab ini terdiri dari sejarah BMT Al Fath IKMI, landasan hukum, visi, misi dan tujuan, budaya kerja, produk-produk BMT Al Fath IKMI, simpanan pendidikan, dan struktur organisasi.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pembahasan mengenai cara memasarkan produk SIDIK yang diterapkan oleh BMT Al Fath IKMI kepada para mitra, strategi pemasaran produk SIDIK BMT Al Fath IKMI, dan mekanisme bagi hasil produk SIDIK BMT Al Fath IKMI dengan mitra, dan analisa penulis.

BAB V : PENUTUP


(32)

A. Strategi

1. Definisi Strategi

Strategi adalah pusat dan inti yang khas dari manajemen strategik. Strategi mengacu pada perumusan tugas, tujuan, dan sasaran organisasi; strategi kebijakan dan program pokok untuk mencapainya; dan metode yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa strategi telah diimplementasikan untuk mencapai tujuan akhir organisasi.1

J L Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapi sebuah hasil akhir: ‘Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif.’

Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai ’arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya’.

Mintzberg menawarkan lima kegunaan dari kata strategi , yaitu : a. Sebuah rencana – suatu arah tindakan yang di inginkan secara sadar;

1

George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Ed.II, penerjemah Ticoalu dan Agus Dharma, SH. M.Ed (Jakarta: Erlangga, 1997), hal.6.


(33)

b. Sebuah cara – suatu manuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor;

c. Sebuah pola – dalam suatu rangkaian tindakan;

d. Sebuah posisi – suatu cara menempatkan organisasi dalam sebuah lingkungan;

e. Sebuah perspektif – suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia.2

2. Tujuan Strategi

Strategi dalam pemasaran bertujuan untuk mencari atau menciptakan kondisi paling menguntungkan untuk menjual produk. Beberapa komponen dalam strategi pemasaran antara lain :

a. Menentukan segmen pasar, yaitu menentukan siapa yang paling mungkin dan memastikan menjadi pangsa pasar dari produk yang kita jual.

b. Menetapkan target penjualan, yaitu merencanakan berupa jumlah produk yang paling optimal masuk ke segmen pasar. Misalnya produk kita souvenir pernikahan, segmen pasarnya adalah orang yang punya hajat pernikahan, maka kita harus mentarget jumlah maksimal pada bulan-bulan orang melakukan pernikahan.

2

Sandra Oliver, Strategi Public Relations. Penerjemah Sigit Purwanto (Jakarta: Erlangga, 2007), hal. 2.


(34)

c. Memberikan pemahaman pasar terhadap produk, yaitu upaya agar sedapat mungkin keunggulan produk kita mampu membentuk imej di masyarkat, sehingga produk kita mudah di kenal dan dikenang. Misalnya, orang seneng sepeda motor merk Honda, karena keiritannya. Jadi penekanan pembentukan imej adalah sesuatu kelebihan yang ada pada produk kita dibanding produk lain.

Dari tiga komponen tersebut dapat diaplikasikan menjadi strategi yang kita susun sehingga siap bersaing di pasar dengan kompetitor lain. Jadikanlah pasar sebagai obyek penentu agar mereka membeli, membeli, dan membeli lagi produk yang kita hasilkan, sehingga produk tersebut akan semakin dikenal di pasar.3

3. Elemen Dari Sebuah Strategi Yang Berhasil

Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa jika suatu straegi harus berhasil dalam mewujudkan efisiensi dan pemerataan yang optimum dalam menggunakan sumber daya-sumber daya yang terbatas maka ia harus mengandung tiga elemen: (a) sebuah mekanisme filter yang memungkinkan individu memilih antara penggunaan tidak terbatas terhadap sumber daya-sumber daya dalam suatu cara tertentu sehingga klaim-klaim agregat tidak

3

Sudradjat Rasyid, dkk, Kewirausahaan Santri (BIMBINGAN SANTRI MANDIRI) (Jakarta Timur: PT. Citrayudha Alamanda Perdana, 2005), h.83-84.


(35)

melebihi penawaran yang ada dan sasaran-sasaran sosioekonomi dalam sistem itu dapat direalisasikan, (b) sebuah mekanisme yang dapat memberikan motivasi kepada individu untuk menggunakan miliknya yang terbaik menurut kehendak mekanisme filter tersebut dengan mengabaikan apakah hal itu akan memberikan maslahat kepada kepentingan mereka atau kepentingan masyarakat, dan (c) restrukturisasi sosioekonomi untuk membantu mentransfer sumber daya-sumber daya terbatas dari satu penggunaan kepada penggunaan yang lain sehingga pemerataan dan efisiensi optimum dapat diwujudkan.

Strategi yang diajukan di atas tidak cukup diperlengkapi dengan tiga elemen pokok saja, tetapi selayaknya menyuntikkan pula suatu dimensi moral ke dalam sistem ekonomi. Setiap sistem ekonomi yang mempunyai jawaban-jawaban sekuler terhadap pertanyaan metafisika yang disebutkan di atas, arti dan tujuan hidup, kepemilikan yang sebenarnya dan tujuan sumber daya-sumber daya yang terbatas serta hak-hak dan kepentingan individu dalam masyarakat, tidak akan dapat memberikan motivasi efektif serta restrukturisasi sosioekonomi.4

4

M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan ekonomi. Penerjemah Ikhwan Abidin Basri, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.11.


(36)

B. Pemasaran

1. Definisi Pemasaran

Pemasaran merupakan ujung tombak dari setiap bisnis. Tanpa pemasaran sehebat apapun bisnis yang dijalankan tidak ada artinya. Pengertian pemasaran adalah setiap proses atau usaha yang perlu dilakukan agar produk dan jasa yang akan dijual bisa laku di pasar. Sedang pasar sendiri adalah semua orang yang mungkin menjadi pembeli dari produk tersebut. Inti dari pemasaran adalah penjualan (selling).5

Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak orang mengira pemasaran hanya sekedar penjualan atau periklanan dan pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Namun, penjualan dan periklanan hanyalah puncak gunung es pemasaran. Sekarang, pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama _”katakan dan jual”_ tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan dengan baik : mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior ; dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi, penjualan dan periklanan hanyalah bagian dari “bauran pemasaran” (“Marketing Mix”) yang lebih

5


(37)

besar-satu set perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk mempengaruhi pasar.

Jadi definisi pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.6

Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.7

Menurut pandangan Islam dalam garis besarnya dapat dikatakan bahwa pemasaran adalah berbagai upaya yang dilakukan agar memudahkan terjadinya penjualan/perdagangan. Rasulullah saw. adalah orang yang menggeluti dunia perdagangan, sekaligus seorang pemasar (marketer) yang andal. Sebagai pedagang, menurut Gunara dan Sudibyo (2006), Rasulullah saw. berpegang pada lima konsep. Pertama, jujur, suatu sifat yang sudah melekat pada diri beliau. Kejujuran ini diiringi dengan konsep kedua, yaitu

ikhlas, di mana dengan keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi belaka. Kedua konsep ini dibingkai oleh

profesionalisme sebagai konsep ketiga. Seorang yang profesional akan

6

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, cet.I, Ed.VIII, Penerjemah Damos Sihombing (Jakarta: Erlangga, 2001), h.7.

7


(38)

selalu bekerja maksimal. Konsep keempat adalah silaturahmi yang mendasari pola hubungan beliau dengan pelanggan, calon pelanggan, pemodal, dan pesaing. Sedangkan konsep kelima adalah murah hati dalam melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep ini menyatu dalam apa yang disebut kedua penulisnya sebagai soul marketing yang nantinya akan melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu modal yang tidak ternilai dalam bisnis.

Berdasarkan uraian tersebut, maka telaah terhadap pemasaran dan perdagangan dalam perspektif Islam diharapkan akan mampu menjawab dan meluruskan berbagai permasalahan dalam bidang ini. Asumsi dasarnya adalah bahwa perdagangan dengan kejujuran, keadilan, dalam bingkai ketakwaan kepada Sang Maha Pencipta, merupakan persyaratan mutlak terwujudnya praktik-praktik perdagangan yang dapat mendatangkan kebaikan secara optimal kepada semua pihak yang terlibat. Lebih jauh lagi, dalam melakukan berbagai upaya pemasaran dalam merealisasikan perdagangan tadi seluruh proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.8

8


(39)

2. Perencanaan Pemasaran

Rencana penjualan menentukan arah strategi pemasaran. Karena ketika kita menghasilkan sebuah barang atau jasa, tentu kita akan merencankan sebaik mungkin agar produk tersebut dapat diterima oleh konsumen. Ada lima langkah rencana pelaksanaan pemasaran:

a Tetapkan sasaran pemasaran, yang meliputi: 1) lokasi, yaitu lokasi yang tepat untuk produk yang kita hasilkan. 2) jenis/type konsumen, yaitu jenis/type calon pembeli, misalnya berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi. 3) sifat dan perilaku, yaitu sifat calon konsumen serta kebiasaan termasuk gaya hidup kesehariannya.

b. Tetapkan tanggal/bulan target untuk mencapai semua tujuan. Disini diperlukan adanya time schedule (penjadwalan waktu) sesuai dengan target yang diinginkan demi efektifitas kerja yang dilakukan sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia.

c. Berikan tanggung jawab hanya kepada satu orang. Ini untuk memudahkan kontrol terhadap keluar masuknya produk melalui mekanisme yang ada. Untuk langkah awal kita sendirilah yang melaksanakan tugas ini, seiring dengan kemajuan usaha kita baru nanti merekrut orang yang amanah dan memang mampu dalam menanganinya.


(40)

d. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan. Penentuan langkah –langkah ini berdasarkan skala prioritas agar tujuan pemasaran dapat tercapai. Mulai dari ketika suatu produk dihasilkan dan bagaimana supaya bisa sampai ke tangan konsumen.

e. Pengecekan terhadap hasil pemasaran. Tentukan cara pengecekan keberhasilan pemasaran. Ini sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan kemajuan dan efektifitas pemasaran dimasa yang akan datang.

Dengan perencanaan pemasaran yang baik dan benar, maka kita akan dapat menemukan lokasi jualan yang tepat, melakukan promosi dengan cara yang tepat, menemukan cara berjualan pada saat yang tepat dan menemukan calon pembeli yang tepat. Sehingga pembeli yakin bahwa membeli produk kita lebih menguntungkan dibanding membeli barang pada pesaing kita. ingat bahwa kepuasan konsumen berdampak pada meningkatnya daya beli dan itu adalah tujuan pemasaran.9

3. Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran diperlukan baik oleh perusahaan yang baru diluncurkan maupun perusahaan yang telah berjalan. Pemasaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan karena itu pemasaran selalu memperoleh posisi penting dan dipandang sebagai jantung

9


(41)

suatu perusahaan. Tanpa pemasaran, suatu perusahaan akan seperti kehilangan dorongan untuk bertahan dan bersaing yang selanjutnya membawa perusahaan menuju titik kemunduran, bahkan kekalahan dalam persaingan.10

Supaya berhasil, perusahaan harus melakukan tugasnya melebihi pesaing dalam memuaskan konsumen sasaran. Maka strategi pemasaran harus disesuaikan menurut kebutuhan konsumen maupun strategi pesaing. Merancang strategi pemasaran yang kompetitif dimulai dengan

melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan secara terus menerus membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan oleh produk, harga, distribusi, dan promosinya terhadap pesaing dekatnya. Dengan cara ini, perusahaan dapat melihat seberapa besar keuntungan serta kerugian potensial. Maka timbul pertanyaan dari perusahaan: Siapa pesaing kita? Apa strategi dan tujuan mereka? Apa kekuatan serta kelemahan mereka? Bagaimana perusahaan lain akan bereaksi terhadap strategi kompetisi yang mungkin kita gunakan?11

Pembahasan akan dimulai dengan bagaimana perusahaan melakukan segmentasi pasar (segmenting), penentuan target pasar (targeting), dan

10

Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h.172. 11

Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.71.


(42)

positioning. Selanjutnya akan dibahas bagaimana perusahaan

entrepreneurial membangun bauran pemasarannya.

a. Segmentasi

Segmentasi didefinisikan sebagai proses membagi pasar yang heterogen ke dalam kelompok kecil yang relatif homogen. Agar efektif, segmen yang terbentuk harus terdiri dari konsumen yang relatif seragam dalam kebutuhan, keinginan, selera, atau preferensi namun berbeda antara segmen yang satu dengan yang lainnya.12

Segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau ramuan pemasaran tersendiri. Bank dalam menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Pembagian pasar ini akan memudahkan bank dalam menentukan nasabah atau konsumen sasarannya.

Mengapa segmentasi pasar perlu dilakukan? Hal ini disebabkan di dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan kebutuhannya. Setiap perbedaan memiliki potensi untuk menjadi pasar

12


(43)

tersendiri. Dalam melakukan segmentasi terdapat beberapa variabel yang perlu diperhatikan.

Dalam praktiknya segmentasi pasar terdiri dari segmentasi pasar konsumen dan segmentasi pasar industrial. Setiap segmen memiliki variabel tertentu, namun pada dasarnya variabel yang digunakan tidak jauh berbeda.

Variabel utama untuk melakukan segmentasi pasar konsumen terdiri dari berbagai sudut pandang seperti:

1). Segmentasi berdasarkan Geografik

Segmentasi berdasarkan Geografik, artinya membagi pasar berdasar wilayah tertentu seperti:

a). Jenis Bangsa b). Provinsi c). Kabupaten d). Atau Kecamatan e). Atau lainnya

2). Segmentasi berdasarkan Demografik

Segmentasi berdasarkan Demografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti:

a). Golongan umur b). Jenis kelamin c). Ukuran keluarga


(44)

d). Daur hidup keluarga e). Pendapatan

f). Pekerjaan g). Pendidikan h). Agama i). Ras

j). Kebangsaan

k). Tingkat sosial atau lainnya

3). Segmentasi berdasarkan Psikografik

Segmentasi berdasarkan Psikografik maksudnya membagi pasar berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a). Kelas sosial b). Gaya hidup

c). Karakteristik kepribadian d). Atau lainnya

4). Segmentasi berdasarkan Perilaku

Segmentasi berdasarkan perilaku disusun berdasarkan tingkah laku atau kebiasaan masyarakat sebagai berikut:

a). Pengetahuan b). Sikap

c). Kegunaan


(45)

e). Atau lainnya

Sedangkan variabel untuk melakukan segmentasi pasar industrial adalah sebagai berikut:

1) Segmentasi berdasarkan Demografik, yaitu:

a). Jenis industri b). Ukuran perusahaan c). Lokasi perusahaan d). Atau lainnya

2). Karakteristik Pengoperasian, yaitu:

a). Tekhnologi yang difokuskan

b). Status pengguna (berat, sedang, atau ringan) c). Gaya hidup

d). Karakteristik kepribadian e). Atau lainnya

3). Pendekatan Pembeli, yaitu:

a). Organisasi berfungsi pembeli b). Sifat hubungan yang ada c). Kebijakan pembelian umum d). Kriteria pembeli


(46)

4). Karakteristik Personil Industri, yaitu:

a). Kesamaan pembeli b). Sikap terhadap resiko c). Kesetiaan

d). Atau lainnya

5). Faktor Situasional seperti:

a). Urgensi

b). Pengguna khusus c). Besarnya pesanan d). Atau lainnya

Dalam hal melakukan segmentasi pasar, baik untuk pasar konsumen maupun pasar industri bank dapat memilih beberapa variabel sekaligus.

Gensch berpendapat ada 4 segmen secara global dalam berbagai industri, yaitu:

1) Company Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini hampir tidak akan beralih ke perusahaan lain (pesaing).

2) Competitive

Artinya, nasabah atau pelanggan sekarang ini memiliki peluang atau berpotensi pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).


(47)

3) Switehable

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini memiliki peluang atau berpotensi pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).

4) Competitor Loyal

Artinya, nasabah atau pelanggan pesaing sekarang ini hampir tidak akan pindah atau beralih ke perusahaan lain (pesaing).13

b. Penentuan Target Pasar

Setelah proses segmentasi diselesaikan maka langkah selanjutnya adalah penentuan target pasar. Langkah ini pada dasarnya adalah mengevaluasi daya tarik setiap segmen dan memeriksa apakah segmen tersebut sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Segmen yang menarik berdasarkan lima kriteria dapat diidentifikasi dan diukur, substansial, dapat diakses, responsif, serta dapat tumbuh dan berkelanjutan belum tentu dapat menjadi target pasar apabila tidak sesuai dengan kapabilitas dan sumber daya perusahaan.14 Menetapkan pasar sasaran artinya mengevaluasi keaktifan setiap

segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih

13

Kasmir, PEMASARAN BANK, cet.I, Ed.2, (Jakarta: Kencana, 2005), h.115-118. 14


(48)

untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan.

Kegiatan menetapkan pasar meliputi: 1). Evaluasi Segmen Pasar yang meliputi:

a). Ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tentang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen.

b). Struktural segmen yang menarik dilihat dari segi profitabilitas. Kurang menarik jika terdapat pesaing yang kuat dan agresif. Perhatikan juga ancaman dari produk pengganti (substitusi) misalnya dari lembaga keuangan lainnya, untuk pinjaman seperti pegadaian, kantor pos dan giro, leasing atau money changer. c). Sasaran dan sumber daya bank dengan memperhatikan energi

yang dimiliki bank yaitu ketersediaan sumber daya manusia termasuk keterampilan yang dimilikinya.

2). Memilih Segmen

Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan. Kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:


(49)

Pertama membagi pemasaran menjadi:

a). Pemasaran serbasama, melayani semua pasar dan tawaran pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Mencari apa yang sama dalam kebutuhan konsumen. Biasanya untuk produk massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan maupun wilayah. Keuntungannya pemasaran serbasama adalah hemat biaya.

b). Pemasaran serbaneka, merancang tawaran untuk semua pendapatan, tujuan, atau kepribadian. Untuk pasar ini memerlukan biaya tinggi.

c). Pemasaran terpadu, khusus untuk sumber daya manusia yang terbatas.

Kedua terdapat paling tidak lima alternatif untuk melakukan seleksi atau memilih pasar sasaran. Hal ini penting mengingat masing-masing alternatif memiliki kelebihannya tersendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mempertimbangkan kelima alternatif ini jika hendak melakukan memilih pasar sasarannya.

Adapun kelima alternatif itu sebagai berikut: 1. Single Segmen Concentration

Dalam alternatif bank dapat memilih hanya kepada satu segmen saja. Artinya, kita konsentrasikan segmen mana yang paling


(50)

potensial dan menguntungkan bank. Pertimbangan penggunaan alternatif ini adalah:

a). keterbatasan dana,

b). segmen tersebut belum tergara,

c). atau segmen tersebut cenderung diabaikan pesaing. 2. Selective Specialiation

Selective Specialiation merupakan cara untuk memilih

sejumlah segmen yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini masing-masing segmen memiliki sinergi yang sama kuat, sehingga perlu dipilih secara hati-hati.

3. Market Specialiation

Dalam hal ini perusahaan melakukan segmentasi dengan

mengkhususkan diri untuk melayani berbagai kebutuhan dari sekelompok nasabah atau pelanggan tertentu saja.

4. Product Specialiation

Product Specialiation merupakan cara perusahaan untuk hanya memfokuskan kepada produk yang kemudian dijual kepada berbagai segmen pasar.


(51)

5. Full Market Coverage

Alternatif ini perusahaan melakukan atau melayani semua segmen yang ada dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan tanpa adanya batasan tertentu.15

c. Positioning

Setelah memilih taget pasar, maka langkah perusahaan selanjutnya adalah menetapkan ’posisi’ dirinya sedemikian rupa relatif terhadap pesaingnya. Artinya perusahaan harus memiliki dan memperlihatkan keunikannya. Posisi perusahaan dapat dipelajari dan dilihat dari fitur produk/jasa yang ditawarkan. Dari sudut pandang pemasaran,

positioning berarti citra yang diinginkan oleh perusahaan berdasarkan persepsi para pelanggannya. Sebaliknya untuk memperoleh citra tertentu, suatu perusahaan perlu memiliki produk tertentu yang sesuai dengan citra yang diinginkannya. Kata positioning dipopulerkan oleh dua orang eksekutif periklanan yaitu Al Ries dan Jack Trout. Mereka mengatakan bahwa positioning dimulai dari produk. Namun positionong

bukanlah sesuatu yang perusahaan lakukan dengan produk, melainkan

15


(52)

dengan pikiran konsumen. Artinya bagaimana posisi produk perusahaan di benak konsumen.16

Pengertian posisi produk adalah bagaimana suatu produk yang didefinisikan oleh nasabah atau konsumen atas dasar atribut-atributnya, misalnya:

1). Simpanan Giro diposisikan sebagai kantongnya pengusaha. 2). Simpanan Tabungan diposisikan sebagai kantongnya keluarga. 3). Simpanan Deposito diposisikan sebagai kantong sekaligus sebagai

tempat investasinya para investor.

Untuk menentukan posisi pasar janganlah dilakukan secara sembarangan, akan tetapi perlu dilakukan strategi yang benar, sehingga posisi pasar yang diinginkan tepat pada sasarannya. Strategi penentuan posisi pasar dapat dilakukan sebagai berikut:

1). Atas Dasar Atribut

Atas dasar atribut didasarkan pada penentuan atribut produk tertentu, misalnya bunga rendah atau tinggi baik untuk simpanan maupun pinjaman.

16


(53)

2). Kesempatan Penggunaan

Kesempatan penggunaan maksudnya adalah simpanan diposisikan sebagai kas atau tempat mengamankan uang atau tempat untuk melakukan investasi.

3). Menurut Pengguna

Produk diposisikan berdasarkan penggunaan produk tersebut. Misalnya, tabungan untuk umum atau tabungan Haji.

4). Langsung Menghadapi Pesaing

Produk diposisikan sebagai sesuatu yang lebih baik dibandingkan pesaing kita, misalnya bank kami nomor satu atau yang terbaik. 5). Kelas Produk

Maksudnya produk tersebut ditujukan kepada kelompok tertentu, misalnya kredit ekonomi lemah atau kredit ekonomi kuat.

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar sebagai berikut:

1). Identifikasikan Keunggulan Kompetitif

Di dalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Tujuan manajemen mengidentifikasikan keunggulan tersebut sebanyak dan selengkap mungkin. Identifikasikan keunggulan kompetitif yang mungkin


(54)

memberikan nilai yang terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu:

a). Diferensiasi produk b). Diferensiasi jasa c). Diferensiasi personil d). Diferensiasi citra

2). Memilih Keunggulan Kompetitif yang Tepat

Setelah diidentifikasikan keunggulan-keunggulan kompetitif, lalu dipilih yang paling memberikan keunggulan yang paling banyak. Pertimbangan pemilihan keunggulan kompetitif adalah sebagai berikut:

a). Berapa banyak perbedaan dipromosikan b). Perbedaan mana yang dipromosikan

3). Mewujudkan dan Mengomunikasikan Posisi yang Dipilih

Posisi pasar yang telah dipilih sebaiknya diwujudkan, kemudian dikomunikasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan termasuk pihak intern bank.17

17


(55)

4. Bauran Pemasaran

a. Strategi Produk

Dari keseluruhan bauran pemasaran, strategi produk adalah strategi yang paling krusial. Ketiga elemen bauran pemasaran lainnya berkaitan dengan produk yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian strategi lainnya belum relevan apabila produknya belum eksis. Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks pemasaran produk mencakup produk fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, ide, dan kejadian.18

b. Strategi Harga

Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen untuk memperoleh sebuah produk. Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang perlu mendapat perhatian. Paling tidak terdapat empat alasan mengapa harga layak memperoleh perhatian (Ferrell & Hartline, 2008): (1) harga merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan oleh entrepreneur untuk meningkatkan reveneu perusahaan selain dengan meningkatkan volume produk yang dijual; (2) harga merupakan elemen bauran pemasaran yang paling mudah diubah. Mengubah produk, promosi, atau distribusi mungkin memerlukan waktu beberapa

18


(56)

bulan sedangkan mengubah harga dapat dilakukan pada saat ini juga; (3) strategi dan taktik harga pesaing memberikan pengaruh besar terhadap penjualan suatu peruahaan; (4) harga merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk diferensiasi pada pasar yang telah jenuh dan terjadi komoditasi produk.19

c. Strategi Distribusi

Distribusi sering kali dilupakan dan tidak dianggap sebagai elemen terpenting dalam bauran pemasaran. Namun sejarah menunjukkan banyak perusahaan dapat unggul dalam persaingan karena memiliki jaringan distribusi yang kuat. Perusahaan besar kelas dunia yang sukses seperti Wal-Mart dan Starbuck, banyak terbantu oleh jaringan distribusi yang efektif dan efisien. Walaupun membangun jaringan distribusi memerlukan biaya besar, namun dalam jangka panjang jaringan distribusi yang solid akan memberikan keunggulan bersaing pada perusahaan yang selanjutnya membangkitkan profit (Ferrell & Hartline, 2008).20

d. Strategi Promosi

Promosi merupakan aktivitas yang menunjang keberhasilan strategi bauran pemasaran lainnya. Tanpa promosi keunggulan produk tidak

19

Ibid., h.184-185 20


(57)

dapat diketahui konsumen. Program harga diskon yang disusun perlu diperkuat dengan iklan sehingga diketahui oleh target pasar. Komponen promosi terdiri dari periklanan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan promosi penjualan.21

C. Produk

1. Definisi Produk

Apa yang disebut produk? Sepintas, tampaknya pertanyaan ini sederhana. Suatu produk didefinisikan dengan sifat-sifat fisik-berat, ukuran, dan material. Jadi, sebuah mobil dapat didefinisikan sebagai logam, plastik, atau serat kaca (fiberglass) seberat 6.000 kilogram, berukuran panjang 4,8 meter, lebar 1,9 meter, dan tinggi 1,5 meter. Definisi ini dapat diperluas dengan memasukkan beberapa hal seperti warna, tekstur, gaya, bentuk, dan permukaan. Akan tetapi, pemasar mengetahui bahwa uraian apapun yang hanya terbatas pada sifat-sifat fisik dengan lengkap, karena tidak sedikitpun disinggung mengenai kebutuhan yang diisi oleh produk tersebut. Mobil, misalnya, adalah suatu produk yang memenuhi berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang paling jelas adalah sarana transportasi, tetapi pemasar tidak dapat mengabaikan kebutuhan rekreasi, status dan kekuasaan yang penting dan keinginan yang terpuaskan oleh produk ini. Bahkan, segmen utama dari

21


(58)

pasar mobil dikembangkan di sekitar keinginan konsumen ini. Seperti yang kita lihat dalam kasus Harley-Davidson, pengendara Harley yang loyal memperoleh jauh lebih banyak dari sekedar ”transportasi dasar” dari kuda mereka yang tercinta itu. Oleh karena itu, kita harus mendefinisikan produk sebagai koleksi sifat-sifat fisik, jasa, dan simbolik, yang menghasilkan kepuasan, atau manfaat, bagi seorang pengguna atau pembeli. Manajemen produk berkaitan dengan keputusan yang mempengaruhi persepsi pelanggan dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan.22

Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Dalam konteks pemasaran produk mencakup produk fisik, jasa, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, ide, dan kejadian.23

Produk sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikannya.

Selanjutnya, jasa juga diberikan oleh sarana lain seperti orang, tempat, kegiatan, organisasi atau gagsan.24

22

Warren J. Kagen, MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL. Penerjemah Alexander Sindoro (Jakarta: Prenhallindo, 1996), h.73.

23

Serian Wijatno, Pengantar Entrepreneurship, h.180 24

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian). Penerjemah Ancella Antawati Hermawan ( Jakarta: Salemba Empat, 1995), h.9.


(59)

2. Klasifikasi Produk

Produk dapat diklasifikasikan berdasarkan daya tahan dan wujudnya, dan penggunaannya (konsumen atau industri). Berdasarkan daya tahan dan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan, adalah sebagai berikut (Kotler&Keller, 2006).

a. Produk tidak tahan lama (nondurable goods), adalah produk berwujud yang dikonsumsi dalam satu atau beberapa penggunaan seperti makanan atau minuman. Karena produk ini sering dibeli dan dikonsumsi dalam waktu yang singkat, maka ketersediaan produk merupakan aspek penting.

b. Produk tahan lama (durable goods), adalah produk berwujud yang digunakan untuk jangka waktu lama seperti lemari, pakaian, dan meja. Produk tahan lama biasanya memberikan margin yang lebih besar dan lebih memerlukan garansi penjualan.

c. Jasa (service), adalah produk tidak berwujud misalnya jasa pemotongan rambut dan penasihat hukum. Berdasarkan sifatnya, jasa memerlukan kredibilitas penyedianya, dan kontrol kualitas yang lebih ketat.

Berdasarkan penggunanya, produk dapat dibagi menjadi produk konsumen dan produk industri. Produk konsumen dapat diklasifikasikan menjadi produk nyaman (convenience products), produk belanja (shopping products), produk special (specialty product), dan produk tidak dicari (unsought products).


(60)

Produk industri dapat diklasifikasikan menjadi materials dan parts, capital item, dan jasa supplies dan bisnis. Materials dan parts merupakan produk yang memasuki proses produksi dan akan menjadi bagian dari produk jadi, contohnya adalah terigu (bahan baku) untuk pembuatan roti dan ban (parts) pada kendaraan. Capital item merupakan produk tahan lama yang memfasilitasi pengembangan dan pengelolaan produk jadi, dan tidak menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya adalah instalasi dan peralatan dalam pabrik yang menghasilkan produk tertentu. Jasa supplies dan bisnis adalah produk yang digunakan dalam proses bisnis namun tidak menjadi bagian dari produk jadi. Contohnya adalah peralatan kantor dan jasa konsultasi hukum.25

D. BMT (Baitul Maal wat Tamwil)

1. Definisi BMT

Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti; zakat, infaq dan shadaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.

25


(61)

Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat.

Peran umum BMT yang dilakukan adalah melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarkat kecil yang serba cukup – ilmu pengetahuan ataupun materi – maka BMT mempunyai tugas penting dalam mengemban misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarkat.26

2. Landasan Syariah BMT

Di dalam BMT terdapat dua akad yang sering digunakan dalam setiap produknya, yaitu akad Mudharabah dan akad Wadi’ah.

26

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi


(62)

a. Akad Mudharabah27

Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau

berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah

proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua

pihak di mana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Secara umum, landasan dasar syariah al-mudharabah lebih mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini:

1) Al-Qur’an

“…dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...” (al-Muzzammil: 20)

27

Muhammad Syafi’I Antonio, BANK SYARIAH: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.95-96.


(63)

Yang menjadi wajhud-dilalah (ﻪﻟﻻﺪﻟاﻪﺟو ) atau argumen dari surah al-Muzzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.

“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT…” (al-Jumu’ah: 10)

“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu...” (al-Baqarah: 198)

Surah al-Jumu’ah:10 dan al-Baqarah:198 sama-sama mendorong kaum muslimin untuk melakukan upaya perjalanan usaha.

2)

Al-Hadits

ْﻦ

ْ

ص

ﱠ ﱠ ا

ﱠنا

ل

)

ث

ْﻬ

ﱠﻦ

ﺔآ

ﺮ ْا

،

اْ

ْ

إ

أ

،

و

ْا

رﺎ

ﺿ

،

و

ْﺧ

ْا

ﱢﺮ

ﱠ ﺎ

ْﺮ

ْ

ْ

،

ْ

ْ

.

دﺎ ْ ﺎ

ْ ﺟﺎ

ﻦْا

اور

ْ ﺿ

Dari Shuaib, bahwasanya Nabi saw. telah bersabda, ”Tiga perkara ada berkat padanya ; Jual-beli bertempoh, dan berqiradl, dan


(64)

campur bur dengan sya’ir buat di rumah, bukan buat jualan.”

(Diriwayatkan-dia oleh Ibnu Majah dengan isnad yang lemah).28

b. Akad Wadi’ah

Dalam tradisi fiqh Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-Wadi’ah. Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki.

Landasan Syariah akad al-Wadi’ah terdapat dalam ayat-ayat dan hadits berikut ini: 29

1) Al-Qur’an

...

”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanya...” (an-Nisaa’: 58)

28

Assayyidil Imam Muhammad Ibnu Ismail Kahilani, Subulussalam; Penjelasan Bulughul Maram, Dari Semua Dalil-Dalil Hukum, Bab Qiradl, h.76.

29


(65)

”...jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya...” (al-Baqarah: 283)

2) Al-Hadits

ص

ﱢ ﱠ ا

ﱢﺪﺟ

ْﻦ

ْ ا

ْﻦ

ْ

ﻦْ

وﺮْ

ْﻦ

لﺎ

)

عدْوا

ْﻦ

ْ

ﺔ ْدو

نﺎ ﺿ

ْ

(

ْا

ﺮْﺧا

ْ و

،ْ ﺟﺎ

دﺎ ْ ا

ْ ﺿ

Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari bapanya, dan datuknya, dari Nabi saw. Ia bersabda: “Barang siapa dititipkan satu titipan, maka tidak ada tanggungan atasnya”.30

30

Muhammad Ibnu Ismail Kahilani, Subulussalam; Penjelasan Bulughul Maram, Dari Semua Dalil-Dalil Hukum, Bab Wadiah, h.108.


(66)

BAB III

GAMBARAN UMUM BMT AL FATH IKMI PAMULANG

A. Sejarah BMT AL Fath IKMI

BMT AL FATH IKMI berdiri pada tahun 1996 (13 Oktober 1996), sebagai koperasi primer dengan anggota awal 25 orang badan pendiri dengan modal awal Rp 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 anggota badan pendiri. Ide pendirian BMT AL FATH IKMI bermula dari para pengurus IKMI (Ikatan Masjid Indonesia) yang tergabung dalam kegiatan ta’lim. Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah didasari oleh idealisme yang kuat untuk turut andil dalam membantu saudara-saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang, banyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak dibidang dakwah bil lisan, dicoba dibarengi dengan dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem ekonomi Islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.

Pada tahun 1998, BMT AL FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL FATH IKMI mendapatkan legal hukum dengan Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.


(67)

Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama Koperasi BMT AL FATH IKMI”.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum BMT AL FATH IKMI sebagai koperasi primer adalah: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang

perkoperasian

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.

3. Keputusan menteri koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor 650/KEP/KWK.10/VI/1998

C. Visi, Misi dan Tujuan 1. VISI

Meningkatkan kualitas anggota dan mitra binaan sehingga mampu berperan sebagai khalifah Allah

2. MISI

Menerapkan prnsip-prinsip syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, serta membina kepedulian aghniya kepada dhuafa secara terpola dan berkesinambungan


(68)

3. TUJUAN

Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.

D. Budaya Kerja

1. Kerja Ikhlas, Kerja Cerdas dan Kerja Keras

2. Menjunjung tinggi sifat Amanah, Sidiq, Tabligh dan Fathonah

3. Selalu berupaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan

4. Memberikan pelayanan dengan penuh perhatian dan profesional E. Produk-Produk BMT AL Fath IKMI

1. Produk Penghimpun Dana

a. Tawakal (Tabungan Wadiah BMT Al Fath IKMI)

Merupakan simpanan lancar mitra yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah / titipan. Dalam tabungan ini BMT Al Fath IKMI tidak wajib memberikan hasil kepada penabung. BMT Al Fath IKMI boleh memberikan bonus setiap bulan sesuai dengan kebijakan BMT Al Fath IKMI.

b. Tabah (Tabungan Berjangka AL Fath)

Merupakan tabungan atau investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan


(69)

jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih: 3 Bulan, 6 Bulan, 9 Bulan, 12 Bulan dengan nisbah bagi hasil yang kompetitif.

c. Sidik (Simpanan Pendidikan)

Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukkan untuk dana pendidikan bagi putra putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali dalam satu tahun, yaitu: penarikan pertama pada saat tahun ajaran baru, dan penarikan kedua pada saat semester. Mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah

d. Simpanan Qurban

Yaitu produk simpanan yang memberikan kemudahan dalam perencanaan ibadah qurban bagi mitra. Dengan mitra bebas menentukan setoran sehingga cukup membantu pelaksanaan qurban mitra. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah muthlaqah dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.

e. Simpanan Idul Fitri

Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri. Seperti mudik lebaran, belanja kebutuhan lebaran dan lain-lain. Penarikan dilakukan menjelang satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.


(70)

f. Simpanan Nikah

Yaitu produk simpanan yang diperuntukkan bagi mereka para pemuda-pemudi yang merencanakan pernikahan. Banyak pemuda-pemuda-pemudi menunda nikah salah satu faktornya adalah biaya. Produk tabungan ini sangat efektif untuk membantu perencanaan keuangan pernikahan mitra. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah, dan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.

g. Simpanan Haji

Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah.

2. Produk Penyaluran Dana a. Piutang Murabahah

Yaitu akad jual beli barang antara mitra dengan BMT Al Fath IKMI dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga pokok ditambah keuntungan/margin yang disepakati kedua belah pihak.

BMT membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau BMT memberi kuasa kepada mitra untuk membeli barang-barang kebutuhan mitra atas nama BMT. Lalu barang tersebut dijual kepada mitra dengan


(71)

harga pokok ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan diangsur selama jangka waktu tertentu.

b. Piutang Ijarah

Yaitu akad sewa menyewa barang atau jasa antara BMT Al Fath IKMI dan mitra.

BMT Al Fath IKMI menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu.

c. Pembiayaan Mudharabah

Yaitu akad kerjasama antara BMT selaku pemilik modal (Shahibul Maal) dengan mitra selaku pengelola usaha (Mudharib) untuk mengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak.

d. Pembiayaan Musyarakah

Yaitu akad kerjasama usaha produktif dan halal antara BMT dengan mitra dimana sumber modalnya dari kedua belah pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal masing-masing.


(72)

F. Simpanan Pendidikan

Simpanan merupakan investasi tidak terikat dari mitra/anggota yang penarikannya hanya dapat dilakukan oleh mitra/anggota atau yang diberi kuasa dengan persyaratan tertentu yang telah disepakati.1

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.2

Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya adalah sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat antara bank dengan si penabung. Misalnya dalam hal frekuensi penarikan, apakah 2 kali seminggu atau setiap hari atau mungkin setiap saat. Yang jelas haruslah sesuai dengan perjanjian sebelumnya antara bank dengan nasabah. Kemudian dalam hal sarana atau alat penarikan juga tergantung dengan perjanjian antara keduanya.3

Adapun mengenai pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Dalyono, berasal dari kata ”didik” mendapat awalan ”me”, sehingga menjadi ”mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai

1

BMT Al Fath IKMI, Laporan Tahunan 2009 (Jakarta: BMT Al Fath IKMI, 2010), h.36.

2

Kasmir, Manajemen Perbankan, Ed.1. Cet.4, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), h.57.

3


(73)

akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya, pengertian ”pendidikan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate

(mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicite, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit,

education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.

Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengertian yang luas dan representatif, pendidikan ialah the total process off developing human abilities and behaviors, drawing on almost

all life’s experiences. Artinya seluruh tahapan pengembangan kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan.4

Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk

4

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan(komponen MKDK) (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), h.4-5.


(74)

memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.

Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu.5

Sesungguhnya banyak ahli didik memberikan devinisi (ta’rif) pendidikan dan berlain-lain pendapat mereka tentang devinisi itu. Begitu juga mereka berlain-lain pendapat tentang tujuan pendidikan

Arti dan tujuan pendidikan menurut pendapat ahli-ahli didik yang termahsyur :

1. “Pendidikan ialah mengasuh jasmani dan rohani, supaya sampai kepada keindahan dan kesempurnaan yang mungkin dicapai.” (Plato)

2. “Tujuan pendidikan ialah menyiapkan akal pikiran untuk mendapat ilmu pengetahuan, sebagaimana menyiapkan tanah untuk tumbuh-tumbuhan dan tanam-tanaman.” (Aristotle)

3. “Pendidikan ialah jalan untuk merubah akal menjadi akal yang lain dan merobah hati menjadi hati yang lain.” (Jules Simon)

4. “Pendidikan yang sempurna, ialah mendidik anak-anak, supaya dapat melaksankan segala pekerjaan, baik pekerjaan khusus atau umum dengan

5

Prasetya, Filsafat Pendidikan Untuk UIN, STAIN, PTAIS (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h.15.


(75)

ketelitian, kejujuran dan kemahiran, baik waktu aman atau waktu peperangan.” (John Milton)

5. “Pendidikan ialah menumbuhkan segala tenaga anak-anak dengan pertumbuhan yang sempurna, lagi seimbang.” (Pestalozzi)

6. “Pendidikan ialah menyiapkan manusia, supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna.” (Herbert Spencer)

7. “Pendidikan ialah menyucikan tenaga tabi’at anak-anak, supaya dapat hidup berbudi luhur, berbadan sehat serta berbahagia.” (Sully).6

Jadi simpanan pendidikan dapat diartikan sebagai bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana pendidikan.7

G. Struktur Organisasi

Dewan Pengurus dan Pengawas yang menjabat untuk periode 2009-2011 adalah sebagai berikut:

Pengawas :

Ketua : Drs. H. Farid Hidayat

Anggota : Drs. Mustakim Kurdi

Anggota : H. Faridi Syahdana, SE

6

H. Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan Dan Pengajaran (Jakarta: Hidakarya Agung, 1978), h.5.

7

Wawancara Pribadi dengan Bp. Saimin: Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI. Jakarta, 25 Mei 2010.


(1)

92

c. BMT Al Fath IKMI harus bisa mempertahankan bahkan meningkatkan kegiatan-kegiatan sosial yang telah dilakukannya setiap tahun seperti pemberian beasiswa, khitanan masal, dan pengajian rutin.

4. Para ulama hendaknya dapat berpartisipasi membantu kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan BMT Al Fath IKMI, seperti memberikan pengajaran Al-Qur’an kepada anak-anak asuh serta memberikan ceramah-ceramah agama pada saat pengajian rutin mingguan dan memberikan ceramah-ceramah agama atau kultum (kuliah tujuh menit) yang dilakukan pada bulan ramadhan menjelang berbuka puasa bersama.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

A. Steiner, George dan B. Miner, John. Kebijakan dan Strategi Manajemen, ed.II. Penerjemah Ticoalu dan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga, 1997.

BMT AL FATH IKMI. Laporan Tahunan 2009. Jakarta: BMT Al Fath IKMI, 2010. Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, cet.V. Ed.I. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2001.

Hamidi, M. Luthfi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003.

J. Keegan, Warren. Ed. Manajemen Pemasaran Global. Penerjemah Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo, 1996.

Jusmailani. dkk. Ed. Bisnis Berbasis Syariah, cet.I. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Kahilani, Assayyidil Imam Muhammad Ismail. Subulussalam; Penjelasan Bulughul

Maram, Dari Semua Dalil-Dalil Hukum. Bandung.

Kasmir. Manajemen Perbankan, cet.IV. Ed.1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.

______________. Pemasaran Bank, cet.II. Ed.1. Jakarta: Kencana, 2005.

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian). Penerjemah Ancella Antawati Hermawan. Jakarta: Salemba Empat, 1995.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. Prinsip-Prinsip Pemasaran, cet.I. Ed.VIII. Penerjemah Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga, 2001.

Latief, Ah. Azharuddin. Fiqh Muamalat, cet.I. Jakarta: UIN Press, 2005.

Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.


(3)

94

Oliver, Sandra. Strategic Public Relations. Penerjemah Sigit Purwanto. Jakarta: Erlangga, 2007.

Prasetya. Filsafat Pendidikan Untuk UIN, STAIN, PTAIS. Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Rasyid, Sudrajat. dkk. Kewirausahaan Santri (Bimbingan Santri Mandiri). Jakarta Timur: PT Citrayudha Alamanda Perdana, 2005.

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah, cet.I. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Ruslan, Rosady. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, cet.IV. Ed.1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi, cet.I. Ed.III. Yogyakarta: Ekonisia, 2008.

Sumitro, Warkum. Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Terkait (BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syariah). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.

Syafi’i Antonio, Muhammad. Ed. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, cet.I. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.

Tilaar, H.A.R. Standarisasi Pendidikan Nasional Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.

Umer Chapra, M. Islam Dan Pembangunan Ekonomi. Penerjemah Ikhwan Abidin Basri. Jakarta: Gema Insani Press, 2000.

Wawancara Pribadi dengan Rika Nurlaila (Customer Service BMT Al Fath IKMI). Jakarta. 9 Juni 2010.

Wawancara Pribadi dengan Bp. Saimin (Manajer Tamwil BMT Al Fath IKMI). Jakarta. 25 Mei 2010.

Wijatno, Serian. Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: PT Grasindo, 2009.

Yunus, Mahmud. Pokok-Pokok Pendidikan Dan Pengajaran. Jakarta: Hidakarya Agung, 1978.


(4)

BIODATA PENULIS

Nama : Robby Barokah

NIM : 206046103873

Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prodi/Jurusan : Muamalat/Perbankan Syariah

Kelas : PS VIII A Non Reg

Angkatan : 2006

Tempat,Tanggal Lahir : Tangerang, 11 Juli 1988

Alamat : Jl. Raya Bukit Indah RT.07 RW.01 No.1 Kp. Dukuh Kel. Serua Lama Kec. Ciputat

Kab. Tangerang Selatan 15414 Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam


(5)

LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Biodata Penulis

2. Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan Wawancara

3. Lampiran 3 : Surat Perubahan Judul Skripsi

4. Lampiran 4 : Surat Pengantar Untuk Mohon Data/Wawancara

5. Lampiran 5 : Surat Pengantar Bimbingan Skripsi

6. Lampiran 6 : Surat Keterangan Riset/Penelitian dari BMT AL FATH IKMI

7. Lampiran 7 : Brosur produk SIDIK (Simpanan Pendidikan)

8. Lampiran 8 : Formulir Permohonan Pembukaan Simpanan Mitra dan Anggota

9. Lampiran 9 : Kartu Spesimen Tanda Tangan

10. Lampiran 10 : Lampiran Aturan dan Ketentuan Simpanan

11. Lampiran 11 : Informasi Bonus dan Bagi Hasil Tabungan BMT Al Fath IKMI Tahun 2010

viii   


(6)

ix   

12. Lampiran 12 : Data Mitra KBMT Al Fath IKMI

13. Lampiran 13 : Daftar Badan Pendiri 14. Lampiran 14 : Struktur Organisasi