Dalam menentukan anggaran untuk kegiatan program dakwah JPRMI PW DKI Jakarta periode 1 tahun dilakukan sepenuhnya oleh
Badan Pengurus Harian JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dengan cara menggalang dana secara mandiri dari berbagai sumber, yaitu :
1 Kerjasama Sponsorship dengan Pihak Perusahaan
2 Kerjasama dengan Instansi Pemerintah baik Pusat maupun Lokal
3 Donasi dari berbagai kalangan yang tidak mengikat
4 Zakat, Infaq dan Shodaqoh
2. Penerapan Pengorganisasian Organizing dalam Program Dakwah di
JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta
Setelah rencana tersusun dengan rapi, maka langkah selanjutnya adalah mendelegasikan kegiatan-kegiatan itu atau penugasan tanggung jawab.
Pendelegasian kerja itulah yang disebut pengorganisasian. Pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam suatu organisasi tercermin dalam
pembentukan bagan berupa unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Dalam pengorganisasian atau pendelegasian kerja tersebut, JPRMI Pengurus
Wilayah DKI Jakarta menentukan dengan membentuk seksi-seksi yang di dalamnya sudah ditentukan orang-orang yang sesuai dengan kapabilitas dan
kredibelitas masing-masing seksi-seksi tersebut bertanggungjawab atas tugas yang diembannya dengan cara pemberian kepercayaan.
Pemberian kepercayaan ini dapat memotivasi seseorang, yaitu menjalankan fungsi transfer knowledge dan memberikan tempat untuk
menunjukan kemampuan diri kepada organisasi. Satu hal yang sering menjadi permasalahan adalah ketika pemberian kepercayaan kepada anggota tanpa
dilakukan assessment terlebih dahulu atas kapasitas person tersebut dan tidak didukung sistem pendampingan yang memadai. Akibatnya akan terjadi
perasaan dikorbankan dan hal tersebut dapat membuat demotivasi serta seolah-olah penghukuman sosial dari yang bersangkutan.
3. Penerapan Penggerakkan Actuating dalam Program Dakwah di JPRMI
Pengurus Wilayah DKI Jakarta
Setelah rencana dibuat, pendelegasian kerja sudah diputuskan, langkah selanjutnya adalah menerapkan fungsi penggerakkan atau pelaksanaan, yaitu
merupakan suatu kegiatan untuk menggabungkan usaha-usaha anggota dari satu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-
tujuan pribadi dan kelompok. Di lembaga JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, pengurus dan para
staf dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan didasari oleh kesadaran akan kewajiban yang telah diamanatkan kepadanya. Namun tidak lepas juga dari
pengaruh seorang pimpinan dalam lembaga tersebut. Yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam organisasi non-profit dan organisasi kader
seperti JPRMI adalah keteladanan. Tanpa keteladanan adalah sia-sia. JPRMI sebagai lembaga sosial menghimpun anggota dan kader karena keikhlasan
serta kesamaan visi dan tujuan. Hal ini menjadikan JPRMI tidak dapat disamakan dengan organisasi profit yang diatur dalam suatu struktur yang
rigid dalam pola atasan dan bawahan. Dengan keteladanan menghasilkan pribadi-pribadi yang ikhlas dalam bergerak.
Selain itu, komando, arahan, serta motivasi-motivasi diperlukan untuk mengarahkan dan menyemangati dalam gerak organisasi. Untuk itu juga
diperlukan kemampuan komunikasi dalam menjembatani dialog antara pengurus, antar pengurus anggota dan juga diantara para anggota itu sendiri.
salah satu model komunikasi yang dikembangkan adalah dengan berkata yang baik, karena kami yakini sesuatu yang baik akan menghasilkan respon yang
baik pula. Konsep ini kita coba terapkan dalam aktivitas dan hubungan dalam organisasi.
4. Penerapan Pengawasan Controlling dalam Program Dakwah di JPRMI