Masyarakatla sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat

33 1. Masyarakat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah. 2. Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat. 3. Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedung-gedung, perpustakaan, panggung-panggung keseian, dan sebagainya. 4. Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka dapat diundang ke sekolah untuk memberikan keterangan- keterangan yang mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak didik.

5. Masyarakatla sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat

belajar. 47 Setelah kita melihat adanya peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, yang tidak kalah pentingnya adalah pihak sekolah harus menggalang partisipasi masyarakat, partisipasi masyarakat mengacu kepada adanya keikutsertaan masyarakat secara nyata dalam suatu kegiatan. Partisipasi itu bisa berupa gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksaaan pendidikan. Koentjaraningrat, 1982 menggolongkan partisipasi masyarakat ke dalam tipologinya, ialah partisipasi kuantitaif dan partisipasi kualitatif. Partisipasi kuantitatif menunjuk pada frekuensi keikutsertaan masyarakat terhadap implementasi kebijakan, sedangkan partisipasi kualitatif menunjuk pada tingkat dan derajatnya. Partisipasi masyarakat juga dapat dikelompokkan berdasarkan posisi individu dalam kelompoknya. Pertama, partisipasi masyarakat dalam aktivitas bersama dalam proyek khusus. Kedua, partisipasi anggota masyarakat sebagai individu dalam aktivitas bersama pembangunan. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikemukan bahwa sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya: 47 Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta hal 100 34 1. Sekolah dengan masyarakat merupakan satu keutuhan dalam menyelenggrakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik. 2. Sekolah dengan tenaga kependidikannya menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembahuruan tapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternatif pemecahannya. 3. Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik. 48 Selanjutnya keterlibatan masyarakat dalam program-program pendidikan sekolah, dapat dilihat melalui bentuk komunikasi. Sebab pada hakikatnya komunikasi adalah satu bentuk keterlibatan, dan keterlibatan bearati partisipasi aktif dalam program dan kegiatan sekolah. Ada beberapa bentuk keterlibatan yang bisa digunakan, yaitu: 1. Kunjungan keluarga 2. Pertemuan dengan orangtua siswa 3. Sukarelawan masyarakat yang menaruh perhatian dalam dunia pendidikan; 4. Perwakilan masyarakat pada panitia penasehat atau pertimbangan pendidikan. 49

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi nyata dilapangan, ditemukan banyak komite sekolah yang tidak aktif menjalankan tugas dan fungsinya, baik sebagai badan penghubung, pemberi pertimbangan, pengontrol, dan pendudukung. Hal ini disebabkan lemahnya kinerja komite sekolah sebagai stakeholder pendidikan. Sedangkan sekolah menaruh harapan besar kepada 48 Drs. E. Mulyasa, M.Pd. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Hal 170-172 49 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal 342 35 komite untuk membantu sekolah dalam meningkatkan mutu, dan pelayanan pendidikan. Banyaknya faktor-faktor yang menghambat kinerja komite, mulai dari minimnya fasilitas, biaya dan solidaritas kepengurusan komite sampai pada rendahnya keterlibatan dan partisipasi masyarakat. Dengan terbentuknya komite yang efektif, maka komite dapat terlibat secara penuh dalam membantu sekolah menemukan jalan keluar untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan pendidikan di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Banyak sekolah yang tidak membentuk komite, sehingga mutu dan pelayanan pendidikan di sekolah tersebut tidak berkualitas, padahal pembentukan Dewan PendidikaanKomite Sekolah sudah diamanatkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, serta kinerja komite yang belum optimal dalam melakukan percepatan peningkatan kualitas mutu pendidikan. Berangkat dari masalah diatas, maka dirumuskanlah strategi yang melahirkan program peningkatan mutu dan pelayanan pendidikan oleh pemerintah. Pada awal pembentukan organisasi komite ini bernama Perkembangan Orang Tua Murid dan Guru POMG, yang kemudian berubah menjadi Persatuan Orang Tua Murid POM, Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan BP3, dan sekarang dikenal dengan istilah Dewan PendidikanKomite Sekolah. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah membentuk organisasi komite yang diberi nama Komite Madrasah, serta memilih anggota kepengurusan yang mempunyai kompetensi melalui musyawarah komite. Pemilihan anggota 36 komite di Madrasah Pembangunan Uin Jakarta dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan anggota komite yaitu transparan dan akuntabel. 37 38 BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Pendidikan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, sejak bulan Januari 2011 s.d bulan Februari 2011. Tabel. 1I Waktu Penelitian No BulanTahun Kegiatan 1 Januari2011 Konsultasi 2 Januari2011 Penelitian awal, mencari tahu tentang komite sekolah dengan melakukan wawancara bersama Direktur MP 3 Februari2011 Pengumpulan data. Analisis dan penulisan laporan hasil penelitian. 4 Februari2011 Revisi laporan penelitian.

B. Metode Penelitian, Jenis Data dan Sumber Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan tehnik analisis deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat 39 mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Dengan kata lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Deskripsi pada penelitian ini untuk menggambarkan peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Yaitu penelitian yang menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang di teliti”. Kualitatif nauralistik menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi alami. 50 Adapun jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder tentang peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Data Primer adalah data atau informasi yang dikumpulkan terutama untuk tujuan investigasi yang sedang dilakukan. Sedangkan Data Sekunder Adalah informasi yang dikumpulkan untuk memberikan masukan dan saran, Sumber data dalam penelitian adalah ketua komite, dan kepala bidang dalam kepengurusan komite sekolah.

C. Tehnik Pengumpulan Data

1. Obeservasi Observasi adalah “ pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan ”. 51 Observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai subjek yang di teliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tentang sarana dan prasarana, komite sekolah, struktur organisasi, serta data-data yang mendukung lainnya. 50 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek, Edisi Revisi,Jakarta:Rineka Cipta,2005,cet,ke-7, h. 12 51 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 69 40 2. Wawancara Wawancara adalah “ pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung ”. 52 Penulis melakukan wawancara langsung dengan ketua komite dan ketua komisi serta Direktur dan kepala sekolah guna mengetahui sejauh mana peran komite sekolah sebagai pengawas, pengontrol, mediator, dan pendukung dalam meningkatkan mutu pendidikan. 3. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, profil sekolah dan sebagainya. 53 Studi dokumentasi digunakan untuk menggali data dan referensi teori dan konsep peran komite dalam meningkatan mutu pendidikan.

D. Tehnik Analisa Data

Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan trianggulasi, yaitu membandingkan data dari hasil wawancara, studi dokumentasi, dengan referansi dari buku sebagai pendukung keabsahan data. Berikut trianggulasi yang digunakan: 1. Trianggulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperolah. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2. Trianggulasi Metode terdapat dua strategi yaitu: a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu berupa wawancara langsung. b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Dalam hal ini melalui sumber data yaitu ketua 52 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial, …… h. 67 53 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian … hal 231 41 komite sekolah dan ketua bidang dalam kepengurusan komite dengan metode wawancara. 3. Trianggulasi teori, yaitu pengujian data dengan membandingkan data dengan mengadakan pengecekan referensi pendukung untuk lebih mengangkat derajat kepercayaan. Membandingkan data hasil penelitian dengan referensi dari buku pendukung keabsahan data. Tehnik analisa data ini menggunakan deskriptif analisis, setelah diperoleh dari lapangan, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan, mengolah, menganalisis kemudian hasilnya diambil dan dijadikan kesimpulan. Tabel. III Kisi-kisi pedoman wawancara Variabel Aspek Indicator Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan mutu pendidikan Ruang Lingkup Kinerja - Kebijakan dan program pendidikan - Tugas Fungsi Komite Sekolah - Melibatkan masyarakat - Relevansi Program - Evaluasi dan pengawasan Mutu Pendidikan - Upaya peningkatan mutu - Pendanaan - Kurikulum - Saranan dan Prasarana - Lulusan 42

BAB IV HASIL PENELITIAN