c. Kekuatan Strength Pengalaman memiliki pengaruh terhadap self-efficacy yang diyakini
seseorang. Pengalaman yang lemah akan melemahkan keyakinannya pula. Individu yang memiliki keyakinan kuat terhadap kemampuan mereka akan
teguh dalam berusaha untuk mengenyampingkan kesulitan yang dihadapi. Berdasarkan hal-hal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tiga aspek self-
efficacy yaitu level tingkat kesulitan tugas, generality keadaan umum suatu tugas, dan strength kekuatan atau keyakinan seseorang dalam menyelesaikan
tugas .
C. Mahasiswa
1. Pengertian mahasiswa
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu Basir, 1992. Menurut Winkel 1997 masa mahasiswa meliputi
rentang umur 1819 tahun sampai 2425 tahun. Rentang umur mahasiswa ini masih dapat dibagi atas periode 1819 tahun sampai 2021 tahun, yaitu mahasiswa
dari semester 1 sampai dengan semester IV, dan periode 2122 tahun sampai 2425 tahun, yaitu mahasiswa semester V sampai dengan semester VIII.
2. Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara adalah mereka yang terdaftar dan belajar di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
Dalam buku Panduan Perkuliahan Program Studi Strata 1 S-1 Fakultas Psikologi
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Universitas Sumatera Utara 2008 ditegaskan bahwa kompetensi lulusan Sarjana Psikologi Universitas Sumatera Utara yang diharapkan adalah :
a. Mampu menguasai konsep-konsep umum, perspektif umum, hasil-hasil penelitian empiris, dan sebagainya dalam bidang psikologi
b. Mampu menguasai penelitian dasar, memiliki keterampilan wawancara, observasi, desain penelitian mengenai skala, alat ukut psikologi dan
sejenisnya, dan mampu melakukan analisis baik dalam bentuk metode kuantitatif maupun kualitatif
c. Mampu menguasai prinsip psikodiagnostik dasar serta mampu melakukan pengamatan secara obyektif dan sistematis mengenai bakat, minat, dan
kepribadian d. Mampu melakukan intervensi dalam bidang non klinis dan pelatihan
e. Mampu membangun hubungan yang konstruktif supaya memiliki keterampilan dan menjaga hubungan interpersonal dan mengkomunikaskan
apa yang dimiliki f.
Mampu beretika dalam memberikan pelayanan kepada individu dan kelompok, memahami perbedaan dan tidak membeda-bedakan
g. Mampu berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tulis, kepemimpinan, percaya diri, penelusuran informasi berdasarkan perubahan yang terjadi serta
mengembangkan diri sebagai penyelesai masalah. Jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi USU saat ini mencapai 515 orang yang
terdiri dari dari angkatan 2003 sampai dengan 2009. Perincian jumlah mahasiswa Fakultas Psikologi USU digambarkan dalam tabel 1 berikut:
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Angkatan
Jumlah 2003
1 2004
20 2005
76 2006
102 2007
116 2008
102 2009
98 TOTAL : 515
Dari pemaparan di atas disebutkan bahwa seorang lulusan Sarjana Psikologi Universitas Sumatera Utara yang diharapkan salah satunya adalah yang mampu
berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tulis, kepemimpinan, percaya diri, penelusuran informasi berdasarkan perubahan yang terjadi serta mengembangkan
diri sebagai penyelesai masalah. Oleh karena itu, seorang mahasiswa jurusan psikologi diharapkan memiliki kemampuan berbicara di depan umum yang baik.
D. Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara
Sebagai calon lulusan Sarjana Psikologi Universitas Sumatera Utara dan sebagai calon psikolog, setiap mahasiswa diharapkan mampu berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan, baik dalam komunikasi antar pribadi, komunikasi di depan umum maupun komunikasi masa. Demi memenuhi harapan tersebut,
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
metode pembelajaran di Fakultas Psikologi USU kebanyakan menggunakan sistem diskusi kelompok dan presentasi guna membiasakan mahasiswa berbicara
di depan umum. Namun, tidak jarang mahasiswa merasa cemas untuk mengungkapkan pikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi kelompok,
bertanya pada dosen, maupun ketika harus berbicara di depan kelas saat mempresentasikan tugas. Dalam hal penanganan kecemasan ini, antara satu
individu dengan individu lainnya dapat berbeda tergantung pada penilaian pribadi individu terhadap kemampuan yang dimilikinya yang disebut dengan self-efficacy
Sarafino, 1994 Ketika menghadapi situasi yang menekan, dalam hal ini berbicara di depan
umum, keyakinan individu terhadap kemampuan mereka self-efficacy akan mempengaruhi cara individu dalam bereaksi terhadap situasi tersebut Bandura,
1997. Menurut Bandura, self-efficacy berguna untuk melatih kontrol terhadap stressor yang berperan penting dalam keterbangkitan kecemasan. Individu yang
percaya bahwa mereka mampu mengadakan kontrol terhadap ancaman tidak mengalami keterbangkitan kecemasan yang tinggi. Sebaliknya mereka yang
percaya bahwa bahwa mereka tidak dapat mengatur ancaman, mengalami keterbangkitan kecemasan yang tinggi. Pendapat yang sama dikemukakan juga
oleh Feist Feist 2002, bahwa ketika seseorang mengalami ketakutan yang tinggi, kecemasan yang akut atau tingkat stress yang tinggi, maka biasanya
mereka mempunyai self-efficacy yang rendah. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi merasa mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam
mengatasi rintangan dan menganggap ancaman sebagai suatu tantangan yang
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
tidak perlu dihindari. Dengan kata lain, semakin tinggi self-efficacy seseorang, maka tingkat kecemasannya ketika berbicara di depan umum semakin rendah,
begitu pula sebaliknya. Bandura 1997 berasumsi bahwa harapan mengenai kemampuan untuk
melakukan tindakan yang diperlukan itu menentukan apakah orang yang bersangkutan akan berusaha untuk melakukannya, seberapa tekun ia
melakukannya, dan pada akhirnya akan menentukan seberapa keberhasilan yang akan diperolehnya, jika ia memang memiliki kemampuan insentif yang layak. Hal
ini juga sesuai dengan pendapat Lent 1991 bahwa keyakinan yang kuat dalam diri untuk mencapai performansi yang diharapkan akan memberi dorongan dan
kekuatan pada diri individu itu sendiri. Selain itu, Myers 1996 menambahkan bahwa individu dengan self-efficacy yang tinggi tidak mudah mengalami depresi
dan kecemasan serta memiliki pola hidup yang terfokus, sehingga dapat hidup lebih sehat dan sukses dalam bidang akademis.
E. Hipotesis