3. Daya beda aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki satu atau yang tidak
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur
oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2007. Pengujian daya beda aitem ini menghendaki dilakukannya komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan
koefisien korelasi item total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment. Prosedur pengujian ini akan
menghasilkan koefisen korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2007.
4. Hasil uji coba alat ukur
Uji coba skala self-efficacy dan kecemasan berbicara di depan umum dilakukan terhadap 170 mahasiswa dari beberapa fakultas di USU meliputi
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Soasial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi, dan Program Studi Keperawatan.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
a. Hasil uji coba skala self-efficacy Hasil ujicoba skala self-efficacy menunjukkan bahwa alat ukur valid dan
reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,907 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang bergerak dari 0,305
– 0,570. Jumlah aitem skala self-efficacy yang di ujicobakan adalah 60 aitem. setelah
dilakukan ujicoba jumlah aitem yang baik adalah sebanyak 39 aitem dengan koefisien korelasi r
xx
minimal 0,300. Jumlah aitem yang baik tersebut didasarkan pendapat Azwar 2000 yang menyatakan bahwa semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,300, daya pembedanya dianggap memuaskan. Distribusi aitem yang dipakai pada skala self-efficacy dapat dilihat pada
tabel 4. Tabel 4. Distribusi Aitem-aitem Skala Self-efficacy setelah uji coba
No. Aspek
Aitem Jlh
F UF
1. Level
2, 13, 14, 25, 26, 37, 38, 50
7, 8, 19, 20, 31, 32, 44, 55
16
2. Generality 3, 4, 16, 27, 28, 39, 51,
52 9, 10, 22, 33, 34, 46, 57
15
3. Strength
5, 29, 41 12, 23, 24, 35, 47
8 Total
19 20
39
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti pada tabel 5.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 5. Distribusi Aitem-aitem Skala Self-efficacy pada saat penelitian No.
Aspek Aitem
Jlh F
UF 1.
Level 1, 10, 11, 18, 19, 28, 29,
35 5, 6, 13, 14, 23, 24,
32, 38 16
2. Generality 2, 3, 12, 20, 21, 30, 36,
37 7, 18, 15, 25, 26, 33,
39 15
3. Strength
5, 29, 41 12, 23, 24, 35, 47
8 Total
19 20
39
a. Hasil uji coba skala kecemasan berbicara di depan umum Hasil ujicoba skala kecemasan berbicara di depan umum menunjukkan bahwa
alat ukur valid dan reliabel, dimana nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,948 dengan kisaran nilai corrected item total correlation yang bergerak dari 0,324
– 0,669.
Jumlah aitem skala kecemasan berbicara di depan umum yang di ujicobakan adalah 65 aitem. setelah dilakukan ujicoba jumlah aitem yang baik adalah
sebanyak 52 aitem dengan koefisien korelasi r
xx
minimal 0,300. Jumlah aitem yang baik tersebut didasarkan pendapat Azwar 2000 yang menyatakan bahwa
semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,300, daya pembedanya dianggap memuaskan.
Distribusi aitem yang dipakai pada skala kecemasan berbicara di depan umum dapat dilihat pada tabel 6.
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Tabel 6. Distribusi Aitem-aitem Skala Kecemasan berbicara di depan umum setelah uji coba
No. Aspek
Indikator perilaku
Aitem Jlh
F UF
1. Komponen
Fisik Jantung jantung
cepat 1, 14, 10
25 4
Suara yang
bergetar 3, 21, 27
8, 15 5
Kaki gemetar 4, 16, 30
9, 26 5
Kejang perut 5, 10, 17
- 3
Sulit bernafas 2, 11, 18
13, 29 5
Berkeringat 7, 19, 23, 28
- 4
2. Komponen
Proses Mental Sering
mengulang kata atau kalimat
31, 37, 42 34
4
Sulit untuk
mengingat fakta secara tepat
33,44, 48 39, 50
5
Melupakan hal- hal
yang penting
32, 41, 45 36
4
Tidak tahu apa yang
harus diucapkan
selanjutnya 35, 43, 49
40, 47 5
3. Komponen
Emosional Munculnya rasa
tidak mampu 54, 57
51, 60 4
Munculnya rasa takut
56, 59, 64 -
3 Munculnya rasa
kehilangan kendali
52 -
1
Total 37
15 52
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
Sebelum skala digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu aitem disusun kembali seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Aitem-aitem Skala Kecemasan berbicara di depan umum pada saat penelitian
No. Aspek
Indikator perilaku Aitem
Jlh F
UF 1.
Komponen Fisik
Jantung jantung
cepat 1, 12, 40
21 4
Suara yang
bergetar 23, 31, 45
7, 13 5
Kaki gemetar 4, 14, 26
33, 38 5
Kejang perut 9, 15, 39
- 3
Sulit bernafas 10, 16, 27
26, 46 5
Berkeringat 17, 24, 44, 52
- 4
2. Komponen
Proses Mental Sering mengulang
kata atau kalimat 2, 22, 48
30 4
Sulit untuk
mengingat fakta secara tepat
5, 29, 42 20, 34
5
Melupakan hal-
hal yang penting 18, 36, 51
32 4
Tidak tahu apa yang
harus diucapkan
selanjutnya 8, 19, 43
35, 41 5
3. Komponen
Emosional Munculnya rasa
tidak mampu 47, 49
3, 28 4
Munculnya rasa takut
6, 37, 50 -
3 Munculnya rasa
kehilangan kendali
11 -
1
Total 37
15 52
Astrid Indi Dwisty Anwar : Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, 2009.
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian