Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai Hak dan Kewajiban Penerima Gadai

Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada kreditur itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada kreditur-kreditur lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan. Jelas bahwa gadai adalah hak yang bersifat mendahulu dari seorang kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari benda yang digadaikan tersebut, manakala debitur tidak memenuhi kewajibannya. Hak ini memberikan hak mendahulu dari kreditur konkuren, berdasarkan ketentuan pasal 1132 KUH Perdata, Pasal 1133 KUH Perdata dan Pasal 1134 KUH Perdata. 36 a. Hak milik yang dimiliki seseorang atas kebendaan tertentu memberikan kepadanya hak untuk memberikan hak-hak kebendaan lain diatasnya, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat terbatas.

C. Hak dan Kewajiban Pemberi Gadai

1. Hak pemberi gadai Adapun hak dari pemberi gadai adalah : 37 b. Hak untuk tetap memiliki barang yang digadaikan bila debitur atau pemberi gadai tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya Pasal 1154 KUH Perdata. 38 2. Kewajiban pemberi gadai Adapun kewajiban pemberi gadai adalah : 36 Ibid, hal 172. 37 Ibid, hal 177. 38 Ibid, hal 183. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 a. Pemberi gadai harus melepaskan kekuasaan nyatanya atas benda-benda yang digadaikan itu. Caranya dilakukan menurut wujud masing-masing dari benda bergerak tersebut. Bagi benda bergerak yang berwujud dan bagi piutang- piutang kepada pembawa, maka cara mengeluarkan benda gadai dari pemberi gadai adalah dengan menyerahkannya kepada penerima gadai, yang dapat merupakan kreditur atau pihak ketiga yang ditunjuk atau disepakati bersama. Selanjutnya bagi benda bergerak yang tidak berwujud dalam bentuk piutang atas tunjuk, maka surat piutang atas tunjuk tersebut harus di “endorse” dan selanjutnya diserahkan kepada pemegang gadai. Dalam hal piutang atas nama, maka wujud pengeluarang piutang tersebut dari penguasaan pemberi gadai dilakukan dengan cara pemberitahuan akan gadai yang diberikan tersebut kepada orang terhadap siapa gadai dilaksanakan. 39 b. Pemberi gadai atau debitur diwajibkan mengganti kepada kreditur segala biaya yang berguna dan perlu, yang telah dikeluarkan oleh pihak yang tersebut belakangan ini guna keselamatan barang gadainya Pasal 1157 KUH Perdata. 40

D. Hak dan Kewajiban Penerima Gadai

1. Hak penerima gadai Adapun hak dari penerima gadai atau kreditur adalah sebagai berikut : a. Hak retentie 39 Ibid, hal 171. 40 Ibid, hal 176. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Hak gadai hanyalah ada bilamana pemberi gadai telah menyerahkan barang yang digadaikan. Kebanyakan pemberi gadai akan menyerahkan barang tersebut kepada pemegang gadai. Sedangkan pemegang gadai tidak perlu mengembalikan benda tersebut sebelum hutang, rente, dan biaya-biaya dibayar. Di dalam hukum pemegang gadai atau penerima gadai menguasai benda tersebut sampai tagihannya itu dilunasi, hak retentie adalah suatu upaya penting untuk mendorong pemberi gadai untuk membayar hutangnya. Pemegang gadai harus menjaga bahwa nilai daripada benda yang digadaikan tersebut, harus lebih tinggi dari hutang yang diikatkan dengan gadai. Oleh karena itu, maka pemberi gadai atau debitur mempunyai kepentingan untuk dapat memperoleh kembali bendanya dengan jalan melunasi hutang itu. b. Hak executie yang dipermudah Pada umumnya secara normal debitur atau pemberi gadai akan memenuhi kewajiban-kewajibannya dan benda tersebut akan dikembalikan padanya setelah ia melunasi hutangnya. Memang hak gadai itu diciptakan dengan maksud adanya kemungkinan debitur tidak akan memnuhi kewajiban- kewajibannya. Dalam kasus demikian, setiap kreditur bebas memperoleh ganti rugi dari harta benda debitur, tetapi kreditur yang minta janji suatu hak gadai memperoleh kemungkinan ganti rugi yang lebih mudah. Didalam beberapa segi, maka pemegang gadai didalam memperoleh ganti rugi mempunyai suatu posisi yang lebih menguntungkan daripada kreditur lain yang tagihannya tidak dijamin dengan gadai. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 c. Hak yang didahulukan untuk memperoleh ganti rugi. Kreditur yang mempunyai tagihan yang diperkuat dengan hak gadai untuk mencapai tidak hanya bahwa ia tidak harus menunggu-nunggu pembayarannya, akan tetapi dengan cara sederhana dapat melakukan eksekusi atas benda gadai tersebut. Di samping itu, bahwa tagihannya itu akan memperoleh ganti rugi yang paling didahulukan dari hasil benda gadai itu. Pemegang gadai didalam pembagian hasil eksekusi, haknya tidak hanya diatas para kreditur concurrent saja, melainkan juga diatas kreditur-kreditur yang diberikan prefentie voorrang menurut Undang-undang Pasal 1134 ayat 2 BW. 41 Rumusan tersebut pada prinsipnya menunjukkan kembali bahwa sebagai seorang yang memegang atau memangku sesuatu kedudukan berkuasa atas segala benda milik orang lain berkewajiban untuk memelihara benda tersebut dengan 2. Kewajiban penerima gadai Hal ini sebagaimana tertuang dalam pasal 1157 KUH Perdata, yang berbunyi: “Kreditur bertanggung jawab untuk hilangnya atau kemerosotan barangnya sekedar itu telah terjadi karena kelalaiannya. Sebaliknya debitur diwajibkan mengganti kepada kreditur segala biaya yang berguna dan perlu, yang telah dikeluarkan oleh pihak yang tersebut belakangan ini guna keselamatan barang gadainya.” 41 R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Bab-Bab tentang Hukum Benda, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1984, hal 101. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 baik, sebagaimana halnya seorang pemilik sejati. Dalam hal demikian maka ia berkewajiban untuk mengeluarkan biaya yang diperlukan untuk menyelamatkan benda tersebut. Selanjutnya pemilik sejati dari benda tersebut berkewajiban untuk menggantikan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh pemangku kedudukan berkuasa ini untuk menyelamatkan benda tersebut. 42 42 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op Cit, hal 176.

BAB III HAK ATAS BENDA JAMINAN

A. Pengertian Benda

Pengertian benda dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat ditemukan dalam Pasal 499, yang berbunyi : “Menurut paham undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah, tiap- tiap barang dan tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik.”