Pengertian Benda HAK ATAS BENDA JAMINAN

Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 baik, sebagaimana halnya seorang pemilik sejati. Dalam hal demikian maka ia berkewajiban untuk mengeluarkan biaya yang diperlukan untuk menyelamatkan benda tersebut. Selanjutnya pemilik sejati dari benda tersebut berkewajiban untuk menggantikan segala biaya yang telah dikeluarkan oleh pemangku kedudukan berkuasa ini untuk menyelamatkan benda tersebut. 42 42 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op Cit, hal 176.

BAB III HAK ATAS BENDA JAMINAN

A. Pengertian Benda

Pengertian benda dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat ditemukan dalam Pasal 499, yang berbunyi : “Menurut paham undang-undang yang dinamakan kebendaan ialah, tiap- tiap barang dan tiap-tiap hak, yang dapat dikuasai oleh hak milik.” Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Dari rumusan tersebut dapat diketahui bahwa dalam pandangan undang- undang Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang dimaksud dengan kebendaan adalah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik, tanpa mempedulikan jenis atau wujudnya. Satu hal yang perlu dicatat dan diperhatikan disini adalah bahwa penguasaan dalm bentuk hak milik ini adalah penguasaan yang memiliki nilai ekonomis. Suatu kebendaan yang dapat dimiliki tetapi tidak memiliki nilai ekonomis bukanlah kebendaan yang menjadi objek pembicaraan. 43 Dengan ketentuan tersebut dalam Pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, jelas bahwa hanya kebendaan yang memiliki nilai ekonomis saja yang dapat menjadi jaminan bagi pelaksanaan perikatan, kewajiban prestasi atau utang seorang debitur. Dalam konteks tersebut diatas, perlu dipahami bahwa adakalanya dalam pandangan umum, suatu kebendaan, misalnya udara dan air, dapat dianggap tidak memiliki nilai ekonomis, namun oleh karena sifat dan penggunaannya, kebendaan tersebut, yaitu udara dan air tersebut, pada lain ketika dapat menjadi kebendaan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dengan demikian, seharusnya dipahami bahwa makna ekonomis, menurut Kitab Undang- undang Hukum Perdata tidaklah bersifat rigrid. Pemahaman makna ekonomis Hal ini membawa konsekuensi logis kepada ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang- undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa : “Segala kebendaan yang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan- perikatan perorangan debitur itu.” 43 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Kebendaan pada Umumnya, Kencana, Jakarta, 2003, hal 31. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 dalam konteks Pasal 499 jo. Pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata tersebut harus dilihat dan dinilai secara kasuistis, dan dalam hal ini merupakan kewajiban bagi pihak debitur untuk memelihara kebendaan yang dimiliki olehnya dan tidak untuk melakukan suatu tindakan yang tidak diperlukan, yang dapat mengakibatkan berkurangnya nilai ekonomis dari kebendaan yang merupakan harta kekayaannya tersebut. Dalam hal debitur melakukan tindakan yang tidak diperlukan, yang tidak diwajibkan, yang ternyata mengakibatkan kerugian pada harta kekayaannya, Pasal 1341 Kitab Undang-undang Hukum Perdata memberikan hak kepada kreditur untuk menuntut pembatalan tindakan atau perbuatan hukum yang tidak diwajibkan tersebut. 44 44 Ibid Pasal 1341 Kitab Undang- undang Hukum Perdata yang dikenal dengan nama Actio Pauliana, secara lengkapnya berbunyi sebagai berikut : Meskipun demikian perjanjian hanya mengikat para pihak yang membuatnya, tiap-tiap kreditur boleh mengajukan batalnya segala perbuatan yang tidak diwajibkan yang dilakukan oleh debitur, dengan nama apapun juga, yang merugikan kreditur, asal dibuktikan bahwa ketika perbuatan dilakukan, baik debitur maupun orang dengan atau untuk siapa debitur itu berbuat, mengetahui bahwa perbuatan itu membawa akibat yang merugikan para kreditur. Hak-hak yang diperolehnya dengan itikad baik oleh orang-orang pihak ketiga atas barang-barang yang menjadi pokok perbuatan yang batal itu, dilindungi. Untuk mengajukan batalnya perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan cuma-cuma oleh debitur, cukuplah kreditur membuktikan bahwa debitur, pada waktu melakukan perbuatan itu tahu bahwa ia dengan berbuat demikian merugikan para kreditur yang mengutangkan padanya, tak peduli apakah orang yang menerima keuntungan juga mengetahui atau tidak. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Dengan demikian jelaslah bahwa kebendaan debitur, yang dikuasai oleh debitur dengan hak milik merupakan jaminan bagi setiap pemenuhan perikatan , kewajiban, prestasi atau utang debitur. 45 Mengenai jenis dan macam benda di Indonesia, saat ini tidak dapat lagi ditemukan dalam satu ketentuan yaitu Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata, melainkan tersebar dalam beberapa peraturan perundang-undangan, yang masing-masing saling melengkapi satu dengan lainnya, walaupun demikian tidaklah berarti tidak dapat ditarik suatu generalisasi.

B. Macam dan jenis benda