Benda bergerak Macam dan jenis benda

Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 b. Benda tersebut adalah benda yang digunakan untuk kepentingan umum, dan tidak dimaksudkan untuk dimiliki oleh orang perorangan atau badan kesatuan. Benda-benda ini pada umumnya dimiliki oleh negara, tetapi tidak dapat dipergunakan oleh negara dalam lapangan hukum perdata; atau c. Benda tersebut adalah benda yang karena sifatnya tidak mungkin dimiliki, seperti misalnya udara bebas, air di laut, walau demikian tidak menutup kemungkinan bahwa dengan suatu upaya atau cara tertentu, misalnya udara tersebut kemudian dimurnikan oksigennya O2, atau air laut tersebut kemudian dikelola lebih lanjut, maka udara dan air tersebut akan dapat menjadi milik seseorang yang dapat diperjualbelikan secara ekonomis. Benda- benda yang disebutkan terakhir ini pada mulanya adalah benda yang tidak dapat dimiliki atau res nullius. 51 Selanjutnya pengaturan lebih lanjut mengenai benda tidak bergerak dan benda bergerak dapat dilihat :

1. Benda bergerak

Kebendaan jenis kedua yang diatur secara terperinci dalam Kitab Undang- undang Hukum Perdata adalah benda bergerak, yang diatur dalam Bagian IV Bab I Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata mulai Pasal 509 hingga Pasal 518 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. 52 “Kebendaan bergerak karena sifatnya adalah kebendaan yang dapat berpindah atau dipindahkan.” Selanjutnya Pasal 509 selengkapnya berbunyi : 51 Ibid, hal 54 52 Ibid, hal 125. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Pasal 510 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang berbunyi : “Kapal-kapal, perahu-perahu, perahu-perahu tambang, gilingan-gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang di perahu atau yang berdiri, terlepas dan barang-benda sejenis adalah kebendaan bergerak.” Pasal 511 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang berbunyi : Yang dianggap sebagai kebendaan bergerak karena ditentukan undang- undang adalah : a. Hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan bergerak. b. Hak atas bunga-bunga yang dijanjikan, baik bunga yang diabadikan, maupun bunga cagak hidup. c. Perikatan-perikatan dan tuntutan-tuntutan mengenai jumlah-jumlah uang yang dapat ditagih atau yang mengenai kebendaan bergerak. d. Sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda- benda persekutuan yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan kebendaan tidak bergerak. Sero-sero atau andil itu dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan. e. Andil dalam perutangan atas beban negara Indonesia, baik andil-andil karena pendaftaran dalam buku besar maupun sertifikat-sertifikat, surat-surat pengakuan utang, obligasi atau surat-surat lain yang berharga, beserta kupon-kupon atau surat tanda bunga yang termasuk didalamnya. f. Sero-sero atau kupon obligasi dalam perutangan lain, termasuk juga perutangan yang dilakukan negara-negara asing. Pasal 512 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan : Apabila dalam undang-undang atau daalm sesuatu perbuatan perdata dipakai istilah : barang-barang bergerak, perkakas rumah, mebel-mebel atau perabot rumah tangga, perhiasan rumah tangga, atau rumah dengan segala apa yang ada di dalamnya, dan kesemuanya itu tanpa kata-kata tambahan, perluasan atau pembatasan, maka istilah-istilah itu harus dianggap meliputi benda-benda yang ditunjuk dalam pasal-pasal berikut. Pasal 513 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan : “Istilah barang-barang bergerak meliputi tanpa perkecualian segala apa yang menurut ketentuan yang tertera di atas bersifat bergerak.” Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Pasal 514 Kitab Undang-undang Hukum , yang menyatakan : Istilah perkakas rumah tangga meliputi segala apa yang menurut ketentuan-ketentuan di atas dianggap bersifat bergerak, terkecuali uang tunai, sero-sero dan piutang-piutang dan hak-hak lainnya tersebut dalam pasal 511, barang-barang perdagangan dan bahan-bahan, perkakas- perkakas bersangkutan dengan perusahaan pabrik, barang-barang hasil pabrik itu atau perusahaan pertanian, bahan-bahan rumah beserta kapal- kapal dan andil-andil kapal. Pasal 515 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan : Istilah mebel-mebel atau perabot rumah meliputi segala apa yang menurut pasal yang lalu termasuk dalam istilah perkakas rumah, terkecuali kuda- kuda dan binatang-binatang, kereta-kereta dengan perlengkapannya, batu- batu permata, buku-buku dan tulisan-tulisan, lukisan-lukisan, gambar- gambar, pigura-pigura, patung-patung, penning-penning peringatan, perkakas ilmu alam dan ilmu pengetahuan, dan barang-barang berharga dan barang-barang pelik lainnya, pakaian pribadi, senjata-senjata gandum, anggur-anggur dan bahan keperluan hidup lainnya. Pasal 516 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan : “Dengan kata-kata rumah dan segala apa yang didalamnya, yang dimaksud ialah semua yang menurut pasal 513 bersifat bergerak dan diketemukan dalam rumah itu, kecuali uang tunai, piutang-piutang dan hak-hak lain yang surat-surat buktinya kiranya ada dalam rumah itu.” Pasal 517 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, yang menyatakan : Istilah perhiasan rumah meliputi segala mebel yang diperuntukkan guna dipakai dan menghiasi ruangan seperti : kertas dinding permadani, tempat tidur, kursi, cermin, lonceng, meja, benda-benda dari porselen, dan benda- benda lain yang sesifat. Lukisan-lukisan dan patung-patung yang merupakan sebagian dari mebel dalam suatu ruangan, termasuk juga didalamnya, akan tetapi tidak termasuk di dalamnya, himpunan lukisan-lukisan, gambar-gambar, dan patung-patung yang dipasang dalam serambi-serambi atau ruangan- ruangan istimewa. Demikianlah pula mengenai benda-benda dari porselen, segala benda yang merupakan penghias ruangan, termasuk dalam istilah perhiasan rumah. Pasal 518 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan : Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 “Istilah rumah yang bermebel atau rumah beserta mebelnya hanya meliputi perhiasan rumah.” Dari sepuluh pasal mengenai benda bergerak yang dikutip diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum, yaitu : a. Yang dinamakan dengan benda bergerak adalah benda yang karena sifatnya dapat berpindah atau dipindahkan. Dengan rumusan “dapat berpindah”, Kitab Undang-undang Hukum Perdata hendak menegaskan bahwa binatang- binatang peliharaan adalah juga termasuk benda bergerak yang dapat dimiliki oleh manusia. Sedangkan pernyataan “dapat dipindahkan” menunjukkan pada suatu keadaan bahwa benda tersebut, dengan kekuatan manusia atau dengan akal manusia dengan bantuan alat-alat kerja dapat dipindahkan dari sutau tempat ke tempat lainnya tanpa mengubah wujud bentuk dan kegunaan dari benda tersebut sebagai satu kesatuan. Contoh dari benda bergerak ini adalah meja, kursi, lemari, dan lain-lain. Dari rumusan pernyataan “karena sifatnya dapat berpindah atau dapat dipindahkan”, Kitab Undang-undang Hukum Perdata sesungguhnya menunjuk pada benda bergerak yang berwujud. Jadi dengan demikian berarti yang digolongkan sebagai benda bergerak adalah setiap benda berwujud, yang dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain, tanpa mengubah wujud bentuk dan kegunaan dari benda tersebut sebagai satu kesatuan. b. Golongan benda bergerak lainnya yang kedua adalah kapal-kapal, perahu- perahu tambang, gilingan-gilingan dan tempat-tempat pemandian yang dipasang perahu atau terlepas, dan benda-benda sejenis itu. Dalam konteks Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 kapal dan perahu, dapat diketahui bahwa pada dasarnya Kitab Undang-undang Hukum Perdata memperlakukan kapal atau perahu sebagai suatu benda bergerak yang berwujud. Seperti telah dijelaskan di atas dengan memperhatikan ketentuan pasal 314 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, yang berbunyi : Kapal-kapal Indonesia yang berukuran paling sedikit dua puluh meter kubik isi kotor, dapat dibukukan dalam suatu register kapal menurut ketentuan- ketentuan yang akan ditetapkan dalam suatu undang-undang tersendiri. Dalam ketentuan Undang-Undang ini harus pula diatur tentang caranya peralihan hak milik dan penyerahan akan kapal-kapal atau kapal-kapal yang dibukukan dalam register kapal tersebut, dan andil dalam kapal-kapal atau kapal-kapal dalam pembuatan seperti itu. Atas kapal-kapal yang dibukukan dalam register kapal, kapal-kapal dalam pembuatan dan andil-andil dalam kapal-kapal dan kapal-kapal dalam pembuatan seperti itu dapat diletakkan hipotek. Atas kapal-kapal yang disebutkan dalam ayat kesatu tidak dapat diletakkan hak gadai. Atas kapal-kapal yang dibukukan tidak berlakulah pasal 1977 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Dapat diketahui bahwa kapal-kapal laut yang memiliki ukuran sekurang- kurangnya dua puluh meter kubik isi kotor yang didaftarkan di Syahbandar Diektorat Jenderal Perhubungan Laut Departemen Perhubungan dan yang dengan pendaftaran tersebut memiliki kebangsaan sebagai Kapal Indonesia, diperlakukan sebagai kebendaan yang tidak bergerak. Sebagai kebendaan tidak bergerak, maka penjaminan yang dapat diletakkan di atasnya pun hanya dalam bentuk hipotek, dan bukan dalam bentuk gadai. Ketentuan mengenai pendaftaran kapal laut sebagai benda yang tidak bergerak diatur dalam suatu peraturan tersendiri, yang disebut dengan nama Teboekstelling van Schepen Peraturan Pendaftaran Kapal Stb. 1993 No. 48 jo. Stb. 1938 No. 2, yang mulai berlaku tanggal 1 April 1938. Hanya bagi Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 kapal-kapal yang tidak terdaftar, dengan ukuran kurang dari dua puluh meter kubik isi kotor dianggap sebagai kebendaan yang bergerak. c. Golongan ketiga menunjuk pada hak-hak yang mengikuti kebendaan bergerak yang berwujud, yang dalam hal ini meliputi : 1 Hak pakai hasil dan hak pakai atas kebendaan bergerak. 2 Hak atas bunga-bunga yang dijanjikan, baik bunga yang diabadikan, maupun bunga cagak hidup. 3 Perikatan-perikatan dan tuntutan-tuntutan mengenai jumlah-jumlah uang yang dapat ditagih atau yang mengenai kebendaan bergerak. 4 Sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda-benda persekutuan yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan kebendaan tidak bergerak. Sero-sero atau andil itu dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan. 5 Andil dalam perutangan atas beban negara Indonesia, baik andil-andil karena pendaftaran dalam buku besar maupun sertifikat-sertifikat, surat- surat pengakuan utang, obligasi atau surat-surat lain yang berharga, beserta kupon-kupon atau surat tanda bunga yang termasuk didalamnya. 6 Sero-sero atau kupon obligasi dalam perutangan lain, termasuk juga perutangan yang dilakukan negara-negara asing.” d. Pesawat Terbang. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Berbeda dengan kapal laut yang dapat ditemukan pengaturannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang, pesawat terbang merupakan jenis kebendaan dalam lapangan komersil yang tidak ditemukan pengaturannya dalam kedua kitab tersebut. Dalam prakteknya oleh karena pesawat terbang harus mempunyai sifat nasionalitas, dan karenanya juga berarti harus didaftarkan, maka sebagaimana halnya kapal laut yang terdaftar yang diperlakukan sebagai benda tidak bergerak, maka terhadap pesawat terbang ini pun sejalan dengan sifat pendaftarannya, juga diperlakukan sebagai benda tidak bergerak dengan penjaminannya dalam bentuk hipotek. Hal ini sejalan dengan Konvensi Genewa 1948 tentang Convention on the International Recognition of Rights in Aircrafts, diakui secara tegas jaminan dalam bentuk hipotek mortgages atas pesawat terbang. 53 a. Pekarangan-pekarangan dan apa yang didirikan diatasnya.

2. Benda tidak bergerak