Penyalahgunaan Hak atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai

Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Selain peraturan perundangan yang sepenuhnya mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan penjaminan utang, terdapat pula peraturan perundang- undangan lain yang dalam salah satu ketentuannya mengatur tentang penjaminan utang. 79 1. Hak retensi.

B. Penyalahgunaan Hak atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai

Pasal 1159 KUH Perdata, menyebutkan : Selama si pemegang tidak menyalahgunakan barang, yang diberikan dalam gadai, maka si berutang tidaklah berkuasa menuntut pengembaliannya, sebelum ia telah membayar sepenuhnya hasil uang pokok maupun bunga dan biaya utangnya, yang untuk menjamin barang gadainya telah diberikan, beserta pula segala biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang gadainya. Jika diantara si berutang dan si berpiutang ada pula suatu utang kedua, yang dibuatnya sesudah saat pemberian gadai, dan dapat ditagih sebelum pembayaran utang pertama dan pada hari pembayaran itu sendiri, maka si berpiutang tidaklah diwajibkan melepaskan barang gadainya sebelum kepadanya dilunasi sepenuhnya kedua utang tersebut, sekeli pun tidak telah diperjanjikan untuk mengikatkan barang gadainya bagi pembayaran utang keduanya. Perlu diingat, bahwa pemegang gadai mempunyai 3 kewenangan, yaitu : Hak gadai hanyalah ada bilamana pemberi gadai telah menyerahkan benda yang digadaikan. Kebanyakan pemberi gadai akan menyerahkan benda yang telah digadaikan tersebut kepada pemegang gadai. Sedangkan pemegang gadai tidak perlu mengembalikan benda tersebut sebelum hutang, rente, dan biaya- biaya dibayar. 79 Ibid. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Didalam hukum pemegang gadai menguasai benda tersebut sampai tagihannya dilunasi. Hak retensi adalah suatu upaya yang penting untuk mendorong debitur membayar hutangnya. Pemegang agadi harus menjaga, bahwa nilai daripada benda yang digadaikan tersebut, harus lebih tinggi dari hutang yang diikat dengan hak gadai itu. Oleh karena itu, maka debitur mempunyai kepentingan untuk memperoleh kembali bendanya dengan jalan melunasi hutang tersebut. 2. Hak eksekusi yang dipermudah. Pada umumnya secara normal debitur akan memenuhi kewajiban- kewajibannya dan benda tersebut akan dikembalikan padanya setelah ia melunasi hutangnya. Memang hak gadai itu diciptakan dengan maksud adanya kemungkinan debitur tidak akan memenuhi kewajiban-kewajibannya. Adalah benar, didalam kasus demikian setiap kreditur bebas memperoleh ganti rugi dari harta benda debitur, tetapi kreditur yang minta janji suatu hak gadai memperoleh kemungkinan ganti rugi yang lebih mudah. Didalam beberapa segi, maka pemegang gadai di dalam memperoleh ganti rugi mempunyai suatu posisi yang lebih menguntungkan daripada kreditur lain yang tagihannya tidak dijamin dengan hak gadai. 3. Hak yang didahulukan untuk memperoleh ganti rugi voorrang bij verhaal. 80 Suatu kasus, A memberikan sepeda kumbangnya kedalam gadai kepada B. beberapa waktu kemudian A mengetahui, bahwa B telah menikmati kegunaan 80 R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Op Cit, hal. 101. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 sepeda kumbang tersebut untuk pengangkutan ke dan pulang dari tempat kerjanya. A lantas menuntut pengembalian barang tersebut. 81 Dari pertimbangan pasal 1159 KUH Perdata secara a contrario ternyata, bahwa penyalahgunaan benda gadai itu menghapuskan hak gadai. Kapankah dianggap ada penyalahgunaan ? 82 Pada asasnya penggunaan adalah sama dengan penyalahgunaan. Pemegang gadai boleh menahan benda itu padanya, tetapi menggunakannya sekali-kali tidak boleh. Akan tetapi pada pihak-pihak diperkenankan untuk menyimpangi ketentuan itu dan bagi pemegang gadai dapat diberi wewenang untuk menggunakan barang tersebut. 83 Akan tetapi lain halnya apabila benda gadai itu terlepas dari kekuasaan pemegang gadai dan diperoleh oleh seorang pihak ketiga yang beritikad baik. Pemegang gadai tidak hanya harus menguasai gadainya, bahkan untuk itu ia wajib, dalam arti, bahwa bilamana pemegang gadai melepaskan barang tersebut ke tangan pihak ketiga, yang pada galibnya menimbulkan penyalahgunaan dan akibatnya hapusnya hak gadai. 84 Akan tetapi disini dimungkinkan adanya penyimpangan-penyimpangan secara kontraktuil. Demikian pada penggadaian effect-effect adalah umum, bahwa pemegang gadai meminta janji lebih lanjut, dibolehkan menggadaikan lagi herverpanding effect-effect yang digadaikan itu. 85 81 Ibid, hal 105. 82 Ibid. 83 Ibid. 84 Ibid. 85 Ibid, hal 106. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Juga tanpa meminta janji secara tegas ada keadaan-keadaan dimana dituntut oleh kepantasan, bahwa hak gadai itu tetap ada, meskipun untuk sementara waktu pemegang gadai melepaskan kekuasaan nyatanya pasal 1339 BW. 86 Pentingnya conststering, bahwa dengan keadaan-keadaan tertentu hak gadai itu tetap ada, meskipun kekuasaan nyata dari pemegang gadai terhadap benda itu untuk sementara waktu dilepaskan, karena sifatnya yang zakelijk dari hak gadai itu. Selama hak gadai itu berlangsung, maka si pemegang gadai dapat melakukan revendicatie dengan suatu aksi kebendaan zakelijke actie. Misal, A memberikan sepedanya dalam gadai kepada B. Dengan izin A, B meminjamkan sepeda tersebut kepada C dengan hak untuk menuntut kembali. C lalu jatuh pailit. Maka, hak gadai B dengan adanya perjanjian peminjaman dengan C ini menjadi tidak gugur. Juga bila untuk itu tidak ada perjanjian apa-apa, hak gadai itu tidak gugur, bilamana pemegang gadai melepaskan benda gadai itu pada pihak ketiga, karena keadaan memaksa untuk melakukan perbaikan-perbaikan atas benda itu. 87 Adapun hal yang seharusnya dilakukan oleh pemilik jaminan adalah dapat dilihat berdasarkan kasus, A seorang pengusaha mebel untuk kantor, telah menyerahkan barang-barang simpanan perusahaannya kepada B atas kredit yang diberikan B kepadanya. Andaikata debitur itu secara normal memenuhi 86 Ibid. 87 Ibid. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 kewajibannya, maka tidak akan terjadi sama sekali pelaksanaan daripada hak jaminan itu. 88 Bilamana A tepat pada waktunya melunasi hutang-hutangnya pada B, maka ia tetap menjadi pemilik sempurna daripada mebel-mebel kantor itu baik secara otomatis, bilamana orang beranggapan, bahwa penyerahan jaminan itu suatu hak accessoir, maupun setelah suatu penyerahan kembali yang tidak berbentuk, demikian orang menganggap hak milik jaminan itub sebagai suatu hak yang mandiri. 89 Bagaimana andaikata A tidak memenuhi kewajibannya ? penyerahan hak milik adalah sesuatu yang berada diluar ketentuan undang-undang sama sekali berkembang di dalam praktek dan peradilan. Sehingga mengenai hal ini undang- undang tidak menutup atau melarangnya, karena adanya semacam gadai yang terselubung. Ingat saja, bahwa perkembangan figur hukum ini sebegitu jauh menyangkut benda-benda bergerak yang bertubuh, hanyalah dapat berterima kasih kepada kenyataan, bahwa persyaratan pengorbanan penyerahan kekuasaan nyata atau melepaskan kekuasaan nyata untuk adanya hak gadai dalam lalu lintas hukum sebagai pengalaman yang tidak praktis, akan tetapi untuk ketentuan- ketentuan hak gadai selebihnya sebanyak mungkin ditetapkan secara analogis. 90 1. Bahwa pasal-pasal 1154, 1155 dan 1156 KUH perdata juga berlaku bagi pemilik jaminan. Pemilik jaminan dilarang memiliki barang-barang jaminan. Pada umumnya dapat diterima, bahwa hal ini bagi pemilik jaminan akan menghadapi konsekuensi sebagai berikut : 88 Ibid, hal 113. 89 Ibid. 90 Ibid. Nazariah : Penyalahgunaan Hak Atas Benda Jaminan yang Dikaitkan dengan Gadai, 2008. USU Repository © 2009 Pemilik jaminan setelah menerima penyerahan benda-benda itu dari debitur ia wajib menjual barang-barang itu dimuka umum. Semua permintaan janji-janji, yang menyangkut hubungan kredit ini adalah batal, tetapi sebaliknya, bilamana pembayaran hutang tersebut telah jatuh waktu, maka pihak-pihak adalah bebas untuk mengadakan pengaturan lain menjual dibawah tangan, mempertahankan nilai taksasi dan lain-lain. Juga pemilik jaminan dapat minta kuasa dari hakim untuk memperoleh ganti ruginya dengan suatu cara lain. 2. Pihak pemilik jaminan mempunyai hak akan parate executie, artinya ia dapat memperoleh ganti rugi tagihannya itu dari barang-barang yang diserahkan tanpa melalui suatu kuasa titel executoriaal. 3. Pemilik jaminan adalah separatist, artinya ia dapat melaksanakan ganti ruginya itu diluar faillissement si debitur. 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN