c. Keadaan kesehatan, posisi dan erupsi gigi
d. Profil wajah
e. Derajat prognasi dentoalveolar
f. Umur pasien
g. Keadaan gigi geligi
2.2.2.1 Pencabutan Gigi Insisivus Rahang Atas dan Insisivus Rahang Bawah
Gigi insisivus jarang dilakukan pencabutan untuk perawatan ortodonti. Namun pada beberapa kondisi tertentu pencabutan satu atau lebih gigi insisivus, terutama gigi
insisivus rahang atas dapat dilakukan, seperti:
14
a. Kasus impaksi gigi insisivus rahang atas yang tidak dapat dikembalikan ke
posisi normalnya. b.
Ketika salah satu gigi insisivus lateral sudah hilang maka dapat dilakukan pencabutan pada gigi insisivus lateral pada sisi lainnya untuk
mempertahankan kesimetrisannya. c.
Kasus gigi insisivus dengan karies yang parah dan tidak dapat dipertahankan. d.
Malformasi gigi insisivus yang tidak dapat di rawat dengan protesa. e.
Kasus dilaserasi insisivus. Pencabutan untuk gigi insisivus rahang bawah sebisa mungkin untuk dihindari
karena dianggap dapat menyebabkan kolapsnya rahang bawah. Kasus dimana gigi insisivus rahang bawah memiliki prognosis yang buruk, seperti mengalami trauma,
karies dan kehilangan tulang, juga menjadi indikasi pencabutan gigi insisivus rahang bawah.
14
2.2.2.2 Pencabutan Gigi Kaninus
Pencabutan gigi kaninus sebagai bagian dari perawatan ortodonti jarang dilakukan karena dianggap penting untuk mempertahankan estetis. Pencabutan gigi
kaninus dianggap dapat menyebabkan wajah terlihat datar, merubah keseimbangan dan ekspresi wajah. Namun gigi kaninus dapat dilakukan pencabutan ketika posisinya
dianggap sulit untuk diselaraskan. Contohnya pada kasus dimana posisi kaninus keluar dari lengkung dan akar gigi kaninus mengalami malposisi yang parah atau ketika gigi
kaninus mengalami impaksi dengan posisi yang tidak menguntungkan.
10,12,14
2.2.2.3 Pencabutan Gigi Premolar Pertama
Gigi premolar pertama merupakan gigi yang paling sering dilakukan pencabutan untuk perawatan ortodonti, terutama untuk terapi gigi berjejal. Hal tersebut
dikarenakan lokasi dari gigi premolar pertama yang bila dilakukan pencabutan, dapat memberikan ruang sehingga baik regio anterior maupun posterior dapat dikoreksi
sekaligus. Kontak antara gigi kaninus dan gigi premolar kedua juga dianggap baik. Pencabutan gigi premolar pertama akan meninggalkan ruang pada regio posterior yang
memberi penjangkaran yang adekuat untuk merektraksi gigi anterior.
14
Pencabutan gigi premolar pertama dilakukan pada kondisi gigi anterior rahang atas atau rahang bawah yang berjejal sedang sampai parah. Untuk mengoreksi gigi
anterior yang proklinasi parah pada kasus maloklusi Klas II divisi 1, atau pada kasus Klas I protrusi bidental. Pencabutan gigi premolar pertama dapat dilakukan setelah
seluruh premolar, gigi insisivus permanen dan kaninus erupsi untuk dapat dimulainya perawatan ortodonti cekat, karena migrasi gigi ke mesial sangat cepat akibat
pencabutan gigi premolar.
12,14
2.2.2.4 Pencabutan Gigi Premolar Kedua