3. Sudut ANB adalah sudut yang terbentuk oleh titik pertemuan antara garis yang menghubungkan Nasion ke titik A dengan Nasion ke titik B. Menunjukkan posisi
maksila dan mandibula terhadap satu sama lain. 4. Perawatan ortodonti cekat dengan pencabutan adalah perawatan ortodonti
menggunakan piranti cekat, dengan prosedur pencabutan gigi premolar pertama, premolar kedua danatau molar untuk mendapatkan ruang untuk menggerakkan gigi
ke posisi yang ideal. 5. Perawatan ortodonti cekat tanpa pencabutan adalah perawatan ortodonti
menggunakan piranti cekat, tanpa melakukan prosedur pencabutan gigi untuk menyediakan ruang yang dibutuhkan.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, busur dan lembar isian, yang digunakan sebagai media pengumpulan data. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data rekam medis pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang
telah ditentukan Gambar 7.
Gambar 7
. Alat dan bahan penelitian A Alat tulis dan busur; B Lembar isian; dan C Rekam medis pasien.
A B
C
3.8 Prosedur Penelitian
1. Pengumpulan data dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yang telah ditentukan. Data rekam medis pasien yang berkunjung ke Klinik PPDGS Ortodonti FKG USU untuk mendapatkan perawatan piranti
ortodonti cekat dari tahun 2006 sd tahun 2010. 2.
Metode penilaian relasi skeletal dalam penelitian ini ditentukan menggunakan analisis sefalometri Steiner.
1,3,12,17,22,23
3. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengukuran kembali pada
sefalogram dari data rekam medis seperti besar sudut SNA, SNB dan ANB menggunakan busur.
4. Hasil pengukuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam lembar isian, beserta
dengan rencana perawatan yang dilakukan, apakah perawatan dengan atau tanpa pencabutan.
5. Hasil pengumpulan data dimasukkan kedalam tabel di komputer untuk
dianalisis. 6.
Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasikan data berdasarkan jenis perawatan dan maloklusinya, untuk mengetahui prevalensi maloklusi
berdasarkan relasi skeletal pada kasus pencabutan maupun non-pencabutan.
3.9 Pengolahan Data
Data yang diperoleh dianalisis, diklasifikasikan, diinterpretasikan setiap variabel pengukuran dan dianalisis dengan komputerisasi.
3.10 Ethical Clearance
Penelitian yang dilakukan telah memintakan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Peneliti melakukan penelitian tentang prevalensi relasi skeletal pada kasus pencabutan dan non-pencabutan yang dilakukan di Klinik PPDGS Ortodonti FKG
USU. Sampel penelitian berjumlah 122 sampel yang terdiri atas 65 sampel kasus non-pencabutan dan 57 sampel kasus pencabutan yang berasal dari data rekam medis
pasien yang telah selesai menjalani perawatan ortodonti dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi seperti yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini menggunakan
data sudut ANB sebelum perawatan dari data rekam medis sampel. Hasil perhitungan pada sampel berupa jumlah maloklusi yang diklasifikasikan menjadi tiga Klas sesuai
dengan relasi skeletal sampel Tabel 1.
Tabel 1. Prevalensi relasi skeletal pada kasus pencabutan dan non-pencabutan N=122
Tabel 1 menunjukkan bahwa pasien yang telah selesai melakukan perawatan ortodonti cekat dengan pencabutan di klinik PPDGS Ortodonti FKG USU dari tahun
2006 sampai dengan 2010 adalah sebanyak 57 orang, dengan 46,72. Persentase relasi skeletal tertinggi adalah relasi skeletal Klas I dengan 23,77 29 orang, diikuti
Klas II dengan 16,39 20 orang dan Klas III dengan 6,55 8 orang. Sedangkan
RELASI SKELETAL
JENIS PERAWATAN DENGAN PENCABUTAN
TANPA PENCABUTAN FREKUENSI N PERSEN FREKUENSI N PERSEN
Klas I Skeletal 29
23,77 37
30,32
Klas II Skeletal
20 16,39
19 15,57
Klas III Skeletal
8 6,55
9 7,37
Jumlah 57
46,72 65
53,27