mulai  dengan  mencari  sumber  suara,  mengulang-ulang  kata.  Perkembangan  motorik  kasar  dan halus  dapat  distimulasi  dengan  melatih  bayi  untuk  meraih  benda  yang  jauh,  memegang  benda
dengan  kedua  tangan,  melatih  tengkurap,  dan  posisi  duduk. Apabila  dari  ciri-ciri  ini  bayi  tidak
terlihat  kemampuannya  sebaiknya  bayi  dapat  melanjutkan  skrining  lanjutan  seperti  OAE  atau ABR.
29-32
Skrining  merupakan  sebuat  tes  yang  dilakukan  pada  semua  bayi  yang  baru  lahir  bertujuan untuk  pemeriksaan  lanjutan  dan  pencegahan  secara  langsung.  Prinsip-prinsip  skrining
pendengaran pada bayi antara lain masalah kesahatan yang penting telah dikenali gejala awalnya, tersedia  tes  diagnostik  yang  cocok  dan  dapat  diterima  masyrakat,  terdapat  pengobatan  dan
intervensi yang tersedia, dan menempatkan biaya diagnosis dan pengobatan berhubungan dengan pengeluaran untuk perawatan medis secara keseluruhan.
14,24
Manfaat  pada  deteksi  dini  skrining  pendengaran  pada  bayi  sangat  besar  pada  awal  sebulan kehidupan  untuk  pencegahan  kehilangan  pendengaran  permanen.  Intervensi  audiologi  dan
pendidikan  untuk  bayi  dan  keluarga  dibantu  oleh  protocol,  pelayanan  kesehatan,  sistem  sosial, dan  pendidikan  harus  dilakukan  sehingga  meningkat  kesadaran  pada  pertumbuhan  dan
perkembangan pendengaran bayi.
14
Berdasarkan  penjelasan  hasil  yang  didapat  bahwa  kuesioner  LittlEars  dapat  digunakan sebagai skrining awal pertumbuhan dan perkembangan pendengaran pada bayi umur 0-6 bulan di
Jakarta.
5.5 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :
5.5.1  Desain Penelitian
Penelitian  kuesioner  LittlEars  menggunakan  metode  cross  sectional  yang  melihat korelasi  antara  variabel  terikat  dan  variabel  bebas  pada  saat  ini,  sehingga  hasil  yang  didapat
hanya  dalam  satu  waktu  tertentu.  Sebaiknya  penelitian  ini  dilakukan  dengan  study  cohort  atau case control agar dapat melihat sebab akibat hasil yang lebih objektif.
5.5.2   Asal Populasi
Peneliti  mengambil  sampel  hanya  di  satu  rumah  sakit  di  Jakarta,  sehingga  terdapat kemungkinan bias saat mengambil sampel dan kesalahan informasi.
5.5.3   Tidak Dapat Meneliti Faktor Lain
Kuesioner merupakan salah satu metode skrining, selain itu banyak metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosis pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi. Tetapi tidak
dapat dilaksanakan karena hanya meneliti tentang pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi, sehingga tidak dapat meneliti faktor lain.
40
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1  Simpulan
1.  Berdasarkan  hasil  penelitian  kuesioner  LittlEars  ditarik  simpulan  bahwa  kuesioner LittlEars  dengan  Bahasa  Indonesia  dapat  digunakan  untuk  mengevaluasi  pertumbuhan
dan perkembangan pendengaran anak umur 0-6 bulan di Indonesia. 2.   Beberapa  pertanyaan  kuesioner  yang  relevan  pada  usia  anak  0-6  bulan  dengan  uji
realibilitas ada 14 pertanyaan, antara lain nomor 4, 7, 10, 12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21.
6.2 Saran
1.  Perlu  dilakukan  penelitian  korelasi  LittlEars  dengan  pemeriksaan  OAE  dan  BERA automatik.
2.  Perlu  dilakukan  penelitian  kuesioner  LittlEars  dengan  kondisi  pendidikan,  kebudayaan, dan bahasa yang berbeda di Indonesia.
3.  Perlu  dilakukan  batasan  lama  interaksi  antara  orangtua  dengan  anak  sebagai  pengamat tumbuh kembang pendengaran anak 0-6 bulan.
41
DAFTAR PUSTAKA
1.  Mathers C, Smith A, Concha M. Global burden of hearing loss in the year 2000. Available from: http:www.who.inthealthinfostatisticsbod_hearingloss.pdf
2.  De Michelle, Ruth RA. Newborn hearing screening.available from: http:emedicine.comsnttopic.576.htm
3.  Bashiruddin JE. Newborn Hearing Screening in Six Hospitals in Jakarta and Surroundings. Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009;59;3-4 4.  State of Hearing and Ear Care in South Asia Region, WHO Regional Office SEARO
2004. 5.  Sokol J, Hyde M. Hearing screening. Neonatology.pediatries in review.2002;23;155-162
6.  Michael P. Gorga A, Leisha EM. Boys Town National Research  Hospital from:http:www.babyhearing.orgAudiologistsfactSheetsUNHSFactSheet. pdf
7.  Spitzer JB, Zavala JS. Development of Spanish Version of the LittlEars Parental Questionnaire for Use in The United States and Latin America. Audiology Research.
2011: 23-29. Diunduh dari http:audiologyresearch.org pada tanggal 13 Januari 2013 8.  Obrycka A, Garcia J-L. P., Pankowska, A, Lorens A, Skarzynski, H. Production and
Evaluation of a Polish Version of The LittlEars Questionnaire for the Assesment of Auditory Development in Infants. International Journal of Pediatric Otolaryngology 73.
2009:1035-42. 9.  Sadler T. Langman Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta : EGC.2009
10. Kent M. Van De Graaf. Human Anatomy.edisi 6.jakarta : EGC. 2010 ; h 517-23. 11. Marieb EN, Wilhelm PB. Mallat J. Human Anatomy 6th edition. Benjamin  Cummings :
San Francisco, CA;2012 : 502-6 12. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2011
13. Soedjatmiko. Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi. Sari Pediatri.2006;8;164-73. Available from :
http:saripediatri.idai.or.idpdfile8-3-1.pdf