Uji Korelasi dan Regresi

Tingkat pendidikan orangtua dan pengasuh tersebut terdapat responden 47 lulusan SMA dan 33 lulusan S1. Kuesioner LittlEars dapat diterima dan dimengerti di kalangan pendidikan SMA sampai dengan S1. Responden lebih banyak orangtua yang berpendidikan tinggi dibandingkan dengan pendidikan rendah. Berdasarkan data tersebut terlihat orangtua sadar dan peka dalam mengawasi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak, sehingga orangtua bisa dengan segera melakukan skrining apabila terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Jumlah orangtua dan skor dalam kuesioner sampai dengan kriteria yang diharapkan, berarti kesadaran orangtua terhadap deteksi dini pada bayi berhasil dalam program skrining pendengaran. 20 Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan berhubungan perkembangan sistim saraf pusat, kadar testosteron yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya lateralisasi cerebral, dan mengecilnya corpus callosum serta menurunkan hubungan interhemispheric. Kehilangan hormon androgen saat critical period dari perkembangan sistem saraf pusat membuat pembentukan dari sirkuit saraf yang berbeda pada otak perempuan, sehingga pada laki laki kemampuan visuospatial lebih baik daripada perempuan tetapi pada perempuan kemampuan verbal dan lingustik lebih baik. 21,22 Skrining pendengaran menjadi isu yang berkembang secara perlahan di dunia, dengan fakta yang terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia menjadi salah satu penelitian bahwa 2-4 dari 1000 28.000 bayi di negara berkembang kehilangan pendengaran permanen dibandingkan dengan negara maju 6 dari 1000 737.000 kelahiran bayi kehilangan pendengaran permanen, keterlambatan pendengaran dan gangguan pada sensorik sejak dini memerlukan perhatian lebih . 16 Tetapi hampir seluruh negara berkembang pemeriksaan skrining tidak terlaksana secara universal sehingga banyak ditemukan gangguan keterlambatan pendengaran pada anak- anak. 14 Keterlambatan dalam skrining pendengaran pada tahun pertama dapat meningkatkan risiko gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan pendengaran sehingga tidak dapat berkembang optimal. Bayi dapat mengalami keterlambatan bicara, tidak dapat mengusai bahasa yang lebih kompleks dengan baik, dan perkembangan motorik dan kognitif juga dapat terganggu sehingga ketika sudah menjejaki umur anak-anak tidak dapat bergaul dengan baik di lingkungan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang sosial dan mental anak. 21-23 Berdasarkan hal-hal yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran dan fakta yang terjadi pada bayi umur 0-6 bulan, ada beberapa metode atau instrument untuk mengetahui jejak pertumbuhan perkembangan pendengaran dengan melihat lingkungan bayi, orangtua, dan fakta-fakta yang terdapat di lingkungan, antara lain pemeriksaan physiological merupakan yang paling akurat tetapi terkadang finansial keluarga menjadi masalah. 14,24 Skrining yang kedua yaitu behavioural, mempunyai risiko tingkat nilai kesalahan yang tinggi saat pemeriksaan. Skrining ini membutuhkan keahlian pemeriksa dan keadaan bayi harus tenang saat dilakukan pemeriksaan. Sehingga Family questionnaire atau LittlEars dianggap yang paling memungkinkan untuk dilakukan skrining dini pada bayi, dengan kemudahan mengisi kuesioner dan penjelasan tentang setiap konten pertanyaan pada kuesioner dapat membantu orangtua maupun pengasuh yang sehari-hari menemani dapat mengetahui secara pasti pertumbuhan dan perkembangan bayi dan apabila terjadi keterlambatan dapat dilakukan pemeriksaan lanjut lebih dini. 14,24

5.2 Penyebaran Skor Pendengaran

Berdasarkan hasil output yang ditampilkan pada tabel histogram, distribusi total skor dalam batas normal. Dengan SD 3.6, nilai maksimal skor adalah 21.00, dan nilai minimum skor adalah 8.00. Berdasarkan sebaran total skor terlihat pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal. Berdasarkan rasio skewness dan rasio kurtosis dengan nilai 0.634 dan -0.816 berarti kedua rasio berada di angka -2 sampai dengan 2. Nilai ini menjelaskan bahwa distribusi total skor terhadap usia dalam range normal.

5.3 Validitas dan Realibilitas

Untuk mengetahui kuesioner LittlEars dapat digunakan di Indonesia, kita harus memeriksa tingkat validitas dan realibilitas dari kuesioner tersebut. Kuesioner yang digunakan harus sesuai dan mudah dimengerti sehingga kita dapat mengetahui secara pasti ketepatan alat ukur kuesioner. Ada beberapa metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pearson untuk menguji validitas kuesioner, dan metode corrected item total correlation untuk menguji realibilitas kuesioner. Pertanyaan dengan validitas paling besar yaitu dengan nilai cronbach’s alpha. Urutan tingkat validitas dijabarkan pada tabel 6 uji validitas tiap pertanyaan pada kuesioner. Uji reabilitas yang dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban responden. Pada hasil penelitian didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.707 lebih besar dari 0.5 dapat disimpukan bahwa penelitian bersifat realibel untuk digunakan di Indonesia. 25 Metode Pearson nilai dapat diintrepertasikan dengan kekuatan nilai r yang didapat dengan kekuatan korelasi nilai r mulai range 0.0-1.00. Dengan hasil penelitian didapatkan 13 pertanyaan yang berdasarkan hasil output antara lain nomor 1,22,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34 tidak dapat dihitung karena semua responden menjawab sama dengan jawaban ‘ya’ semua ataupun jawaban ‘tidak’ semua. Metode corrected item total correlation dapat dinilai dengan menbandingkan nilai r yang didapat dengan nilai r tabel adalah 0.3610. Berdasarkan hasil penelitian uji reabilitas terdapat 14 pertanyaan yang valid antara lain pertanyaan nomor 4,7, 10, 12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21. Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi umur 0-6 bulan seperti pada umur 1 sampai 2 bulan bayi sudah bisa terseyum apabila ada orang yang berusaha kontak dengan bayi sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner nomor 1 “Apakah anak anda merespon suara yang sudah lazim?” maka semua ibu menjawab ‘ya’ sehingga pertanyaan nomor 1 menjadi tidak valid sedangkan pertanyaan 22 samapai dengan 35, ibu maupun pengasuh menjawab tidak. Bayi umur 0-6 bulan belum mampu melakukan seperti menirukan suara, mengikuti perintah, membawakan barang yang diminta, mengikuti suara mainan, ataupun mengulang rangkaian kata pendek mupun panjang dengan tepat. 26 Setelah pertanyaan nomor 1 muncul keragaman jawaban dari nomor 2 samapai dengan pertanyaan nomor 21 selain tersenyum bayi umur 0-6 bulan sudah mampu mendengarkan musik, berkata “aah” dan coo, mulai merespon namanya ketika dipanggil, mencari suara yang berada di sekelilingnya,dan mulai sedih dan takut ketika ada suara keras atau suara kemarahan. Perkembangan pendengaran sudah mulai sejak lahir dan menunjang perkembangan motorik halus dan kasar, perkembangan penglihatanya seperti saat umur 3-4 bulan bayi sudah mulai bisa menggapai mainan yang mengeluarkan suara karena membuatnya tertarik dan memasukannya ke mulut, ketika ada orang yang berbicara dengan pernglihatannya bayi mulai memperhatikan dan