2.6 Metode Skrinning
Dimulai  muncul  pada  akhir  1980  tanpa  perkembangan  yang  signifikan,  mulai  berkembang dengan  2  metode  awal  yaitu  Otoacoustic  emissions  OAE  dan  Auditory  Brainstem  Response
ABR.
15
OAE  merupakan  tes  yang  berfungsi  menilai  kesehatan  koklea,  terutama  fungsi  sel rambutnya.  Uji  ini  sering  digunakan  untuk  keperluan  menilai  pendengaran  neonatus,  balita,
maupun  bayi.  Selain  itu,  tes  ini  juga  bisa  digunakan  pada  orang  dengan  kelainan  pendengaran. Uji ini juga berguna untuk menilai sensitivitas pendengaran. Selain itu, OAE bisa membedakan
antara kelainan pendengaran sensoris dari neural serta bisa menentukan kelainan fungsional atau kelainan  sementara.  Koklea  yang  sehat  tidak  hanya  menerima  suara  dari  luar,  tetapi  juga
mengeluarkan  suara  dengan  intensitas  rendah.  Suara  ini  dinamakan  otoacoustic  emissions  dan suara  ini  yang  ingin  dideteksi  pada  pemeriksaan  OAE.  Koklea  memproduksi  suara  ini  karena
berekspansi dan berkontraksi ketika menerima suara.
15
Prosedur dalam OAE dengan cara sebuah probe dimasukan kedalam liang telinga. Probe ini fleksibel  dan  lunak  sehingga  pasien  tidak  terasa  sakit.  Ukuran  probe  ini  bervariasi  antara
neonatus dan dewasa. Perlu diingat bahwa semakin kecil liang telinga, semakin besar efektivitas tekanan  suara.  Sebuah  OAE  diukur  tetapi  harus  tetapi  mengingat  suara  ambien  suara  sekitar.
Pada  pemeriksaan  pasien  diharapkan  tidak  bergerak  sehingga  tidak  memproduksi  suara-suara tambahan  yang  dapat  mengacaukan  hasil  pemeriksaan.  Hal  tersebut  berlaku  untuk  semua  OAE
terutama SOAE. Untuk tiga lainnya, diperlukan adanya stimulus tertentu.
15
ABR  merupakan  kemampuan  pendengaran  yang  dapat  membangkitkan  rangsangan  listrik yang  sedang  berlangsung  di  otak  dan  disimpan  melalui  elektroda  yang  di  tempelkan  pada  kulit
kepala.  Hasil  yang  didapat  merupakan  serangkaian  gelombang  positif  yang  terjadi  setiap  10 milidetik pertama setelah onset rangsangan pendengaran. Metode ABR merupakan respon yang
diangap  eksogen  karena  banyak  dipengarui  oleh  faktor-faktor  eksternal.  Pemeriksan  ABR memiliki  sensitivitas  dan  spesifisitas  lebih  dari  90  dengan  intensitas  stimulus  akustik  anatara
30-40 dB NHL pada rentang 1000-4000 Hz.
15,17
ABR terdiri dari beberapa gelombang antara lain :
15,17
• Gelombang I terbentuk dari bagian perifer nervus VIII
• Gelombang II terbentuk dari bagian proksimal nervus VIII
• Gelombang III terbentuk dari nucleus koklearis
• Gelombang IV terbentuk dari superior olivary complex
• Gelombang V terbentuk dari lateral lemniscus
ABR  merupakan  awal  di  mulainya  rangsangan  dari  dasar  koklea  dan  bergerak  menuju  puncak selama  periode  4  ms.  Saat  di  puncak  merupakan  aktivitas  dari  daerah  yang  paling  basal  pada
koklea karena saat pergerakan menuju puncak banyak fase yang mengalami kegagalan.
17
2.7 Kuesioner The LittlEars
Merupakan  Kuesioner  yang  diberikan  kepada  orangtua  yang  dibuat  untuk  melihat perkembangan pendengaran pada anak di setiap tahapan verbal anak. Pertama kali kuesioner ini
berkembang di Austria oleh Coninx et al dan digunakan dalam bahasa Jerman. Sekarang test ini sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa antara lain Greek dan American English.
7
Kuesioner The LittlEars berisikan 35 pertanyaan yang terdiri dari jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’ untuk  menilai  bayi  umur  0-24  bulan,  pertanyaan  dimulai  dari  awal  perkembangan  hingga
perkembangan  lanjutan  yang  progresif  pada  bayi.  Kuesioner  ini  diperuntukkan  untuk  orang  tua dan sangat bermanfaat disaat anak tidak mampu berkomunikasi dengan baik saat di lingkungan
selain  itu  perilaku  verbal  di  setiap  anak  tidak  bisa  hanya  diamati  dengan  saat  datang  ke  klinik tapi juga dengan mengamati kegiatan sehari-hari.
7,8
2.8 Tata Laksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Perawatan  bayi  segera  setelah  baru  lahir  bayi  mulai  dilakukan  penilaian  seperti  bayi
diletakkan di atas kain bersih dan kering pada perut bawah ibu, penilaian dilakukan mulai dari:
32
Gambar 2.8 Resusitasi Bayi Baru Lahir  IDAI ;2011 Setelah  penilaian  memenuhi  kriteria,  langsung  dilakukan  perawatan  rutin  yaitu  beri
kehangatan,  bersihkan  jalan  nafas,  keringkan,  dan  nilai  warna  kulit.  Selanjutnya  dilakukan perawatan  tali  pusat,  pada  umumnya  tali  pusat  diklem  dengan  forsep  bedah  tepat  setelah  bayi
dilahirkan dengan ukuran 3-4 cm dari permukaan perut bayi. Lebih baik perawatan kering yang dilakukan  untuk  tali  pusat  dan  tidak  ditutup  dengan  perban,  rata-rata  dengan  perawatan  kering
dalam 9-10 hari. Perawatan berikutnya inisiasi menyusu dini, dalam 24 jam pertama menyatukan
ibu dan anak dalam satu ruangan dan menaruhnya dalam dekapan ibunya merupakan kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan ikatan dan sangat efektif untuk inisiasi menyusi dini.
18
Pemberian  profilaksis  konjungtivitis  neonatarum  bayi  baru  lahir  steril  pada  konjungtiva dilakukan  setelah  IMD.  Hal  ini  dilakukan  karena  konjungtivitis  neonatarum  sering  terjadi  pada
bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan. Manifestasi klinis berupa eritema dan edema pada kelopak  mata  dan  palpebral,  sekret  purulen  juga  termasuk  gambaran  manifestasi  klinis  pada
pewarnaan gram menunjukan satu atau lebih sel polimorfonuklear.
18
Perawatan  selanjutnya  adalah  pemberian  profilaksis  vitamin  K1,  pemberian  ini  berdasarkan seringnya  terjadi  perdarahan  otak  dengan  angka  kematian  yang  cukup  tinggi  10-50,  sering
terjadi pada bayi umur 2 minggu samapi dengan 6 bulan. Faktor-faktor mempengaruhi timbulnya PDVK pada ibu yang selama hamil mengkonsumsi obat-obatan yang menghambat metabolisme
vitamin K. HTA merekomendasikan bayi mendapatkan 1mg dosis tunggal intramuskular.
18
2.9 Kerangka Teori
usia dan pola asuh Pekerjaan,tingkat pendidikan, lama
interaksi
Anak Orangtua
Skor LittlEars Tumbuh‐Kembang Pendengaran
anak 0‐6 bulan Evaluasi tumbuh kembang
pendengaran