8
earths mantle. Kepadatan material pada kerak samudera lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak
samudera mafik lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua felsik. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer yang sangat tinggi, maka batu-
batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan fluid. Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya
Baxter, 2000.
2.1.1 Batas Pertemuan Lempeng
Lapedes pada tahun 1978 Rusydi, 1998 membagi batas lempeng menurut pergerakannya menjadi divergent, convergent, dan transform fault Gambar 2.1.
Sedangkan Robinson pada tahun 1982 Rusydi, 1998 membagi batas lempeng berdasarkan terbentuknya litosfer yaitu, konstruktif, destruktif, dan konservatif.
1. Batas lempeng divergent adalah batas lempeng saling menjauh yang dikenal
juga sebagai pemekaran spreading. Magma dari astenosfer naik membentuk punggungan dan berkembang menjadi litosfer baru. Hal ini menyebabkan
Robinson 1982 menamakannya sebagai batas konstruktif. Sepanjang batas ini, gaya yang dominan bekerja adalah gaya tarikan sehingga gempa bumi
yang terjadi umumnya gempa-gempa sesar turun. 2.
Batas lempeng convergent destruktif merupakan tempat terjadinya penunjaman atau pengrusakan pada tepi lempeng yang mengimbangi
penambahan litosfer baru pada batas divergent. Mekanisme pengrusakan di batas lempeng ini dikenal dua cara yaitu, penunjaman atau subduksi dan
tumbukan antar lempeng.
9
3. Batas lempeng berupa transform fault terjadi bila dua lempeng bergerak
lateral relatif satu dengan yang lain sepanjang sesar mendatar. Tak ada penambahan atau penghancuran litosfer pada batas pertemuan ini, sehingga
oleh Robinson disebut sebagai batas lempeng konservatif conservative margins. Gempa-gempa yang terjadi pada batas pertemuan ini adalah gempa-
gempa dangkal dengan tipe sesar geser.
Gambar 2.1. Batas Pertemuan antar Lempeng Rasmid, 2006 2.1.2
Kondisi Tektonik Indonesia
Indonesia merupakan salah satu kawasan yang terletak pada jalur pertemuan tiga lempeng besar dunia triple junction convergen yaitu lempeng
Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara, lempeng Eurasia yang bergerak relatif ke arah selatan, serta lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke barat daya.
Ketiga lempeng ini saling bertumbukan satu sama lain Gambar 2.2.
10
Tajan pada tahun 1997 Rasmid, 2006 menyatakan bahwa lempeng Indo- Australia bertumbukan dengan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia
menyusup masuk ke bawah lempeng Eurasia dengan kedalaman ± 300 km tepat dibawah pulau Sumatera dengan dip ± 60-80 derajat. Kecepatan rata-rata
penyusupan lempeng ini menurut Hamilton pada tahun 1997 Rasmid, 2006 adalah ± 5.5-7.0 cmtahun, dengan kedalaman ± 650 km di bawah pulau Jawa.
Lempeng Pasifik bertumbukan dengan lempeng Indo-Australia dan lempeng Filipina dengan kecepatan ± 11 cmtahun. Pada daerah pertemuan ini sering
terjadi gempa bumi karena aktifitas pergerakan lempeng-lempeng tersebut. Oleh karena itu Indonesia merupakan daerah yang secara tektonik bersifat labil dan
merupakan kawasan pinggiran benua yang paling aktif di dunia.
Gambar 2.2. Peta tektonik aktif kawasan Indonesia. Panah merah
menunjukkan pergerakan relatif lempeng-lempeng bumi. Tanda panah hitam adalah data pergerakan relatif permukaan bumi dari survey GPS
data Natawidjaja, 2007.
11
2.2 Mekanisme Terjadinya Gempa Bumi