53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Polaritas Gelombang P
Orientasi bidang sesar atau patahan yang ditimbulkan oleh impuls gelombang yang dianalisis dari data stasiun yang belum ditentukan hasil
pembacaan dari impuls pertama gelombang primer P adapun pengolahan impuls gelombang tersebut menggunakan software Azmtak. Input data berupa koordinat
waktu dan lokasi kejadian, magnitudo, kedalaman hiposenter, jumlah data yang digunakan, waktu bacaan gelombang P untuk setiap stasiun dan koordinat lokasi
setiap stasiun pencatat gempa bumi pada gempa bumi di Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam pada hari Minggu 9 Mei 2010.
Data signal gempa bumi yang telah dikonversi dan bisa dibuka oleh program Dimas adalah data digital gelombang P untuk gempa Meulaboh 9 Mei
2010. Setelah ditentukan arah pertama gelombang P, yang mana bisa saja kompresi dan dilatasi yang ditandai dengan 1 dan -1. Lalu dibuat kedalam
program notepad dengan format latitude, longitude, kedalaman gempa, jumlah stasiun, nama-nama stasiun dan nilai kompresi 1 dan dilatasi -1.
54
Gambar 4.1. Format data gempa untuk input ke program Azmtak
55
4.2 Mekanisme Fokus Gempa Utama
Hasil pengumpulan dan seleksi data diperoleh dari arah gerakan pertama gelombang P di stasiun yang berupa gerakan ke atas kompresi dan gerakan ke
bawah dilatasi. Arah gerakan pertama gelombang P ini akan menjadi salah satu input untuk program Azmtak dengan nilai 1 untuk gerak kompresi dan -1 untuk
gerak dilatasi. Hasilnya berupa data azimuth dan take off angle dari setiap stasiun. Seperti pada tabel 4.1 dibawah ini
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan data Azmtak
STASIUN IMPULS
TAKE OFF ANGLE º
AZIMUTH º AAI
1.00 33.69
102.30 BBSI
1.00 35.67
108.56 BJI
-1.00 53.30
128.15 BLSI
-1.00 59.58
133.45 BSI
-1.00 74.45
343.85 CBJI
1.00 57.07
132.16 CER
-1.00 19.69
235.56 CNB
1.00 24.95
132.60 COEN
1.00 29.22
111.44 DSRI
1.00 63.65
114.77 EIL
1.00 25.05
301.31 GRM
1.00 21.40
234.25 GSI
1.00 71.68
142.85 IPM
-1.00 68.94
79.27 JAY
1.00 30.59
97.10 JCJI
-1.00 55.44
128.92 KLI
-1.00 60.38
132.85 KMSI
1.00 35.64
95.48 KSM
1.00 57.40
98.01 LBMI
1.00 34.17
96.98 LEM
-1.00 55.86
131.39 LHSI
-1.00 26.91
96.02 LWLI
1.00 60.95
136.17 MALT
1.00 25.21
311.65
56
MAW -1.00
21.43 192.49
MMRI 1.00
35.36 114.92
NLAI 1.00
34.15 101.92
PBKI 1.00
54.01 111.41
PDSI -1.00
67.57 134.11
PMBI 1.00
61.97 125.93
PPBI 1.00
61.06 118.96
PSI -1.00
70.94 106.35
RGRI 1.00
66.16 121.08
SBJI -1.00
58.07 133.21
SKJI -1.00
56.81 134.58
SMPI 1.00
31.08 96.72
STKI 1.00
55.35 102.37
SWI 1.00
32.89 96.49
TNTI 1.00
34.29 94.37
TOO 1.00
25.50 136.50
TPI 1.00
59.01 118.02
TSI -1.00
72.06 92.20
WAMI 1.00
30.95 99.68
Dari data tersebut, dengan nilai compresi c sebanyak 28 stasiun dan dilatasi d sebanyak 15 stasiun. Apabila semakin banyak nilai data yang berupa
compresi maka kemungkinan sesar untuk naik semakin besar, bila nilai dilatasi banyak maka kemungkinan sesar untuk turun semakin besar pula.
Kemudian dengan perintah PINV akan didapatkan hasil berupa dip, strike, dan rake secara otomatis. Adapun hasil yang diperoleh dari perintah PINV berupa
bola focus bidang nodal kompresi, dilatasi dengan nilai strike, dip, dan rake.
57
Gambar 4.2 Bola Fokus Gempa Bumi Meulaboh 9 Mei 2010 Hasil Olahan
Program Azmstak Dalam menginterpresentasikan bola fokus perlu diingat bahwa sumbu P
pressure dan tension T merupakan arah dari gaya yang bekerja di hiposenter, sementara gelombang P compressi dan dilatasi merupakan arah dari gerakan
menuju stasiun. Untuk mengetahui bagaimana suatu gempa bumi berpola sesar normal normal fault, kemudian sesar naik thrust fault, sesar mendatar strike
slip fault, dan Gerakan kombinasi antara sesar mendatar dengan sesar naik atau turun disebut oblique fault yaitu :
1. Jika hypocenter atau pusat diagram berada didalam compresi daerah yang
diarsir diwarnai dengan kata lain sumbu T satu kuadran dengan focus,
maka dapat diinterpresentasikan sebagai gempabumi berpola sesar naik thrust fault.
58
2. Jika pusat diagram hiposenter berada dalam kuadran delatasi daerah yang
tidak diarsirputih atau dengan kata lain sumbu P satu kuadran dengan dengan
focus, maka diinterpretasikan sebagai gempabumi berpola sesar turun normal fault.
3. Jika pusat diagram hiposenter berada atau dekat pada dua garis nodal, maka
disebut mekanisme strike slip. 4.
Jika terdapat kombinasi antara sesar mendatar dengan sesar naik atau sesar turun disebut oblique fault.
Dalam pengukuran sudut, apabila sudut rake λ bernilai postif + untuk sesar naik thrustreverse fault menandakan bahwa blok hanging wall bergerak
keatas terhadap foot wall. Dan apabila rake λ bernilai negative untuk sesar turun normalgravity fault menandakan bahwa blok hanging wall bergerak kebawah
terhadap foot wall. Untuk harga sudut rake λ mendekati atau sama dengan 0˚ atau 180˚ menandakan bahwa gempabumi tersebut berpola strike slip.
Pada gempa Meulaboh, 9 Mei 2010 ini pada umumnya titik-titik kompresi terdistribusi dominan di daerah tenggara, ada pula titik-titik kompresi yang berada
disebelah barat tetapi sangat sedikit, sedangkan titik titik dilatasi berada didaerah timur dan cenderung ke arah tenggara. Distribusi dengan sumbu T Tarikan
terkonsentrasi di sebelah Utara dan distribusi dengan sumbu P Tekanan terletak disebelah Barat Daya.
Nilai orientasi bidang sesar untuk Nodal I didapatkan yaitu Strike: 345º, Dip: 26º, dan Rake: 140º. Sedangkan untuk Nodal II didapatkan Strike: 113º, Dip:
74º, serta Rake: 70º.
59
Dari hasil gambar dan nilai-nilai orientasi bidang sesar dapat diketahui bahwa tipe sesar dari gempa Meulaboh, 9 Mei 2010 adalah ReverseThrust Fault
atau sesar naik dimana hanging wall bergerak keatas terhadap foot wall dengan dominasi pada sumbu P.
4.3 Perbandingan Mekanisme Fokus Gempa dengan Penelitian dari