13
tektonik tectonic earthquake. Gempa bumi tektonik merupakan yang signifikan
terjadi di bumi secara menyeluruh Rasmid, 2006.
Menurut Mogi pada tahun 1967 Rasmid, 2006, pola umum gempa bumi dibedakan dalam tiga jenis:
a. Tipe 1, yaitu gempa bumi utama main shock terjadi tanpa didahului oleh
gempa bumi pendahuluan fore shock, tetapi diikuti oleh banyak gempa bumi susulan after shock. Gempa bumi tipe ini biasanya terjadi di daerah yang
mempunyai medium homogen dengan stress yang bekerja hampir merata. Sebagian besar gempa bumi tektonik yang terjadi di bumi tergolong jenis ini.
b. Tipe II, yaitu sebelum gempa bumi utama main shock terjadi, didahului
oleh gempa-gempa pendahuluan dan kemudian diikuti oleh gempa susulan
yang cukup banyak. Gempa bumi tipe ini terjadi pada daerah dengan
struktur batuan yang tidak seragam dengan distribusi stress yang bekerja
juga tidak seragam. c.
Tipe III, yaitu gempa bumi yang tidak mempunyai gempa utama main shock.
Gempa bumi tipe ini disebut gempa bumi swam dan gempa bumi ini biasanya
dalam daerah yang terbatas. Pada umumnya gempa bumi ini terjadi di daerah
gunung api dan pada daerah yang struktur mediumnya tidak seragam dengan
stress yang bekerja terkonsentrasi pada area yang terbatas.
2.2.3 Magnitudo dan Intensitas Gempa Bumi
Magnitudo suatu gempa bumi adalah suatu ukuran dari energi yang dilepaskan dari hiposenternya. Suatu pelepasan energi yang sangat besar akan
menghasilkan amplitudo-amplitudo yang sangat tinggi, oleh karena itu magnitudo-magnitudonya pun akan besar. Magnitudo digambarkan menurut skala
14
Richter, yaitu suatu sistem yang dinamai menurut nama ahli seismologi Charles F. Richter. Sedangkan intensitas bukan merupakan parameter sumber gempa bumi,
tetapi merupakan suatu konsepsi untuk mengukur secara langsung akibat gempa bumi yang terjadi di permukaan bumi. Berbeda dengan magnitudo yang harus
diukur dengan mengunakan alat, maka intensitas dapat diukur menggunakan pengamatan visual terhadap pengaruh gempa di permukaan bumi Sianturi,
2005.
2.2.4 Gerak Awal Gelombang P di Permukaan Bumi
Gerak awal gelombang P yang tercatat sebagai seismogram di permukaan bumi, berkaitan erat dengan mekanisme gerak pada sumber gempa bumi. Byerley
pada tahun 1938 Rusydi, 1998 mengajukan konsep extended distance dan focal sphere untuk menjelaskan hubungan gerak awal gelombang pada bola fokus dan
gerak gelombang yang sampai ke stasiun pada permukaan bumi. Konsep extended distance menjelaskan bahwa arah gerak awal gelombang yang terjadi pada sumber
gempa bumi dan yang tercatat pada stasiun di permukaan bumi adalah sama. Bola fokus adalah suatu ilustrasi dari sebuah bola satuan yang secara
konseptual berada di sekitar fokus gempa bumi dalam medium yang homogen dan garis edar gelombangnya berupa suatu garis lurus. Bola fokus dapat digunakan
untuk menunjukkan pola radiasi, dengan informasi yang tercatat pada seismometer terdistribusi di atas permukaan bumi dapat ditransferkan kembali
ke bola fokus.
15
Keterangan Gambar 2.4: R
= jari-jari bumi R
h
= jarak radial hiposenter dari pusat bumi i
= sudut datang di stasiun i
h
= sudut keberangkatan
2.3 Gelombang Seismik