Pengeringan Granulasi TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna. b. Soxhletasi Soxhletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. c. Digesti Digesti merupakan maserasi kinetik dengan pengadukan kontinyu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 o C. d. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperature terukur 96 o C-98 o C selama waktu tertentu 15-20 menit. e. Dekok Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama lebih dari 30 menit dan temperatur sampai titik didih air.

2.2.3 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim, 2000.

2.3 Pengeringan

Pengeringan adalah penghilangan cairan dari bahan dengan menggunakan panas, dan dilakukan dengan pemindahan cairan dari permukaan ke dalam fase uap yang belum jenuh Lachman, et al., 1989. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pengeringan makanan merupakan metode tertua dalam proses pengawetan makanan. Hal ini bertujuan agar makanan dapat disimpan lebih lama tanpa mengalami kerusakan. Alasan utama dari pengeringan adalah agar mikroorganisme yang menyebabkan rusak dan membusuknya makanan,tidak dapat tumbuh dan berkembang dalam air yang cukup dan agar kebanyakan enzim yang dapat merubah senyawa kimia yang tidak diinginkan dalam makanan tidak dapat berfungsi tanpa air Earle, 2004 Proses pengeringan dibagi menjadi tiga kategori Earle, 2004 : a. Udara dan kontak pengeringan dibawah tekanan atmosir. Pada udara dan kontak pengeringan, panas ditransfer melewati makanan melalui udara yang dipanaskan atau permukaan yang dipanaskan. Air yag menguap akan dipidahkan dari udara. b. Pengeringan vakum. Pada pengeringan vakum, keuntungan diambil dari fakta bahwa penguapan air banyak terjadi pada tekanan rendah daripada tekanan tinggi. Panas ditransfer dalam vakum pengering melalui konduksi, bahkan radiasi. c. Pengeringan beku. Pada pengeringan beku, air yang menguap disublimasi dari makanan beku. Struktur dari makanan lebih baik berada pada kondisi ini. Temperatur dan tekanan yang cocok harus dimulai pada pengering untuk memastikan bahwa terjadi proses sublimasi. Pengeringan beku telah dimulai sejak tahun 1813. Metode pengeringan ini dipilih ketika substansi yang ada pada larutan tidak stabil atau rentan teroksidasi.

2.4 Granulasi

Granulasi adalah suatu proses pembesaran ukuran ketika partike-partikel kecil dengan mengumpulkannya menjadi agregat yang lebih besar dan permanen dan membuatnya menyerupai pasir kering yang mengalir bebas Siregar, 2010. Teknologi granulasi dibagi menjadi dua berdasarkan tipe proses, yaitu : a. Granulasi kering Merupakan formasi granulasi yang baik untuk produk yang sensitif dengan adanya kelembaban dan panas. Pada granulasi kering, serbuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dicampur kemudian dikompres hingga menjadi sediaan yang kompak tanpa menggunakan panas dan pelarut, kemudian dihancurkan kembali untuk mendapatkan granul. Pengkompres masa dibagi menjadi dua metode, yaitu slugging dan roller compaction Saikh, 2013 Granulasi kering memiliki berbagai macam kekurangan, yaitu : 1. Membutuhkan alat pres khusus tablet yang besar 2. Tidak dapat mendistribusikan warna dengan baik 3. Menghasilkan lebih banyak debu dibandingkan dengan granulasi basah 4. Meningkatkan potensi kontaminasi silang b. Granulasi Basah Merupakan metode granulasi terluas yang digunakan dalam bidang farmasi. Menggunakan tambahan berupa cairan liquid dengan atau tanpa pengikat untuk bubuk. Untuk membuat masa basah atau granul dengan penambahan bubuk bersama dengan adesif, selain dengan cara kompak. Keuntungan dari granulasi basah yaitu Agrawal dan Naveen, 2011 : 1. Meningkatkan laju alir dan karakteristik kompresi serta meningkatkan masa jenis granul 2. Distribusi lebih baik pada warna dan kelarutan obat jika ditambahkan bersama larutan pengikat 3. Mengurangi debu 4. Melindungi segragasi bubuk 5. Permukaan dari hidrofobik menjadi lebih hidrofilik

2.5 Ekspien

Dokumen yang terkait

PENGARUH EKSTRAK BUAH KURMA (PHOENIX DACTYLIFERA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI

10 33 22

Pengaruh Pemberian Kurma Tahnik Terhadap Jumlah Total Leukosit, Persentase Jumlah Monosit dan Limfosit Darah Serta Titer Antibodi Mencit

1 31 120

Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L.) Varietas Ajwa terhadap Kadar Trigliserida darah

0 6 61

Pembuatan Minuman Instan Sari Kurma (Phoenix dactylifera)

2 23 123

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA AJWAH (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS PUTIH Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Ajwah (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Parasetamol.

1 13 20

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA AJWAH (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS PUTIH Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Ajwah (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Dengan Parasetamol.

0 3 14

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA SUKKARI (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS JANTAN YANG Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Sukkari (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Parasetamol.

0 2 12

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL BUAH KURMA SUKKARI (Phoenix dactylifera) PADA TIKUS JANTAN YANG Efek Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Kurma Sukkari (Phoenix Dactylifera) Pada Tikus Jantan Yang Diinduksi Parasetamol.

2 12 15

Pengaruh Kurma (Phoenix dactylifera L.) terhadap Peningkatan Kewaspadaan Setelah Berpuasa.

0 0 17

Embriogenesis somatik dari pucuk tunas tanaman kurma (Phoenix dactylifera L.)

0 0 10