14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Formulasi Sediaan Padat, Laboratorium Sediaan Steril, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Laboratorium
Makanan dan Minuman Balai Besar Industri Agro BBIA dan Laboratorium Fitokimia LIPI pada bulan Mei hingga Juli 2013.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
Bahan baku utama yang digunakan adalah buah kurma berjenis Ajwa diperoleh dari Thamra PT Duta Karimah, maltodekstrin Dongxiao, laktosa
diperoleh dari Brataco Chemical, Indonesia dan starch 1500 diperoleh dari Kimia Farma.
3.2.2 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah freeze dryer EYELA
FDU-1200, lemari
pendingin SANYO
medicool, oven
MEMMERT, sievieng analyzer FRITSCH, Tap Density ERWEKA, tanur, desikator, moisture analyzer WIGGEN HAUSER, neraca analitik PRECISA
XT 220A, blender dan peralatan gelas lainnya.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Determinasi
Pemeriksaan atau determinasi buah dilakukan di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat
3.3.2 Preparasi Ekstrak
a. Ekstraksi Buah Kurma Phoenix dactylifera L Sebanyak 2,5 kg buah kurma varietas ajwa v.a dipisahkan dari bijinya,
sehingga didapat buah kurma v.a tanpa biji seberat 2,104 kg. Proses
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ekstraksi dilakukan dengan cara menghancurkan buah kurma v.a tanpa biji sebanyak 550 g dengan blender, kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 550 ml dengan perbandingan buah kurma v.a dan air 1:1. Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kain kasa
berlapis tiga untuk memisahkan ekstrak dan ampas kurma. b. Pengeringan Ekstrak Air Buah Kurma Phoenix dactylifera L
Proses pengeringan esktrak menggunakan freeze dryer EYELA FDU 1200 selama
3 hari. c. Karakterisasi Ektrak Air Buah Kurma Phoenix dactylifera L
1. Kadar Air DepKes, 2000 Sampel ekstrak air buah kurma v.a sebanyak 2 g dimasukkan ke
dalam botol timbang yang sebelumnya telah dioven terlebih dahulu selama kurang lebih 30 menit pada suhu 105
o
C. Ekstrak diratakan kemudian dimasukkan ke dalam oven suhu 105
o
C selama 30 menit atau hingga bobot konstan. Setiap sebelum pengeringan, biarkan botol
dalam keadaan tertutup dan mendingin di dalam desikator hingga suhu kamar.
2. Kadar Abu DepKes, 2000 Sampel ekstrak air buah kurma v.a sebanyak 2g dimasukkan ke
dalam krus porselen yang sebelumnya telah dipanaskan. Kemudian, dipijarkan di dalam tanur bersuhu 600
o
C selama 5 jam, lalu didinginkan dan ditimbang.
3. Protein SNI, 01-2891-1992 butir 7.1 Sampel ekstrak air buah kurma v.a sebanyak 2 g dimasukkan ke
dalam alat Digestor 2020 untuk didestruksi, kemudian didestilasi di dalam alat Kjeltec 8200 dengan global indikator, yaitu metilen red dan
Bcgreen. Setelah larutan menjadi hijau, dilanjutkan dengan titrasi menggunakan HCl 0,1 N.
4. Lemak SNI, 01-2891-1992 butir 8.2 Sampel ekstrak air buah kurma v.a sebanyak 2 g ditimbang,
dimasukkan ke dalam beacker glass, lalu ditambahkan dengan HCl pekat 20 ml, aquades 25 ml dan batu didih. Kemudian ditutup dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kaca arloji lalu dipanaskan selama 15 menit. Setelah itu, diangkat dan disaring kedalam erlenmeyer menggunakan kertas saring. Pada proses
ini kertas saring akan menjadi kuning. Kertas saring dibilas menggunakan air panas hingga warna menjadi putih kembali. Kertas
saring yang sudah putih, dimasukkan ke dalam cap lemak, lalu di oven pada suhu 105
o
C selama 1 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam alat ekstraksi Soxtec 2050 dan ditambahkan heksan 76 ml. Setelah
proses ekstraksi selesai, cap lemak diambil untuk kemudian dimasukkan ke dalam oven suhu 105
o
C selama 1 jam. Setelah itu, didinginkan di dalam desikator selama 30 menit, kemudian timbang.
5. Karbohidrat pengurangan Menggunakan metode by difference, yaitu perhitungan kadar
dengan melibatkan kadar air, kadar abu, protein dan lemak. Seperti terlihat pada rumus di bawah,
karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + protein + lemak
3.3.3 Formulasi granul ekstrak air buah kurma