yang di derita dan tidak mampu ditangani di Poskesdes. Oleh sebab itu responden dengan usia lanjut tidak memanfaatkan Poskesdes.
5.1.2. Pendidikan dengan Pemanfaatan Poskesdes
Hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan pemanfaatan Poskesdes menunjukkan hasil yang terbesar memanfaatkan Poskesdes adalah responden dengan
pendidikan SMA yaitu dari 39 orang, sebanyak 20 orang 51,3 memanfatkan Poskesdes. Kemudian dari 5 orang berpendidikan akademi sebanyak 3 orang 60
memanfaatkan Poskesdes. Hasil uji analisis jalur menghasilkan nilai hubungan pendidikan dengan pemanfaatan yang tertinggi adalah 0,186 18,6, menyatakan
bahwa pendidikan dengan pemanfaatan memiliki hubungan. Biasanya semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang menyebabkan meningkat pula ilmu dan
pengetahuannya, mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dan tuntutan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik Hardiwinoto, 2007.
Sejalan dengan hasil penelitian Sugiharti dan Heny 2001 yang menytakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penddikan dan pemanfaatan
PosyanduPolindes. Hal ini disebabkan karena semakin rendah pendidikan mengakibatkan rendahnya pengetahuan ibu terhadap pelayanan PosyanduPolindes
yang berakibat pada rendahnya pemanfaatan PosyanduPolindes. Rukmini 2005 dalam Sugiharti 2011 mengemukakan bahwa rendahnya pendidikan ibu akan
berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh pada keputusan ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
Sudarti 2008 dalam Sugiharti 2011 bahwa ibu dengan pendidikan tinggi lebih
Universitas Sumatera Utara
memilih menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk memelihara kesehatan dirinya dan keluarganya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arwiani 2013 yang menyatakan tidak adanya hubungan antara pedidikan dengan pemanfaatan pelayanan
antenatal di Puskesmas Kota Bandung. Tidak adanya hubungan ini berkaitan dengan demand masyarakat terhadap Puskesmas. Kecenderungan masyarakat yang
berpendidikan rendah, memiliki pendapatan yang rendah dan akibatnya kelompok masyarakat tersebut akan mencari pertolongan pengobatan yang murah dan
terjangkau masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan antenaltal tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendidikan karena keputusan
untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas lebih condong ke arah kemampuan ekonomi.
Newman dan Andersen 1975 dalam Siregar 2012 menyatakan bahwa pendidikan seseorang secara tidak langsung memengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Pendidikan merupakan dasar terjadinya variasi dalam pengetahuan, sikap dan nilai-nilai terhadap suatu pelayanan kesehatan. Selanjutnya variasi tersebut
membawa dampak terhadap variasi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah satu unsur penting yang dapat
memengaruhi keadaan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan
akan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak
mereka pahami. Responden dengan tingkat pendidikan yang lebih baik cenderung lebih memanfaatkan pelayanan kesehatan. Hal ini dimungkinkan karena semakin baik
tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik dalam menerima dan memahami informasi baru terutama informasi kesehatan serta meningkatkan perubahan sikap dan
perilaku Mubarak, 2011.
5.1.3. Pengetahuan dengan Pemanfaatan Poskesdes