18
2.2.2 Penyembuhan luka yang terhambat
Proses penyembuhan yang tidak terjadi secara normal pada luka kronis ditandai adanya gangguan pada matriks ekstraselular, kegagalan pada tahap re-
epitelisasi, dan adanya fase inflamasi yang memanjang.
7,25
Banyak faktor intrisik dan ekstrinsik yang juga berperan dalam kegagalan penyembuhan luka kronis
misalnya; penyakit kronis, insufisiensi vaskular, diabetes, defek neurologik, defisiensi nutrisi, imunokompromais, usia lanjut dan faktor ekstrinsik seperti;
tekanan, infeksi, dan edema.
7
Stagnasi fase inflamasi pada proses penyembuhan telah ditunjukkan pada satu penelitian dengan membandingkan pola sitokin pada luka akut dan luka
kronis. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada luka kronis tampak adanya gambaran
peningkatan dari
sitokin-sitokin proinflamasi
yang dapat
mengakibatkan fase inflamasi yang memanjang pada proses penyembuhan luka. Kegagalan pada fase re-epitelisasi ditunjukkan dari kegagalan epidermis
untuk bermigrasi pada seluruh jaringan luka. Terjadi hiperproliferasi pada tepi luka sehingga mengganggu migrasi dari sel normal pada dasar luka yang mungkin
dapat terjadi akibat hambatan apoptosis pada fibroblas dan sel keratinosit.
7,36
Fibroblas yang diperoleh dari suatu luka kronis menunjukkan respon penurunan pada aplikasi eksogen faktor pertumbuhan seperti PDGF dan TGF.
Dalam keadaan luka kronis, terdapat banyak sel-sel yang tidak responsif terhadap sinyal dari faktor pertumbuhan untuk bermigrasi ke area luka dalam proses
penutupan luka. Pada luka kronis juga tampak ekspresi berlebihan dari molekul- molekul matriks ekstraselular dikarenakan disfungsi dan disregulasi selular
sehingga dapat menyebabkan gangguan migrasi sel, peningkatan degradasi faktor pertumbuhan, mencegah luka memasuki fase proliferasi yang keseluruhannya
menyebabkan kegagalan proses penutupan luka.
7,35,37
Universitas Sumatera Utara
19
2.3
Zinc
Zinc
merupakan elemen transisi logam dengan nomor atom 30. Setelah zat besi,
zinc
adalah biometal kedua yang terbanyak di dalam tubuh.
15
Bentuk bebas dari
zinc
, merupakan kationik divalen yang secara fisiologis tidak memicu reaksi oksidasi-reduksi transfer elektron kimia. Oleh karenanya
zinc
relatif tidak toksik pada tubuh.
15,38
Zinc
terdapat di semua organ, jaringan, dan cairan. Sekitar
85-90 dari total
zinc
pada tubuh kita, ditemukan di otot rangka, tulang dan gigi dan sisanya ditemukan di hati dan kulit.
15
Pada kulit,
zinc
ditemukan sekitar 20 dari total tubuh dengan konsentrasi 5-6 kali lebih besar di epidermis dibandingkan
di dermis.
16
Plasma mengandung 0,1 dari seluruh total
zinc
dalam tubuh. Serum mengandung 70
zinc
bebas yang berikatan dengan albumin.
39
Zinc
adalah
trace element
esensial dalam tubuh manusia yang sangat penting bagi kesehatan dan zinc diperlukan untuk fungsi normal dari semua
sistem kehidupan.
Zinc
sangat penting untuk stabilisasi dan fungsi sejumlah enzim dalam tubuh yang semuanya memerlukan
zinc
untuk dapat berfungsi dengan baik. Beberapa enzim tersebut diantaranya bertanggung jawab dalam
sintesis protein, katabolisme protein, metabolisme energi, sintesis DNA dan RNA.
40
Fungsi
zinc
secara fisiologis meliputi pertumbuhan proliferasi sel, maturasi seksualreproduksi, adaptasi mata dalam gelap
night vision,
penyembuhan luka dan imunitasdaya tahan tubuh.
17
Fungsi biokimiawi
zinc
dalam sistem selular dapat dibagi dalam 3 kategori yaitu katalitik, struktural dan regulatori.
41
Fungsi
zinc
sebagai katalitik adalah ketergantungan lebih dari 200 enzim yang berbeda terhadap
zinc
, dimana enzim tersebut hanya dapat dapat bekerja mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang penting dalam tubuh jika berikatan
Universitas Sumatera Utara
20
dengan
zinc.
38,41
Contoh enzim
zinc
yang berfungsi katalitik adalah enzim matriks metaloproteinase, karbonik anhidrase, alkohol dehidrogenase dan lain-
lain.
38
Fungsi
zinc
dalam struktural adalah berupa peranan
zinc
dalam komponen
metallo-enzyme
dalam mempertahankan struktur protein dan membran sel. Sebagai contoh, enzim
zinc
yang sangat penting dalam aktifitasnya sebagai antioksidan adalah superoksida dismutase dan
metallothionein
.
38,41
Fungsi
zinc
dalam regulatori adalah peran ikatan enzim
zinc
dalam regulasi ekspresi gen, dimana
zinc
bekerja sebagai faktor transkripsi, mediator dari aktifitas hormon dan transmisi dari impuls-impuls syaraf dan sebagai contoh
metalloenzym
yang berperan adalah DNA polimerase yang berfungsi dalam replikasi DNA dan RNA
polimerase yang berfungsi dalam transkripsi RNA.
38,39,41
Zinc
tidak dapat dihasilkan didalam tubuh manusia.
42.
Makanan merupakan sumber utama dari
zinc
. Kemampuan tubuh dalam menyimpan sediaan
zinc
juga terbatas. Sumber makanan yang tinggi kandungan
zinc
anatara lain kerang, daging merah, hati, daging ayam, telur, susu dan ikan.
Zinc
juga terdapat di biji-bijian, kacang-kacangan, sereal, kacang kedelai.
42,43
Penyerapan
zinc
dipengaruhi oleh Fitat inositol heksafosfat, kalsium, fosfor, tembaga, magnesium dan besi dengan cara menginhibisi absrobsi
zinc
, karenanya sebaiknya makanan yang mengandung unsur-unsur tersebut dapat diberikan sekurangnya
empat jam setelah pemberian makanan ataupun suplemen yang mengandung
zinc
. Pemberian bersama vitamin D dapat meningkatkan bioavailabilitas
zinc
.
39
Pada manusia, diet vegetarian atau menghindari makanan daging merah merupakan
faktor risiko untuk terjadinya defisiensi dalam tubuh.
15,43
Defisiensi
zinc
juga dapat terjadi pada orang-orang yang merokok lebih dari 20 batang perhari
perokok berat. Al-Timimi
et al.
2010 mengadakan penelitian di Irak pada 254
Universitas Sumatera Utara
21
orang normal dalam kelompok usia 20-61 tahun, dijumpai secara signifikan defisiensi
zinc
pada perokok berat dibandingkan pada non-perokok hal ini dapat disebabkan efek
tobacco chelating
pada rokok yang dapat menghambat absorbsi dari
zinc.
44
Absorbsi
zinc
sebagian besar terjadi di duodenum dan yeyunum. Sel mukosa halus dapat mensekresi
zinc
dan menyalurkannya ke dalam darah.
Zinc
sebagian besar disekresi oleh usus halus dan sedikit dalam empedu yang kemudian dapat direabsorbsi kembali untuk proses regulasi keseimbangan
homeostasis kadar
zinc
. Ekresi
zinc
terutama melalui feses dan sebagian dapat diekskresikan melalui urin dan permukaan kulit deskuamasi, rambut dan
keringat. Konsentrasi
zinc
dalam serum berfluktuasi sebanyak sekitar 20 selama 24 jam. Konsentrasi yang tinggi dijumpai setelah tubuh menerima
makanan, kemudian setelah 4 jam konsentrasi
zinc
akan menurun secara progresif dan akan meningkat lagi pada saat tubuh menerima makanan kembali.
39
Kadar
zinc
yang normal dalam plasma adalah antara 70-125 mgdl, ekuivalen dengan 11-19 Mmoll.
45,46
Dosis yang direkomendasikan oleh
Recommended daily amounts
RDA adalah 15 mghari untuk pria dewasa dan 12 mghari untuk wanita dewasa.
42
Defisiensi
zinc
dapat diterapi dengan
zinc
sulfat sebesar 30 mg -150 mg per-hari.
47
Beberapa studi penelitian mendapatkan hasil pengobatan pada defisiensi
zinc
dengan dosis 50-100 mg yang dapat ditoleransi oleh tubuh.
42
Tanda dan gejala defisiensi
zinc
antara lain diare, intoleransi glukosa, hipospermia, gangguan kemotaksis, rabun senja, depresi, apatis dan
gangguan proses penyembuhan luka.
8
Universitas Sumatera Utara
22
2.4 Peran
Zinc
dalam Penyembuhan Luka Kronis
Zinc
terletak di matriks intraselular dan ekstraselular pada jaringan epidermis dan dermis dalam bentuk protein kompleks dimana
zinc
berfungsi sebagai stabilisator membran sel, ko-faktor esensial, mitosis, migrasi dan maturasi
dari sel.
16
Zinc
sebagai ko-faktor dalam sejumlah faktor transkripsi dan sistem enzim termasuk matriks metaloproteinase MMP, enzim superoksida dismutase
SOD,
metallothionein
MT, alkalin fosfatase. MMP menghidrolisis hampir semua struktur protein dari matriks ekstraselular ECM, seperti kolagen dan
elastin.
38
MMP akan memperbanyak
auto-debridement
dan migrasi keratinosit selama penyembuhan luka. Resistensi
zinc
terhadap apoptosis epitel dalam meningkatkan epitelisasi adalah dengan melalui peran
zinc
dalam stabilisasi membran sel dan sitoproteksi terhadap
reaktive oxygen species
ROS dan toksin bakteri melalui aktivitas antioksidan
zinc
dengan MT dan superoksida dismutase
metalloenzyme
.
8,12,38
MT, merupakan protein pengikat dengan berat molekul yang rendah dan mengandung 30 sistein. Ikatan protein dengan
trace element
sangat penting dalam distribusi
zinc
pada area target untuk metabolisme dan ekskresi. MT berperan dalam penyimpanan dan transportasi
zinc
.
15,16
Didalam sel, 30-40
zinc
berikatan dengan protein dalam inti, 50 terletak dalam sitoplasma, dan sisanya dalam membran sel.
15
Zinc
intraselular mengandung kompleks MT. MT akan mengatur intraselular
zinc
untuk enzim, molekul gen-regulasi dan penyimpanan
zinc
. Banyak peristiwa biokimia dan molekular dalam proses penyembuhan luka akan dapat dipercepat dengan penambahan suplemen
zinc
melalui regulasi MT dan MMP.
38
Salah satu bukti dari peran
zinc
dalam proses penyembuhan luka didapat melalui gambaran
metalloenzyme zinc
seperti alkalin
Universitas Sumatera Utara