2.8.2 Sistem adhesif
Adhesi merupakan suatu mekanisme fisik dan kimiawi yang komplek yang menghasilkan suatu perlekatan dari suatu substansi ke substansi lainnya. Sistem
adhesif mengandung dua monomer yaitu hidrofobik dan hidrofilik. Monomer
hidrofobik tidak mampu berikatan dengan dentin yang mengandung air, misalnya komponen
bis-phenol A glicidyl metacrylate Bis-GMA. Oleh sebab itu ditambahkan monomer hidrofilik
untuk membantu perlekatan dengan dentin yang lembab.
28
Monomer hidrofilik terdiri atas monomer netral dan monomer asam. Monomer netral
merupakan grup hydroxyl misalnya 2-hydroxyle methacrylate [HEMA] yang larut air.
Monomer asam dikelompokkan menjadi tiga grup yaitu grup carboxyle misalnya 4-
metacrylateethyl trimellitic acid anhydride [4-META]. Grup phosphoric misalnya dipentaerythritol-pentaacrylate phosphate ester [PENTA]. Terakhir grup sulphonic
misalnya 2- acryloamido-2-methylpropane sulfonic acid [AMPS].
29
Sistem adhesif dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu total etsa dan self
etch. Sistem total etsa menggunakan etsa asam fosfor yang diikuti proses pencucian. Sistem total etsa terdiri atas kelompok total etsa
-three step yang menggunakan bahan etsa,
primer dan bonding dalam botol yang terpisah. Sedangkan sistem total etsa-two step menggunakan etsa dengan bahan primer-bonding tercampur dalam satu botol.
Saat ini sistem total etsa- two step juga dikenal dengan istilah simplified adhesive
karena aplikasi yang lebih mudah, lebih cepat dan menghemat waktu.
11
Sistem self etch tidak menggunakan pencucian dan terdiri atas self etch-two
step dan self etch-one step. Sistem self etch-two step menggunakan aplikasi self etching-primer yang mengandung monomer asam group carboxylic atau phosphate
dengan pH antara 1,0-4,7 dan kemudian diikuti aplikasi bahan bonding. Sedangkan
sistem self etch-one step juga merupakan jenis simplified adhesive karena bahan etsa,
primer dan bonding dalam satu botol.
11
Sistem self etch memang lebih simpel dan
lebih efisien dibanding sistem total etsa . Namun self etch mengandung monomer
asam yang lebih tinggi untuk memodifikasi smear layers sehingga dapat berikatan
dengan tubulus dentin dibawahnya. Konsentrasi asam yang tinggi tersebut meyebabkan terbentuknya lingkungan yang sangat hidrofilik yang menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
cairan dentin berdifusi secara cepat setelah disinar, akibatnya akan mengganggu efektifitas polimerisasi dari semen resin.
11,29
Pada perawatan endodonti, prosedur preparasi saluran akar menyebabkan terbentuknya
smear layers pada permukaan tubulus dentin. Smear layers ini menghambat infiltrasi bahan
bonding ke dalam tubulus dentin untuk membentuk resin tags dan hybrid layers. Akibatnya ikatan mikromekanis dengan dentin tidak
terbentuk sehingga retensi pasak di dalam saluran akar menjadi berkurang. Oleh sebab itu pembuangan
smear layers secara optimal dari dalam saluran akar harus dilakukan untuk mendapatkan retensi pasak yang maksimal.
11
Simplified adhesive dari sistem total etsa dinyatakan mampu melarutkan smear layer lebih optimal dibandingkan self etch. Prosedur aplikasi simplified
adhesive dari total etsa terdiri atas dua tahapan. Tahapan pertama menggunakan asam phosphoric dengan konsentrasi antara 35 hingga 50 untuk melarutkan smear
layers, membuka tubulus dentin dan memaparkan serat kolagen dentin.
11,28
Tahapan kedua adalah aplikasi
primer dan bonding terhadap dentin saluran akar. Primer mengandung monomer hidrofilik
untuk menjaga wettability dan membantu cairan yang terperangkap di dalam substrat untuk diganti dengan monomer resin. Sementara
bonding mengandung monomer hidrofobik yang membantu perlekatan dengan bahan restorasi berbasis resin atau semen resin.
11,28
2.9 Interaksi total etsa dengan dual cured resin cement