dengan ujungnya membulat. Tekanan diaplikasikan ke sejajar dengan aksis panjang gigi dengan kecepatan 0,5 mmmenit hingga terjadi fraktur.
Load setelah terjadi fraktur kemudian dicatat dalam satuan Newton N. Disamping itu lokasi fraktur juga
diamati oleh dua orang pengamat kemudian dikategorikan menjadi repairable atau
irrepairable fracture.
Gambar 17. Alat Universal Testing Machine dan proses uji tekan pada sampel
4.8 Analisa data
Data hasil pengamatan yang diperoleh kemudian dilakukan uji analisa varians satu arah
ANOVA pada tingkat kemaknaan α=0,05 untuk mengetahui perbedaan ketahanan fraktur pada kelompok A,B dan C. Kemudian uji LSD dilakukan untuk
mengetahui perbedaan ketahanan fraktur antara kelompok A dengan kelompok B dan kelompok C. Data hasil pengamatan pola fraktur merupakan data kategorik yang
dianalisa menggunakan uji Kruskal wallis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Uji ketahanan fraktur dilakukan terhadap tiga kelompok sampel yang telah dipasangkan pasak
polyethylene fiber dengan sistem adhesif yang berbeda. Kelompok A sebagai kelompok kontrol tanpa sistem adhesif, kelompok B dengan sistem total
etsa dan kelompok C menggunakan total etsa yang ditambah self cure activator. Uji
tekan dengan alat Universal Testing Machine, Germany dilakukan hingga sampel
fraktur dan diperoleh data hasil pengukuran ketahanan fraktur dalam satuan Newton. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil pengukuran
ketiga kelompok telah terdistribusi normal. Berdasarkan uji Shapiro-Wilk diperoleh
nilai p0,05 pada ketiga kelompok yang menunjukkan data hasil pengukuran telah terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varian terhadap data dan
diperoleh nilai p0,05 yang menunjukkan varian data ketiga kelompok tersebut homogen. Oleh karena data yang diperoleh memenuhi persyaratan maka uji ANOVA
dapat dilakukan untuk mengetahui perbedaan ketahanan fraktur diantara ketiga kelompok dengan derajat kemaknaan α=0,05.
Gambar 18 menunjukkan nilai rerata dan standar deviasi ketahanan fraktur dari ketiga kelompok sampel perlakuan.
Gambar 18. Grafik nilai rerata ketahanan fraktur dengan standar deviasi. A. Pasak polyethylene fiber yang tidak menggunakan sistem adhesif, B. Pasak
polyethylene fiber menggunakan sistem total etsa, C. Pasak polyethylene fiber menggunakan sistem total etsa ditambah
self cure activator 915
1070 1160
161,675 161,933
172,884
500 1000
1500
A B
C Mean
Std. Deviation
Universitas Sumatera Utara